Untuk menggairahkan penggemar puter pelung di Sidoarjo, Perkumpulan Penggemar dan Pelestari Puter Seluruh Indonesia (PPPPSI) Pengcab Sidoarjo kembali mengadakan latihan bersama (Latber). Digelar pada Minggu, 16 Juli 2023 di Gantangan PPKL JC Jl Raden Patah 48-50 Pucang Anom Sidoarjo.
Latber bertajuk Sidoarjo Gemilang, tergelar karena permintaan para puter pelung mania selepas gelaran Liga Puter Jawa Timur Putaran Ke-2 di Bondowoso. Setelah melalui pertimbangan alot diantara para punggawa Delta Force, baru pada Kamis sore kepastian acara didapat.
Seakan tidak mempedulikan jumlah keikutsertaan penghobi yang akan datang, Hariyono yang menjadi penanggung jawab acara secara optimis memutuskan agenda lomba di Sidoarjo jalan. “Ini untuk memenuhi permintaan para fighter yang ingin burungnya terbiasa kembali dengan suasana lomba,” ungkap Hariyono singkat.
Namun tidak dinyana, undangan yang disebar segera direspon dengan baik oleh para mania. Bahkan peserta dari Tuban seperti ngluruk Sidoarjo dengan mengusung belasan burung miliknya. Mereka sehari sebelumnya telah tiba di Sidoarjo.
Seperti tajuknya latihan bersama, Latber Sidoarjo Gemilang benar-benar sebagai ajang melatih gaco-gaco yang baru beranjak turun di arena kontes. Bahkan ada beberapa burung yang sedang mengeram pun dipaksa turun, demi mengikuti undangan. Benar-benar luar biasa.
“Ini burung sedang mengeram sebenarnya, wes tak bawa ae,” kata Rudi penggemar baru asal Sidoarjo, ketika ditanya perihal gaco yang dibawanya. “Mumpung bisa ikut, padahal ada acara kondangan saudara sendiri,” jawabnya sambil terkekeh. “Bisa marah ini istri di rumah kalau kesiangan baliknya,” imbuhnya.
Ketua Pengcab Sidoarjo Shofwan mengatakan latber ini rutin diselenggarakan di sela Liga Puter Jawa Timur, agar para puter pelung mania berkesempatan melatih gaco barunya untuk bisa diturunkan di ajang LPJT atau event-event lainnya.
“Hari ini tampak beberapa wajah baru hadir di arena lomba. Mereka tahunya dari media sosial, itupun baru di Jum’at kemarin. Jadi praktis tampil tanpa persiapan apapun dan hanya menjajal kemampuan burung-burung yang dimilkinya,” jelas Hariyono yang mengawasi pendaftaran peserta.
“Sementara para fighter yang biasa hadir di arena gantangan sepertinya membawa calon-calon jawara baru. Ini sebagai bukti bahwa peternak di seputaran Sidoarjo tidak pernah berhenti mencetak burung-burung jawara.”
Informasi dari meja sekretariat, para petarung datang dari Tuban, Surabaya, Pasuruan, dan Sidoarjo sendiri selaku tuan rumah. Walau hanya berskala latber, namun para gaco yang turun terbilang berkelas. H. Alif dari Bangkalan yang beberapa waktu terakhir burung-burung rawatannya merajai di banyak arena lomba juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menampilkan beberapa burung calon jawaranya.
Babak pertama berjalan agak lambat, tetapi memasuki pertengahan, peserta mulai aktif melantunkan anggun terindahnya. Burung di gantangan 10 menarik perhatian juri dengan capaian empat warnanya plus usulan. Tidak beberapa lama koordinator meluluskan usulan itu menjadi lima warna.
Di babak kedua berjalan jauh lebih cepat, namun hanya gantangan 10 saja yang masih terdengar istimewa dengan mendapatkan nilai 43 ¾ atau lima warna kembali. Babak ketiga berjalan selepas juri rehat sejenak, burung di gantangan 32 mulai unjuk diri dan berhasil raih lima warna. Namun gantangan 10 telah mengunci gelar meskipun hanya mendapatkan empat warna saja.
Secara keseluruhan acara berlangsung lancar tanpa masalah. Cuaca cerah dan cenderung panas mengawal acara dari awal hingga akhir. Para juri yang diturunkan untuk menjadi juru vonis mampu bekerja dengan baik. Dengan raihan dua kali bendera lima warna dan dua bendera empat warna Rembulan di gantangan 10 dinyatakan sebagai juaranya.
H. Alif pemilik AG BF Bangkalan memang bertangan dingin dengan kemampuannya mencetak burung-burung jawara. Seperti halnya Rembulan bergelang AG 50. Tempat kedua dimenangkan Adela ring FR 99 amunisi Feri Sidoarjo yang ada di gantangan 32. Sayang Adela hanya mampu tampil prima di babak ketiga saja. Sementara menggenapi tiga besar, satu lagi produk AG BF yakni Potre Koneng ring AG 52 di gantangan 20.
Saat panitia masih sibuk mendata 15 burung yang masuk daftar juara. Para penghobi puter pelung yang ada di lokasi, mengajukan permintaan kepada panitia untuk menggelar kelas BOB. Ini terjadi karena beberapa burung besutan mereka tidak tampil maksimal.
Padahal Latber Sidoarjo Gemilang hanya menggelar sesi kelas Madya saja. Tetapi akhirnya atas desakan para penghobi, kelas BOB pun diadakan. Ada 20 burung yang ikut serta pada sesi tambahan ini. “Penasaran dan ingin dengar suara burungku saat ada di gantangan,” ungkap A. Latif.
“Sekalian kita beri kesempatan pada tim dari Tuban yang jauh-jauh kesini pengen menjajal kemampuan burung-burungnya,” jelas Dhe Nardi yang selalu bersemangat mensupport Pengcab Sidoarjo. “Mumpung waktu masih panjang,” katanya enteng.
Untuk sesi BOB ini, hanya akan berlangsung tiga babak saja dengan berdurasi masing-masing babak 15 menit. “Sesi BOB gak perlu lama penilaiannya,” sahut para peserta. Ketika juri memulai penilaiannya, cuaca berubah jauh lebih sejuk. Angin kerap datang menyegarkan arena yang tadinya terasa gerah.
Tidak seperti di sesi sebelumnya. Beberapa burung sepertinya juga tampil kurang maksimal. Bahkan salah seorang supporter dari Tuban tampak tertidur bersandar tiang gantangan, nikmat sekali. Di babak pertama ada dua burung yang telah mendapatkan empat warna plus bendera pengajuan, namun hingga babak pertama usai tidak ada perubahan nilai.
Para mania begitu menikmati sajian Latber Sidoarjo Gemilang. Tanpa terasa tiga babak berlalu dengan kembali tampilnya Rembulan milik AG BF Bangkalan di sebagai juara setelah menuntaskan perlawanan lawan-lawannya dengan capaian lima warna di babak ketiga. Sedangkan kompetitor lainnya tidak ada yang mampu mendapatkannya.
Disusul di tempat kedua ada Arjuna di gantangan 30 ring AG 60, debutan AG BF lainnya, posisi ketiga direbut Surajaya ring SP 57 andalan Ronggolawe Team dari Tuban di gantangan 39, lalu berikutnya Jackpot ring MJ 772 orbitan Agus Pj Sidoarjo. Dan di tempat kelima ada Bintang Madura, lagi-lagi burung milik AG BF dengan ring AG 26. (Ramlee)