Belut merupakan sekolompok ikan yang bentuk tubuhnya bulat memanjang mirip dengan ular, tetapi tidak bersisik. Belut termasuk kedalam suku Syinbranchidae. Juga tergolong Ordo Synbranchordae, yakni jenis ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak.
Kulit belut licin berlendir, matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Gigi-giginya kecil runcing berbentuk kerucut dengan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut bergerak dengan cara melenggak-lenggokkan tubuh ke kiri dan ke kanan ini sebenarnya dilakukan dengan menggunakan sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor.
Namun, sirip-sirip tersebut hanya membentuk lipatan-lipatan kecil seperti kulit sehingga tidak terlihat mata. Sirip perut dan sirip dada sama sekali tidak ada. Badan belut lebih panjang dari ekor. Ekornya benar-benar pendek dan tipis, semakin ke ujung akan semakin kecil. Belut mampu hidup dalam perairan dengan kandungan oksigen yang rendah.
Oleh karena itu, belut mampu bertahan hidup dalam lumpur, dalam genangan air tawar, atau pada aliran-aliran air yang kurang deras. Bila tidak berada di lingkungan yang demikian, belut masih mampu bertahan hidup di lingkungan yang becek dan gelap. Hal itu karena pada dasarnya belut kurang suka terpapar cahaya matahari.
Baca juga : Sidat, Ikan Karnivora Mirip Belut Bernutrisi Tinggi
Berdasarkan kemampuannya mempertahankan hidup di dua alam, para ahli menggolongkan belut dalam kelompok air breathing fishes, yaitu ikan yang mampu mengambil oksigen langsung dari udara selama musim kering tanpa air di sekelilingnya. Hal itu sangat memungkinkan karena belut memiliki alat pernafasan tambahan.
Yakni berupa kulit tipis berlendir yang terdapat di rongga mulut. Alat tersebut secara ilmiah dinamakan buchofaring yang berfungsi untuk menyerap oksigen secara langsung dari udara, selain insangnya sendiri yang juga bertugas untuk mengisap oksigen dari air. Kemampuan itu bisa dilihat ketika belut bertahan tinggal di liang-liang sawah yang digalinya serta sifatnya yang suka membenamkan tubuhnya di dalam lumpur.
Sering kali belut menyembulkan kepalanya ke permukaan air untuk menyerap oksigen dari udara secara langsung. Belut berbeda dengan sidat, bisa dikatakan belut tidak memiliki sirip kecuali sirip ekor yang tereduksi. Sedangkan sidat memiliki sirip yang jelas. Ciri khas lain dari belut adalah tidak bersisik, dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit.
Dari tempat hidupnya dikenal ada 3 jenis belut yaitu belut rawa (Synbranchus bengalensis Mc clell), belut kali/muara (Macrotema caligans Cant) dan belut sawah (Monopterus albus). Penyebarannya di perairan tropis, dengan suhu 25 hingga 31°C. Meliputi daerah perairan Asia yaitu India hingga ke Cina, Jepang, Malaysia, dan Indonesia dengan pola makan bersifat predator nokturnal.
Belut sering memangsa anak-anak ikan yang masih kecil, cacing, crustacea, dan hewan akuatik lain, serta detritus. Belut juga merupakan satwa hermaprodit protogini, artinya ikan ini akan mengalami perubahan jenis kelamin dari betina pada awalnya, kemudian berubah menjadi jantan pada usia tua.
Belut akan mengalami perubahan jenis kelamin pada panjang tubuh yang bervariasi. Yakni pada ukuran panjang 20,8 cm sudah ada yang mengalami intersex, dan pada ukuran 27,4 – 35,8 cm terjadi perubahan jenis kelamin menjadi jantan. Hal ini terjadi karena pada gonad ikan belut terdapat ovari dan juga testis.
Baca juga : Betutu, Ikan Pemalas Menyeramkan dengan Kandungan Gizi Tinggi
Secara morfologi belut yang berjenis kelamin betina punggungnya berwarna coklat kehitaman, perutnya putih kekuningan, kepalanya kecil, dan ekornya panjang dengan ujung yang lancip. Sedangkan yang berjenis kelamin jantan punggungnya coklat kehijauan, perutnya kuning kecoklatan, kepalanya besar, dan ekornya agak pendek dengan bagian ujung yang tumpul.
Belut melakukan aktivitas pada malam hari dan cenderung akan bersembunyi di celah- celah tanah liat. Belut hidup di perairan dangkal dan berlumpur, tepian sungai, kanal serta, danau dengan kedalaman kurang dari 3m. Dalam habitat aslinya belut hidup pada media dengan kandungan lumpur 80 % dan air 20 %.
Belut sawah sering dijumpai di daerah persawahan, dengan ciri-ciri warna kulit cerah, panjang tubuh bisa mencapai 45 cm ketika dewasa, bobotnya bisa mencapai 200 – 300 gram, dan memiliki tekstur daging yang lembut. Pada dasarnya belut sawah dan belut rawa tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Sementara belut muara mempunyai warna kulit coklat pucat, panjang bisa mencapai 60 – 70cm, bobot bisa mencapai 250 – 400 gram, habitat hidup di area muara sungai, gerakan lambat namun sangat kuat, bentuk ekor seperti pedang, memiliki tekstur daging yang lebih kasar, serta memiliki bau amis yang mencolok.
Belut akan menjadi kanibal dan agresif untuk berburu makan dan memakan apa saja yang dia sukai termasuk sejenisnya, bila merasa terlalu lapar atau dalam masa perubahan kelamin atau setelah melakukan perkawinan sedangkan persediaan makanan di sekitar tempat tinggalnya tidak ada atau kurang.
Belut juga akan bersifat pasif hanya berdiam diri saja di dalam lubang tempat tinggalnya kalau perutnya merasa kenyang. Kalau disekitar tempat tinggalnya banyak bahan makanan biasanya belut hanya mengintip saja di ujung lubangnya untuk menyantap makanan yang lewat atau yang jatuh di ujung lubangnya.
Baca juga : Ikan Lele, Salah Satu Jenis Ikan Air Tawar yang Paling Digemari Masyarakat
Belut mampu berkembangbiak tiap tahun. Dengan masa jenjang perkawinan belut persiklusnya 4-5 bulan, perkawinan dalam perkembangbiakan belut ini terus berlangsung semasa subur belut selama hidupnya. Pergantian kelamin belut tidaklah permanen dari betina menjadi jantan.
Kecuali kalau masa subur belut sudah habis alias tidak bisa kawin lagi bisa dikatan belut ini bukan jantan dan bukan betina alias banci, kalau belut sudah banci belut sudah tidak bisa reproduksi lagi tapi hanya akan berkembang membesar ukuran tubuhnya saja. Selagi masa suburnya belut bisa bertelur dan melakukan perkawinan sampai berkali-kali dengan jenjang waktu transisi persiklusnya 4-5 bulan.
Belut merupakan hewan yang sering diolah menjadi hidangan apa saja oleh masyarakat Indonesia. Belut memiliki kandungan protein dan mineral yang tinggi serta mudah didapatkan. Selain bermanfaat sebagai sumber protein, daging belut memiliki kandungan gizi yang lengkap.
Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan sebagai ikan budidaya. Karena kini habitat belut semakin terancam akibat penyusutan lahan sawah teknis yang dikonversi ke peruntukan lain (pemukiman, industri dan fasilitas umum). Selain itu, juga akibat tercemarnya perairan sungai dari kawasan perkotaan. (Ramlee)