Ayam kampung (Gallus domesticus) telah lama dipelihara oleh masyarakat. Sebagian orang menganggap ayam kampung sama dengan ayam buras. Padahal ada perbedaan istilah antara ayam buras dan ayam kampung. Istilah ayam buras digunakan untuk menyebut jenis ayam yang bukan ras.
Istilah buras (bukan ras) dipakai untuk membedakannya dengan golongan ayam ras seperti ayam broiler dan ayam ayam ras petelur. Ayam kampung termasuk golongan ayam buras. Jenis-jenis ayam buras lain diantaranya ayam bangkok, ayam pelung, ayam arab, ayam kedu, ayam katai, ayam nunukan, dan lain-lain.
Ayam kampung disukai karena dagingnya yang kenyal dan berisi, tidak lembek dan tidak berlemak sebagaimana ayam ras. Berbagai masakan Indonesia banyak yang tetap menggunakan ayam kampung, karena dagingnya tahan pengolahan (tidak hancur dalam pengolahan).
Banyak masyarakat yang mulai memilih ayam kampung karena dagingnya lebih lezat dan gurih. Berbeda dengan ayam broiler yang empuk sehingga tidak menimbulkan sensasi. Daging ayam kampung cenderung liat sehingga terasa ketika digigit.
Baca juga : Apa yang Dimaksud dengan Ayam Buras?
Selain tekstur serta rasanya, banyak orang yang mencari daging ayam kampung karena kandungan lemaknya lebih rendah dibanding ayam broiler. Kelebihan lainnya yang tidak kalah menarik adalah warna dagingnya yang dianggap lebih eksotik.
Selain itu daging ayam kampung memiliki keunggulan dibandingkan daging ayam broiler, karena kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Bagian daging dada ayam ini termasuk makanan utama atlet binaraga. Sebab, daging ayam kampung mengandung 19 jenis protein dan asam amino yang tinggi.
Masyarakat di pedesaan sejak dulu sudah melakukan usaha peternakan ayam kampung. Meski peternakan ayam kampung jumlahnya hanya sedikit, dan terkadang proses budidaya tidak dilaksanakan secara serius.
Saat ini ayam kampung sudah mulai dilirik kembali, meski permintaannya tidak lebih tinggi dibanding ayam broiler. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya restoran, rumah makan, maupun warung-warung yang menyajikan menu berbahan dasar ayam kampung.
Selain itu, permintaan ayam kampung yang meningkat juga disebabkan oleh adanya perubahan gaya hidup pada masyarakat utamanya yang ada di perkotaan. Permintaan tersebut membuat bisnis ayam kampung terus diminati banyak orang.
Seriring meningkatnya permintaan ayam kampung baik daging maupun telurnya, ternak ayam kampung kini banyak diusahakan secara semi intensif dan intensif. Ternak ayam kampung pun tidak hanya diambil dagingnya, melainkan banyak yang berorientasi pada telur.
Awalnya ternak ayam kampung banyak dilakukan secara subsisten alias sebagai sampingan saja. Ayam kampung dipelihara di pekarangan-pekarangan rumah dengan sistem umbaran, atau di lepas liarkan. Tujuan ternak ayam kampung untuk diambil dagingnya karena produksi telurnya relatif rendah.
Secara alami sifat mengeram ayam kampung akan muncul saat masa bertelur, biasanya setelah bertelur sebanyak 15–21 butir. Pada sarang bertelur tradisional, gejala-gejala munculnya sifat alami ini akan ketara jelas. Sepanjang siang dan malam ayam akan duduk dalam posisi mengeram pada sarang bertelurnya.
Baca juga : Mengenal Sedikit Tentang Ayam Kampung
Sifat mengeram ayam petelur merupakan salah satu hambatan dalam produksi telur. Pasalnya, dalam kondisi normal, induk akan mengerami telur selama 3 minggu atau 21 hari. Hal ini tentu saja tidak efektif untuk usaha ayam petelur.
Untuk produksi telur, sebagian peternak lebih memilih jenis ayam buras lainnya yang memiliki produktivitas lebih tinggi. Diantaranya jenis ayam arab dan ayam pocin. Dimana karakteristik telurnya mirip dengan ayam kampung. Sebagai perbandingan, produktivitas telur ternak ayam kampung hanya mencapai 115 butir per tahun, sedangkan ayam arab bisa mencapai 225 butir telur per tahun.
Kini, ayam kampung tersebut sudah lebih giat diternakkan karena permintaan daging dan telur ayam kampung tergolong baik. Apabila ditinjau dari sisi produktivitas, ayam kampung sebenarnya “tidak layak” diusahakan. Namun, karena permintaannya yang tinggi membuat ayam kampung tetap bisa diternakkan.
Ayam kampung terbilang lebih mudah dipelihara karena ayam kampung lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Ayam ini juga lebih tahan terhadap stres sehingga tidak memerlukan lahan yang luas. Harga jual komoditas terbilang stabil dan relatif lebih tinggi dibanding ayam broiler.
Sebelum memutuskan mulai beternak ayam kampung, sebaiknya memperhatikan dan memahami beberapa hal terkait dengan ayam kampung itu sendiri. Sehingga nantinya apa yang akan diusahakan dapat berhasil dengan baik.
Sifat genetisnya tidak seragam
Sifat genetis ayam kampung (kebakaan atau sifat keturunannya) tidak seragam dan belum dapat diarahkan. Akibatnya, produktivitas ayam kampung tersebut sangat beragam. Keragaman inilah yang menyebabkan keragaman lainnya.
Misalnya saja adanya keragaman akan kesehatan (ketahanan terhadap suatu penyakit) atau keragaman dalam masa panen. Semua itu tentu bisa menjadi masalah bila tidak diperhitungkan dengan benar dan tidak segera diatasi.
Tidak ada istilah ayam petelur atau pedaging
Untuk ayam kampung tidak ada istilah “ayam kampung pedaging dan ayam kampung petelur”. Hal ini disebabkan oleh ayam kampung bertelur sebagaimana halnya bangsa unggas dan mempunyai daging selayaknya hewan umumnya. Faktor permintaan konsumenlah yang menentukan peternak mau menjual telur atau menjual dagingnya (ayam potong).
Baca juga : Memulai Usaha Budidaya Ayam Kampung
Masa panen lebih lama
Pertumbuhan ayam kampung berbeda dengan ayam ras. Pertumbuhan ayam kampung tergolong lebih lambat sehingga tidak bisa dipanen menjadi ayam pedaging saat berumur dua bulan. Pada umur tersebut anak ayam kampung belum sebesar kepalan tangan orang dewasa atau masih sangat kecil sekali. Umur panen ayam kampung memang lama, lebih dari satu tahun.
Sementara itu, telur ayam kampung baru bisa dipanen setelah ayam berumur delapan bulan barulah telur-telur bisa dijual. Itu pun bila makanan dan kesehatannya baik. Meskipun, sebenarnya ayam kampung sudah bisa bertelur saat berumur enam bulan.
Adanya faktor pemborosan modal kerja
Lamanya waktu panen berisiko menyebabkan pemborosan modal kerja. Namun, keadaan tersebut tidak akan terjadi bila telah memakai sistem sekuensial (berkesinambungan atau kelompok).
Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan
Bangsa unggas seperti ayam kampung bertelur dengan mengeluarkan telur dari tubuhnya. Hanya saja telur yang tidak dikawini tersebut tidak dapat ditetaskan sehingga hanya untuk telur konsumsi.
Bila mau menjual anak ayam kampung, maka harus memelihara ayam jantan juga. Hal ini agar ayam jantan membuahi betina. Dengan begitu, telur yang dihasilkan ayam betina dapat menetas menjadi anak ayam. Telur inilah yang dinamakan telur tetas.
Untuk memulai bisnis ayam kampung bagi pemula, hal penting yang harus dimiliki adalah niat, modal, dan ilmu pengetahuan. Dengan begitu niat berusaha dapat berjalan dengan baik dan tidak berhenti di tengah jalan. Semoga bermanfaat. (Ramlee)