Babi batang atau bisa juga disebut Pulusan (Arctonyx hoevenii) adalah sejenis mamalia kecil dari suku Mustelidae yang menyebar luas di Asia Tengah dan Tenggara. Satwa ini merupakan spesies hewan langka dan dilindungi.

Babi batang memang tergolong hewan yang jarang terdengar di masyarakat. Bahkan bisa dikatakan tidak banyak yang tahu perihal hewan satu ini. Padahal hewan unik ini merupakan salah satu satwa asli Indonesia, yang dapat ditemukan di Pulau Sumatera.

Sekilas babi batang memang terlihat seperti babi, tetapi anehnya, hewan ini sama sekali tidak berkerabat dengan babi. Alih-alih dengan babi, hewan ini justru berkerabat dekat dengan sero dan cerpelai, berang-berang, teledu, marten, hingga mink.

Babi Batang/Pulusan penghuni hutan Sumatera

Bila dilihat dari rambutnya, satwa ini lebih mirip dengan binturong. Secara fisik anggota famili Mustelidae memiliki sejumlah kemiripan. Mereka biasanya mempunya kaki-kaki yang pendek, ekor berukuran pendek sampai sedang, serta postur tubuh hewan ini yang memanjang.

Baca juga : Kucing Emas, Predator Misterius Lebatnya Hutan Sumatera yang Terancam Punah

Kelompok satu ini umumnya ditempati oleh golongan mamalia bersifat karnivora. Namun ada pula anggotanya yang memiliki sifat omnivora, salah satunya adalah pulusan atau babi batang. Makanan utama mereka adalah buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian, dan akar-akaran yang dapat mereka temukan di sekitar habitat mereka.

Corak bulu babi batang mirip dengan Sigung

Selain itu, babi batang juga memakan serangga, cacing tanah, dan bahkan bangkai hewan kecil yang mereka temukan. Kemampuan mereka untuk mencerna berbagai jenis makanan membuat mereka mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan hutan.

Namun, untuk wilayah geografisnya menyesuaikan dengan sub-spesiesnya. Ada enam sub-spesies yang hidup di wilayahnya masing-masing. Babi batang memiliki tubuh yang gempal dan berotot. Ukuran tubuhnya bervariasi tergantung pada subspesies dan habitatnya.

Babi batang sepintas juga mirip dengan musang biul, tetapi dengan ukuran tubuhnya relatif lebih besar. Panjang tubuh hewan ini sekitar 55 hingga 70 cm dan berat sekitar 7 hingga 14 kg. Sedangkan ekornya pendek yang biasanya panjangnya hanya sekitar 15 hingga 30 cm.

Kulit babi batang ditutupi oleh rambut kasar yang terdiri dari bulu-bulu kaku. Moncong hewan ini terlihat mirip seperti babi. Mungkin lantaran itu pula, pulusan disebut juga sebagai babi batang, hog badger atau luwak babi.

Babi batang sedang mencari makan di siang hari

Babi batang juga memiliki taring yang tumbuh cukup besar serta berbahaya. Cakarnya panjang dan melengkung layaknya beruang. Cakar ini sangat berguna dalam menggali sarang dan mencari mangsa yang ada di dalam tanah.

Baca juga : Kambing Hutan Sumatera, si Pemalu yang Kian Langka

Dibandingkan anggota Mustelidae lain, babi batang memiliki ukuran tubuh yang cukup gemuk. Tubuhnya ditumbuhi bulu berwarna kekuningan hingg abu-abu. Dengan pita putih lebar di tepi luar telinga hingga moncong.

Sepintas babi batang juga seperti binturong satwa endemik Kalimantan

Sedangkan pada kaki dan perut mempunyai bulu berwarna hitam. Bulu di kepala cenderung lebih terang hingga keputihan dengan garis-garis hitam memanjang di sekitar mata, hidung hingga telinganya.

Habitat asli babi batang atau pulusan ini ada di hutan-hutan Pulau Sumatera. Warna bulu babi batang sangat mirip dengan hewan sigung. Karena ciri khas inilah, babi batang juga dijuluki sebagai Sigung Sumatera.

Kendati demikian, hewan singung biasanya memiliki bulu-bulu halus dan tebal dengan corak putihnya yang jelas terlihat. Sementara babi batang mempunyai bulu yang kaku dan tipis, coraknya pun cenderung lebih kusam dibandingkan dengan sigung.

Babi batang lebih suka menghuni hutan-hutan dataran rendah yang lembab, termasuk hutan rawa, dan hutan pegunungan yang berhutan lebat. Spesies ini menghuni kawasan hutan tropis dataran rendah dengan ketinggian sampai 3.500 meter di atas permukaan laut.

Babi batang di sarangnya pada malam hari

Tipe habitatnya mulai dari hutan primer, padang rumput, hingga daerah pertanian. Selain di Indonesia, satwa ini bisa dijumpai di Bhutan, Kamboja, China, Thailand, Laos, Mongolia, Myanmar, India, dan Vietnam. Pusat distribusinya paling padat di Asia Tenggara.

Baca juga : Kelinci Belang Sumatera, Spesies Endemik Sumatera Paling Langka di Dunia

Babi batang aktif di siang hari (diurnal) namun catatan lain menyebutkan bahwa babi batang adalah hewan nokturnal (aktif di malam hari) dan terestrial (aktif di atas tanah). Tidur selama siang hari di celah bebatuan atau di lubang tanah yang dibuatnya sendiri.

Babi batang juga terlihat tengah istirahat di sarangnya pada siang hari

Baru aktif di senja hari menggali tanah dengan cakar dan moncongnya untuk mencari makanan. Meskipun demikian, analisis terhadap foto-foto hasil kamera jebakan di Burma memperlihatkan bahwa tidak ada puncak aktivitas hewan ini baik di siang maupun malam hari.

Merujuk IUCN Red List, status konservasi spesies A, babi batang berada pada ketegori vulnerable atau rentan. Walaupun jumlah spesifiknya belum diketahui, namun tren populasi hewan tersebut disinyalir terus berkurang. Angka deforestasi (alih fungsi hutan) dan kebakaran hutan Sumatera memang cukup tinggi. Diperparah dengan masifnya aktivitas perburuan liar. (Ramlee)

By Ramlee

4 thoughts on “Babi Batang, Hewan Unik Bertubuh Gempal Berotot Penghuni Hutan Sumatera”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *