Ikan Discus merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar asli dari lembah Sungai Amazon, Amerika Selatan. Discus termasuk jenis ikan hias yang sangat digemari, selain karena bentuknya yang menggemaskan, warna dan corak yang dimilikinya juga sangat unik.
Sebagai ikan hias air tawar, discus menempati kedudukan sebagai “King of Aquarium” karena termasuk jenis ikan hias air tawar dengan penggemar terbanyak. Mengapa dinamai Discus? Pemberian nama ini berdasarkan kepada bentuknya yang pipih seperti sebuah piringan saat ditegakkan.
Ikan discus ditemukan pertama kali oleh Dr. Johan Jacob Heckel tahun 1840 di kota Manaus, Brazil. Kala itu, Dr. Johan menemukan ikan yang bentuknya pipih seperti piringan cakram, sehingga dia berikanlah nama “discus” yang berarti ‘cakram’.
Ikan tersebut lantas diberi nama Heckel Discus. Ikan ini berkembang biak di musim penghujan pada habitat aslinya, di antara Desember hingga Januari. Saat tingkat kesadahan air sungai lebih lunak dan kadar pH air cenderung asam.
Baca juga : Louhan, Ikan Unik yang Dipercaya Pembawa Keberuntungan
Kemudian di tahun 1904, oleh Pellegrin kembali ditemukan jenis discus lainya yaitu discus hijau, tepatnya di danau Tefe dan Teruvian, wilayah Amazonia. Selanjutnya, pada 1960 di kota Manaus, Brazil, Schultz menemukan 2 sub spesies discus yaitu Blue Discus dan Brown Discus.
Habitat alami ikan discus adalah air tergenang, aliran airnya lambat, dangkal, bersih, dan umumnya berada di daerah sungai dan danau yaitu di daerah Sungai Amazon di Brazilia, Colombia, Peru dan Venezuela. Discus hidup pada air ber pH 5 – 6 dengan kesadahan 10 – 30 ppm dan suhu 28 – 30 oC, dan kandungan oksigen terlarut ≥ 5 ppm, tetapi ikan diskus bisa toleran sampai 2 ppm.
Insang ikan discus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar garam dalam cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga memainkan peran penting; ikan discus yang kehilangan banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian pada ikan.
memiliki ciri-ciri ujung sirip punggung dan sirip anal lancip, ovipositor (alat untuk menempelkan telurnya) sedikit menonjol dan alat kelaminnya berbentuk lonjong atau elips. Discus betina memiliki ciri-ciri ujung sirip punggung dan sirip anal membulat, ovipositor lebih menonjol dan alat kelaminnya membulat.
Ikan discus ini memiliki 3 spesies besar yakni ikan discus biasa (Symphysodon aequifasciatus), ikan discus heckel (Symphysodon discus), dan spesies baru yang bahkan belum diberi nama tetapi telah memiliki nama latin Symphysodon tarzoo.
Bentuk ikan hias ini dari seluruh spesies pasti memiliki tubuh yang pipih dan corak warna-warni seperti hijau, kuning, merah, biru, dan bahkan campuran. Dapat dikatakan ikan ini adalah ikan hias yang mini karena tinggi dan panjangnya berkisar antara 20-25 cm saja. Berat tubuhnya 150-250 g.
Baca juga : Ikan Lemon, si Kuning Galak dari Afrika yang Mudah Dipelihara
Discus adalah jenis ikan yang hidup secara berkelompok (social fish). Bahkan di alam bebas, aslinya mereka hidup dalam kelompok besar. Ikan ini suka menghabiskan hidupnya di antara kelompok spesiesnya sendiri, tapi memilih pasangannya secara hati-hati.
Meskipun dipelihara dengan betina dan jantan lainnya, sebagian besar ikan discus akan menemukan satu pasangan yang benar-benar cocok. Ikan discus akan memilih pasangan kembali selama periode pemilihan berikutnya.
Sama dengan ikan neon tetra, ikan discus juga bisa mati jika dipelihara sendiri karena merupakan ikan yang senang berkelompok. Ikan discus yang dibiarkan sendiri bisa mengalami stres sangat besar karena terlalu sensitif terhadap situasi tersebut.
Untuk itu, setidaknya memelihara ikan discus enam ekor dalam satu akuarium agar jauh dari stres dan rasa takut berkepanjangan. Keadaan stres dan rasa takut berkelanjutan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dan terganggu, yang akhirnya membuat ikan discus terkena infeksi dan parasit.
Ikan discus berkembangbiak dengan bertelur. Telur-telur ikan discus ini nantinya akan dijaga oleh kedua orang tuanya, baik betina maupun jantan. Lucunya, saat telurnya sudah menetas, anak-anaknya yang masih kecil akan terus berenang mengekori induknya kemanapun.
Ikan discus adalah “orang tua” yang sangat penyayang dan bertanggung jawab. Ikan discus memberi makan bayinya dengan semacam lendir yang keluar dari area permukaan tubuhnya. Ditambah lagi, lendir ini berubah saat anak-anaknya tumbuh sehingga memungkinkan ikan discus memberikan nutrisi berbeda sesuai dengan tahapan perkembangan anak ikan.
Baca juga : Dwarf Cichlid, Jenis Ikan Hias Air Tawar Mungil yang Mempesona
Ikan discus termasuk dalam famili Cichlidae, yang juga disebut Cichlid, dalam ordo Cichliformes. Adapun famili Cichlid dikenal sebagai hewan peliharaan cukup agresif. Perilakunya yang terlalu teritorial dapat dengan cepat berkembang karena kurangnya makanan, waktu kawin, bahkan beberapa warna yang mencolok di antara ikan lainnya.
Namun, jika dibanding spesies lain dalam famili tersebut, ikan discus tergolong lebih ramah. Ikan ini masih bisa menunjukkan tanda-tanda agresi dari waktu ke waktu. Akan tetapi, ikan discus lebih bersahabat, bahkan bisa dipelihara dengan jenis ikan lainnya dalam satu akuarium jika memilih jenis yang tepat.
Meski bukan hewan nokturnal, ikan discus lebih menyukai jam-jam yang lebih gelap daripada terang. Namun, ikan discus tetap membutuhkan pancaran sinar matahari harian lantaran merupakan ikan tropis. Hanya saja, ikan discus memanfaatkan waktu pada siang hari untuk beristirahat.
Ketika sore menjelang malam hari tiba, ikan cenderung menjadi lebih aktif dan saling berinteraksi. Bahkan, banyak pemilik ikan discus mengungkapkan, ikan peliharaanya justru mulai lebih aktif ketika memasuki waktu tidur manusia.
Ikan discus termasuk ikan yang cerdas. Tidak hanya bisa mengenali pemiliknya dari waktu ke waktu, tapi juga bisa datang menyapa pemiliknya yang baru memasuki ruangan. Ketika waktu makan tiba, umumnya orang-orang akan menjatuhkan makanan ikan ke dalam akuarium. Untuk ikan ini, kamu bisa memberi makanan langsung dengan tangan.
Akan tetapi, ikan discus tidak cocok dipelihara oleh pemula dan memiliki tantangan untuk mereka yang berpengalaman. Tantangan terbesar adalah menjaga air tetap jernih dan parameternya sangat stabil. Dua hal ini mungkin terasa mudah dilakukan, tapi pertimbangkan ukuran ikan discus yang cukup besar dan jumlahnya dalam satu akuarium. Untuk itu, menjaga air akuarium tetap jernih dan parameter tetap stabil bukan hal yang mudah. (Ramlee)