Korwil PPPPSI Solo Raya, kembali menghadirkan gelaran akbar Liga Puter Pelung Solo Raya. Setelah Pengcab Surakarta beberapa waktu lalu sukses menggelar putaran pertama Liga Puter Pelung Solo Raya, kini giliran Pengcab Boyolali mengemas kelanjutan event untuk putaran ke-2, pada Minggu 5 Maret 2023.
Menempati Gantangan Pasar Ngebong Boyolali, liga putaran kedua ini dimotori oleh M. Romdhona Hafid Hermawan bersama dengan Sikam, gelaran berlangsung cukup meriah. Antusias kwok mania untuk mengikuti gelaran masih tetap terjaga.
“Alhamdulillah hari ini kami bisa menyelenggarakan kegiatan dengan dukungan yang luar biasa dari rekan-rekan kwok mania dari seluruh wilayah di Solo Raya dan beberapa daerah di luar Solo,” terang Hafid selaku Ketua Pelaksana. Kegiatan ini tentu menjadi sebuah berkah bagi Boyolali karena bisa ditunjuk menjadi tuan rumah.
“Kami merasa bersyukur karena dipercaya untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan, apalagi kami juga didukung penuh oleh seluruh Pengurus Korwil Solo Raya,” sambung Hafid. Dukungan yang sama diberikan oleh mania Solo membuatnya semakin bersemangat.
Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan kegiatan tersebut diharapkan bisa mendongkrak ekonomi mikro, utamanya hobi puter pelung yang saat ini tengah lesu. “Tujuan saya mendukung kegiatan, selain untuk menyemarakkannya hobi, juga agar ekonomi masyarakat terbantu, sehingga kegiatan ini benar-benar memberikan manfaat,” sambung Hafid.
Bukan saja penghobi puter pelung dari sekitaran Solo saja yang menjadi penyemarak acara, tapi kwok mania dari luar Solo Raya juga memberikan dukungan. Dari meja sekretariat terdaftar peserta dari kwok mania dari Solo Raya yang meliputi Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.
“Datang juga mania dari Jogja, Semarang, dan bahkan dari Jakarta serta Tuban juga Madura ikut hadir dengan penuh semangat untuk meramaikan gelaran kali ini,” jelas Hafid. Meskipun label agenda ini adalah Liga Puter Pelung Solo Raya, namun semua mania dari mana saja diperbolehkan ikut serta.
“Walaupun judulnya adalah Liga Puter Pelung Solo Raya, tetapi terbuka bukan hanya bagi kwok mania Solo Raya saja, dari mana saja dipersilahkan untuk hadir,” ungkap Eko Cahyo Santoso, Ketua Bidang Kejurian Pengda Jawa tengah. “Kwok mania dari seluruh penjuru Nusantara boleh iku serta memeriahkan gelaran ini,” tambahnya.
Cuaca tanpa mentari pagi, sedikit redup di lokasi penyelenggaraan tidak menyurutkan langkah dan semangat peserta untuk terus maju memastikan tiket yang sudah dipesannya benar-benar ada. Sempat terbersit rasa kekuatiran akan tidak maksimalnya performa burung-burung gacoan.
Sang mentari seolah enggan hadir untuk sekedar menyapa para peserta. Namun demikian, panitia tetap meneruskan agenda yang sudah terkoordinir dengan baik. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada peserta yang telah hadir memenuhi undangan kami,” tutur Hafid.
“Dan atas nama panitia saya meminta ma’af jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama pelaksanaan liga,” terang Hafid pemilik Toretto BF. Hal senada dilontarkan oleh Sikam yang bekerja keras bersama Hafid mewujudkan agenda lomba.
“Terima kasih atas kekompakan yang sudah terjalin selama ini. Mari kita menikmati dan jaga kenyamanan dalam mengikuti agenda lomba ini,” ajak pemilik Sikam BF ini. Karena suara puter pelung ini akan terdengar lebih jelas jika tidak ada teriakan yang juga akan mengganggu jalannya penilaian.
Lebih lanjut dikatakan bahwa sudah saatnya peserta untuk memberikan kepercayaan kepada juri dalam menilai burung yang diikutkan liga. “Kita pasrahkan semua pada juri untuk menilai, jika ada juri yang kurang adil, maka kita akan evaluasi,” lanjut Sikam, yang lebih banyak mengawasi jalannya lomba secara langsung di lapangan.
Empat kelas dilombakan di Liga Puter Pelung Solo Raya, terbagi dalam dua sesi pelaksanaan. Sesi pertama dimulai, kelas yang dipertandingkan adalah kelas Pemula dan kelas Madya. Puluhan puter pelung andalan para peserta pun beradu merdu kualitas suaranya di atas gantangan.
Terbukti, persaingan di putaran liga kedua kali ini, begitu ramai, seru, dan ketat, baik di kelas Pemula, Madya, ring PPPPSI, dan Utama. Para peserta berusaha, menampilkan burung-burung gacoannya agar bisa moncer untuk meraih poin penuh.
Faktor cuaca yang menjadi kekuatiran peserta sebelum peluit lomba dibunyikan seolah tidak terbukti. Performa burung yang tengah bertanding tampak begitu mengejutkan. Pemandangan kibaran bendera empat warna di kelas Pemula seolah hal biasa. Pun demikian yang terjadi di kelas Madya. Bendera lima warna bertebaran.
Pada sesi ini sempat diwarnai mendung gelap dan bahkan di akhir babak ke-4 sedikit gerimis. Para peserta kuatir hujan akan semakin deras, sehingga burung tidak bisa bekerja maksimal. Tetapi yang dikuatirkan akhirnya tidak terjadi. Dan sesi pertama selesai dengan lancar.
Persaingan perebutan posisi kejuaran di dua kelas berlangsung dalam kondisi berimbang. Sampai babak ketiga, penentuan urutan kejuaraan masih samar-samar karena nilai yang diraih peserta sama. Raihan tertinggi yang diperoleh peserta di kelas Pemula adalah empat warna empat kali yang dimiliki oleh enam burung, dan penentuan juaranya harus melalui juri perekap.
Kondisi hampir sama juga terjadi di kelas Madya. Ada sembilan burung yang mampu mendapatkan bendera lima warna. Tiga diantaranya akan memperebutkan gelar juara dengan raihan empat kali bendera lima warna. Para penghobi begitu menikmati sajian lomba yang sangat ketat tersebut, dan menjadi ajaran tentang kualitas burung puter pelung yang baik.
Di meja juri rekap, memastikan bahwa Borneo ring Eton 552 orbitan Eton BF Bantul yang menempati nomor gantangan 24, ditetapkan sebagai juara pertama di kelas Pemula. Dilanjutkan kemudian oleh Baginda ring LMS 262 besutan Eko LMS yang menempati nomor gantangan 19. Dan diurutan ketiga ditempati R. Mandaka ring Eton 385 debutan Indra dari Klaten yang digantang pada nomor 25.
Untuk kelas Madya, podium pertama berhasil menjadi milik Bintang, puter pelung amunisi Boedi Santosa Solo. Bintang merupakan burung ternakan LMS 219 pada kerekan nomor 45. Menyusul kemudian Pesona bergelang Pogo 621 di gantangan 47 yang menduduki urutan kedua. Dan ditempat ketiga ada Lucky Boy andalan Mr. Paul Intan dari Klaten. Burung produk ternak RM 101 yang menempati nomor gantangan 46.
Sesi pertama usai, ada jeda untuk ishoma. Pada saat istirahat ini matahari tiba-tiba muncul lagi dengan cerah. Situasi ini dimanfaatkan oleh para peserta untuk menjemur burung-burung andalannya yang akan diturunkan di sesi 2. “Mumpung ada panas dijemur dahulu supaya bisa tampil maksimal di sesi dua ini,” ujar salah satu peserta yang kedapatan sedang menjemur burungnya.
Sesi 2 dilanjutkan dengan menandingkan kelas ring PPPPSI dan kelas Utama. Burung-burung tampil ngotot. Banyak burung yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi buat kedua kelas yang dilombakan. Bendera 5 warna dan 6 warna mewarnai sesi kedua ini.
Kesempatan langkah ini dimanfaatkan betul oleh para pemain baru untuk memperhatikan kualitas burung-burung dengan tancapan bendera lima maupun enam warna. Bahkan penghobi burung kicauan ikutan nimbrung menyaksikan lomba, banyak diantara mereka baru tahu jika burung puter pelung itu kini ada lombanya, dan seru.
Sementara itu, dari dalam lapangan diinformasikan bahwa persaingan perebutan posisi kejuaraan berlangsung ketat dan menegangkan. Empat babak penjurian yang diberikan, menciptakan aksi dramatis dimasing-masing kelas. Untuk kelas Utamna, kehadiran Bunga Desa, Dewa Dewi, Meteor, Sandur Madura, Numerix, dan Lucky Boy membuat suasana makin menegangkan.
Peserta yang kebetulan tarung pada kelas yang sama merasa ada hambatan untuk bisa mengakhiri penjurian di barisan paling depan. Rasanya bakal susah mendongkel superioritas gacoan-gacoan tersebut jika tengah top form.
Siapa tidak kenal dengan Bunga Desa dan Dewa Dewi, andalan Trisna Wijaya dari Jakarta yang sudah membuktikan reputasinya sebagai puter pelung jawara level nasional. Meteor amunisi Wagiman GSM BF pun tidak kalah mentereng. Kehadirannya seringkali menjadi harapan para idolanya sekaligus ancaman bagi lawan.
Tak pelak, ketika peluit babak pertama ditiup, burung-burung tersebut langsung ada cepat menampilkan suara anggung terbaik, membujuk para juri untuk memberikan penilaian maksimal. Bendera lima dan enam warna begitu sering keluar dari genggaman koordinator juri. Tidak tampak siapa yang menonjol, baik di kelas ring PPPPSI maupun Utama.
Dan setelah melalui persaingan keras selama empat babak penuh penilaian. Bunga Desa bergelang Dewi 77 di gantangan nomor 39 yang diputaran pertama lalu tidak tampak di list juara, sukses dengan menjadi yang terbaik pertama.
Dewa Dewi amunisi Trisna Wijaya lainnya mengisi tempat kedua. Burung menggunakan identitas AG 333 di gantangan nomor 41 ini kembali harus puas berada di tempat kedua seperti halnya di putaran pertama. Meteor ring GSM 1079 andalan Wagiman GSM BF mengunci posisi tiga besar di kelas Utama. Ketiganya mampu mendapatkan bendera enam warna empat kali.
Untuk kelas ring PPPPSI, urutan pertama menjadi milik Bintang gaco Boedi Santosa. Bintang yang digantang pada nomor 21 berhasil mengkoleksi nilai dua warna oranye (lima warna) pada babak kedua dan keempat, sisanya lima dan empat warna. Sekaligus memboyong dua gelar juara setelah sebelumnya juga sukses di kelas Madya.
Urutan kedua ada Gideon andalan Eko LMS Solo. Menempati nomor gantangan 23, burung ternakan LMS 512 sukses meraih bendera lima warna selama tiga babak berturut-turut dan enam warna pada babak keempat. Di tempat ketiga ada Pesona amunisi Idola BF Tuban.
Dalam liga kali ini panitia berusaha melakukan cek ring bagi peserta yang dipastikan meraih juara. “Agar liga berjalan fair play, maka kami perlu melakukan cek ring untuk memastikan burung yang masuk juara 10 besar. Ini sangat penting agar kami tidak sampai kecolongan,” ungkap Hafid.
Seri berikutnya akan dilangsungkan di Sragen. Tentu para peserta yang burungnya sudah mendapatkan point di seri 1 dan 2 bakal mengikuti seri 3 ini. Untuk mengumpulkan point lagi guna membuktikan burungnya sebagai burung yang terbaik dan stabil prestasinya di event Liga Puter Pelung Solo Raya ini. (Ramlee/ECS)