Akar bahar merupakan satwan yang digolongkan sebagai binatang berongga yang tergolong dalam kelas Anthozoa. Dalam Bahasa Inggris dinamakan “The Black Corals” atau “The Thorny Corals”. Akar bahar merupakan satu satu jenis satwa laut yang bentuknya menyerupai tumbuhan dan hidup di dasar laut.
Nama akar bahar ini diketahui berasal dari Bahasa Arab dan Melayu. Bahar dalam bahasa Arab artinya laut, sehingga akar bahar diartikan sebagai akar laut. Di Maluku, namanya lebih dikenal dengan nama ruhu atau luhu. Sementara dalam bahasa Bali, disebut juga gelang uli.
Masyarakat atau penduduk lokal yang mendiami wilayah pesisir tidak jarang memanfaatkan sumber daya laut ini untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di beberapa daerah, akar bahar dianggap memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat, seperti penangkal penyakit.
Baca juga : Belangkas, Fosil Hidup Penyelamat Jutaan Manusia
Akar bahar sejak lama dijadikan bahan aksesoris seperti gelang atau cincin untuk diperjualbelikan. Gelang, giwang, serta benda-benda kerajinan dengan berbagai bentuk yang terbuat dari hewan laut ini banyak ditemukan di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.
Akar bahar dipercaya sebagai sesuatu yang ditakuti makhluk gaib. Jika dipakai, konon akan mampu menetralkan pengaruh ilmu gaib yang bersifat negatif, juga diyakini dapat menghindarkan penggunanya dari penyakit dan pengaruh roh jahat sehingga diperjualbelikan dalam bentuk jimat atau tasbih.
Selain sebagai gelang, sebagian masyarakat di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, juga biasa menggantung akar bahar di depan pintu rumahnya. Mereka percaya, benda ini mampu menjaga penghuni rumah dari hal-hal buruk dan akan membawa kebaikan. Gelang akar bahar juga sering dipakai oleh para pendekar maupun jawara.
Banyak yang menyangka akar bahar merupakan tumbuhan laut. Namun, sebenarnya biota laut ini adalah hewan yang digolongkan sebagai binatang berongga yang tergolong dalam kelas Anthozoa. Satwa ini hidup di perairan laut.
Terutama perairan yang memiliki terumbu karang. Tubuhnya menyerupai tumbuhan yang membentuk koloni di sekitar terumbu karang. Biasanya, akar bahar hidup pada kedalaman lima sampai sepuluh meter. Namun, ada pula yang hidup sampai kedalaman empat puluh meter.
Satwa laut unik ini memiliki beberapa keistimewaan, yaitu tidak memiliki sistem pembuangan sisa pencernaan seperti halnya hewan lain yang memiliki anus. Keistimewaan lainnya, tidak memiliki sistim pernapasan dan peredaran darah.
Baca juga : Labi-Labi Moncong Babi, Satwa Endemik Papua yang Semakin Langka
Ciri lain yang menandakannya sebagai binatang, yakni memiliki tangan atau tentakel dan saluran pencernaan. Selain itu, dapat melakukan perkembangbiakan dengan melakukan semacam perkawinan. Organ perkembangbiakannya disebut gamet, terdiri dari organ jantan dan betina.
Pada masa perkembangbiakan, gamet jantan dan betina bertemu di perairan. Setelah gamet-gamet tersebut menyatu akan terbentuk “zygot” yang merupakan cikal-bakal akar bahar baru. Satwa unik ini memerlukan kondisi perairan yang subur dan baik agar tetap hidup.
Jadi, kondisi perairan sangat menentukan kelangsungan hidup akar bahar. Perairan laut yang tercemar akan mengganggu kesuburan akar bahar. Butuh menyelam hingga belasan meter untuk mengambil hewan ini dari koloninya.
Akar tersebut kemudian akan mengeras sebagai proses oksidasi dan timbul semacam lapisan keratin berwarna gelap. Satwa ini mengandung kalor yang membuatnya mampu menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya.
Konon, hal itulah yang membuatnya dapat mengurangi rasa sakit akibat benturan benda keras sehingga kerap dijadikan jimat saat bertarung. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan kandungan yang terdapat di dalamnya.
Manfaatnya tidak hanya berkaitan dengan mistis, tetapi juga untuk kesehatan, salah satunya pengobatan rematik atau sakit pinggang. Caranya dengan meminum rendamannya. Hewan laut ini juga bermanfaat untuk mencegah defisiensi kalsium bagi yang mengonsumsinya.
Baca juga : Udang Selingkuh, Lobster Unik dari Sungai Baliem Papua
Sebab, akar bahar dipercaya memiliki kandungan kalsium yang tinggi yang baik untuk kesehatan tubuh dan tulang. Sering muncul pertanyaan muncul, benarkah akar bahar memiliki kandungan obat yang baik untuk kesehatan? Sejauh ini, pengetahuan mengenai manfaat dan khasiat akar bahar sebagai obat hanya berdasarkan pengalaman yang terjadi di masyarakat. Belum banyak penelitian dilakukan.
Semua jenis akar bahar dari genus Anthiphates juga masuk ke dalam jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Dan masuk dalam Appendiks II CITES (DitJen Kp3K, 2011). Meskipun termasuk kelompok yang berstatus dilindungi, keberadaan akar bahar masih dperjualbelikan secara bebas. (Ramlee)
[…] Baca juga : Akar Bahar, Satwa Laut yang Sering Dijadikan Gelang itu Statusnya Dilindungi […]