Usai sudah rangkaian gelaran Liga Puter Pelung Jawa Timur. Gelaran putaran ke-5 sekaligus memperingati HUT Kab Tulungagung yang ke-817 pada Minggu, 20 November 2022 menjadi agenda pamungkas event milik Pengda PPPPSI Jawa Timur. Pengcab PPPPSI Tulungagung menggelarnya di Gantangan Sedulur Kopi di pinka Tulungagung.
Berakhirnya Liga Puter Pelung Jawa Timur, berarti tuntas sudah rangkaian acara yang dikemas sejak pertengahan tahun 2022. Sekaligus menepis keraguan sebagian orang akan kelangsungan LPJT 2022, begitu event ini biasa disebut. Sebagai ajang paling akhir, memang sudah tidak menentukan posisi pemimpin klasemen.
Namun demikian tidak mengurangi kemeriahan gelaran lomba. Berbagai kesulitan yang timbul dapat diatasi dengan semangat kebersamaan. Diharapkan untuk tahun berikutnya, Liga Puter Pelung Jawa Timur bisa dikemas lebih luar biasa lagi.
Yang jelas semua Pengcab di Jawa Timur harus ikut mendukung demi kesuksesan gelaran liga. Faktor-faktor pendukung seperti juri yang selalu saja jadi omongan meskipun juga tidak terbukti dan kemasan-kemasan yang lebih inovatif serta menarik sangat diharapkan bisa terbangun dalam gelaran selanjutnya.
Dengan demikian diharapkan bisa memberikan daya tarik pada peserta. Karena yang pasti dengan gelaran liga yang sudah berjalan, antusias para mania puter pelung yang mendukung acara cukup besar dan kuat.
Para senior semakin eksis untuk selalu hadir dalam setiap agenda kegiatan. Begitu sebaliknya, para pendatang baru sepertinya tidak ingin kalah untuk bisa menjadi bagian dari kegiatan tersebut.
Kolaborasi inilah yang mampu menghadirkan sebuah gelaran penuh pesona, penuh kegembiraan, sehingga tidak hanya sekedar menjadi ajang pesta perebutan kemenangan semata. Tetapi lebih kepada ruang untuk terus menjalin silaturrahmi diantara puter pelung mania yang ada di Jawa Timur.
Drs. Bambang Ermawan M.Pd, selaku Ketua Pengcab Tulungagung, akhirnya bisa menuntaskan agenda yang sudah tersusun dengan lancar, sukses, dan tanpa ada hal-hal yang mengganggu jalannya liga.
Dalam pernyataannya, Drs. Bambang Ermawan M.Pd mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan pihak-pihak yang selama ini banyak membantu terlaksananya agenda milik Pengda Jawa Timur ini.
Dukungan dari peserta yang tidak hanya dihadiri oleh puter pelung mania setempat, tetapi juga dari luar Tulungagung, menjadi perhatian. Selama ini Liga Puter Pelung Jawa Timur, selalu dihadiri para mania, mulai dari yang senior sampai pendatang baru. Dari yang peserta terdekat, sampai pada peserta yang harus menempuh perjalanan ratusan kilometer. Begitu juga liga ini juga dihadiri oleh mania lawas sampai pendatang baru.
Mereka berkumpul, bersilaturrahmi, dan saling mengikat rasa memiliki satu sama lainnya. Perjuangan para panitia untuk tetap selalu menghadirkan gelaran dan pengorbanan peserta untuk meluangkan waktu demi bisa meramaikan gelaran, adalah sesuatu yang patut untuk diapresiasi.
Peserta datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Mereka tidak pernah bosan dan lelah untuk memberikan perhatian dengan cara hadir bersama orbitan miliknya, baik dalam kapasitas besar (rombongan) ataupun single fighter.
Lewat even ini, Jawa Timur telah membuktikan eksistensinya di dunia hobi puter pelung tanah air. Apresiasi juga patut diberikan pada Letkol CPM (Purn) Didik Hariyadi, yang selalu menjadi motor penyelenggaraan liga.
Sebagai Ketua Pengda PPPPSI Jawa Timur, Didik Hariyadi selalu setia berada di tengah-tengah puter pelung mania. Apa yang sudah diberikan layak untuk dicatat sebagai bukti kepeduliannya pada hobi puter pelung.
Sementara itu, pelaksanaan Liga Puter Pelung Jawa Timur 2022, putaran akhir berjalan lancar tanpa hambatan, nyaris tanpa hambatan. Cuaca cerah berawan membuka sesi pertama yang menandingkan kelas Madya.
Begitu panitia menyatakan babak pertama dimulai, burung-burung yang bertarung di kelas Madya ini langsung terjadi saling susul nilai. Pertengahan babak pertama gantangan 58 mencuri perhatian para mania setelah mendapatkan bendera lima warna.
Penilaian menggunakan system empat babak dengan perbabaknya memakan waktu 20 menit, saat menyisakan lima menit lagi, burung di gantangan 64 menyusul mendapatkan bendera lima warna. Begitu usai, tidak kurang ada 9 burung berhasil mendapatkan empat warna.
Memasuki babak ke dua, sebanyak 56 burung di gantangan pun langsung saling kejar perolehan nilai. Lagi-lagi gantangan 58 mendapatkan bendera lima warnanya kembali. Lalu tidak lama gantangan 25 pun menyusul.
Di babak ketiga, performa gantangan 58 menurun dengan hanya mampu raih empat warna. Sementara gantangan 25 kembali melejit dengan lima warnanya, lalu disusul oleh gantangan 64. Pada babak keempat, seolah terjadi anti klimaks. Hanya ada 12 burung yang mendapatkan bendera empat warna.
Akhirnya untuk kelas Madya, podium pertama berhasil didapat Maaboonk amunisi Puji dari Porong Sidoarjo, produk ternak Bam 949 yang menempati nomor gantangan 64. Disusul kemudian oleh Tresno Gati, andalan H. Alif dari Bangkalan, ternakan AG 700 yang berada di gantangan nomor 58 dan tempat ketiga dimenangkan King Kong Seed milik Didik Hariyadi Sekumpul Malang, ring CPM 201 yang digantang pada nomor 25.
Tepat jelang waktu sholat dhuhur sesi pertama usai. Cuaca secara perlahan berubah redup. Udara terasa gerah. Selepas menikmati makan siang, para peserta mendesak panitia untuk segera memulai sesi kedua. Langit terlihat semakin gelap.
Sesi kedua ini melombakan kelas Utama dan ring PPPPSI. Arena lomba dibagi menjadi empat blok, dengan masing-masing dua blok untuk setiap kelasnya. Blok C dan D ditempati kelas Utama, blok A dan B buat kelas PPPPSI.
Pada babak pertama, persaingan sengit dan ketat pun terjadi. Semua burung seolah ingin menunjukkan performa terbaiknya di hadapan para juri. Pertengahan babak, bendera lima silih berganti diberikan oleh juri untuk empat burung di kelas Utama dan dua burung untuk kelas PPPPSI. Begitu usai, angin terasa keras menerjang arena.
Tidak lama kemudian hujan deras turun. Atap berbahan polykarbonat, meredam suara jatuhnya curah hujan. Semua burung tetap nyaman ditempatnya. Beberapa burung yang ada di pinggir arena terpaksa menerima tampias air hujan. Panitia dengan disetujui oleh peserta dan juri, menunda pelaksanaan babak kedua selama 10 menit, menunggu hujan sedikit reda.
Para supporter pun mendekat ke arena lomba. “Ikut lomba di PPPPSI memang berat, yang ikut burung-burung yang kualitasnya bisa dibilang merata bagusnya,” ujar Fernawan, joki dari MJ BF Sidoarjo.
“Burung yang dapat urutan kejuaraan di dalam lomba-lomba organisasi ini pastilah membanggakan selain karena lombanya sangat bergengsi juga karena memang lawannya pun banyak sekali burung-burung yang bagus,” tambahnya sambil sesekali melihat burung asuhannya.
Ketika babak kedua dilanjutkan, sampai pertengahan babak, tidak banyak bendera warna merah bertebaran seperti halnya di babak pertama. Hanya burung-burung bermental kuat yang hampir tidak terpengaruh oleh situasi yang tidak menguntungkan tersebut.
Setelah menyelesaikan empat babak penjurian, dua burung milik Tresna Wijaya Jakarta menguasai tempat teratas di kelas Utama. Juara pertama diboyong oleh Dona Doni di gantangan nomor 6, setelah tampil begitu cemerlang. Puter pelung ternakan AG 88 ini juara berkat raihan bendera lima warna sepanjang empat babak.
Dilanjutkan kemudian oleh Bunga Desa bergelang Dewi 77 yang menempati nomor gantangan 12, setelah menyalip kompetitornya di babak keempat. Dan juara ketiga jadi milik Rangga Wuni besutan H. Harnadi Sidoarjo bergelang MJ 599 di gantangan 19.
Kedua burung ini mempunyai nilai yang sama. Sebenarnya Rangga Wuni memimpin hingga usainya babak ketiga. Sayang pada babak keempat tidak bisa mempertahankan penampilan apiknya dengan hanya mendapatkan empat warna saja.
Di kelas PPPPSI, Naga Bonar orbitan Indra Nug Blitar merebut gelar juara pertama. Puter pelung bergelang KSB 170 yang digantang pada nomor 33 dinyatakan sebagai juara setelah sukses meraih bendera lima warna pada babak pertama, kedua, dan ketiga serta empat warna pada babak keempat.
Tempat kedua diraih oleh Sekar Kemuning gaco andalan H. Harnadi dari Sidoarjo. Burung produk PKJ 631 yang menempati nomor gantangan 37 memastikan diri dengan raihan bendera lima warna hitam pada babak pertama dan ketiga.
Sedang pada babak kedua dan keempat, empat warna menjadi miliknya. Dan Boming, andalan Afif dari Trenggalek, burung ternakan Fla 823 yang digantang pada nomor 38 menjadi juara ketiga.
Sementara di klasemen akhir, Dewa Dewi andalan Tresna Wijaya Jakarta ring AG 333 berhasil meraih juara pertama di kelas Utama dengan total poin 108. Untuk kelas Madya, Aborigin amunisi Kandang Songo BF Madiun ring Upap 211 berhasil meraih juara pertama dengan total poin 95.
Untuk kelas ring PPPPSI, Sekar Kemuning ring PKJ 631 milik H. Harnadi Sidoarjo ditetapkan sebagai juara pertama dengan total poin 96. Semua juara sukses mengunci gelar juara sebelum gelaran liga memasuki putaran akhir. Raihan poinnya sudah tidak mampu dikejar oleh para lawan.
Lucky Sugiarto pemilik Kandang Songo BF sempat mengomentari keberhasilan burung andalannya menjadi juara umum Liga Puter Jawa Timur 2022, “Alhamdulillah, perjuangan 1 tahun terbayarkan. Gak gampang mempertahankan gelar di setiap putaran Liga Puter Jawa Timur 2022.”
“Siapapun formasi jurinya yang menilai, Aborigin tetap mampu meraih podium juara. Kualitas yang bicara di atas gantangan. Terimakasih buat semua dulur-dulur yang telah ikut mensukseskan Liga Puter Jawa Timur 2022 di setiap putaran. Kalian luar biasa.” (Ramlee/KD9)