Burung cendet (Lanius schach) bisa juga disebut bentet kelabu, pentet, atau toet. Burung ini dalam bahasa inggris disebut the long-tailed shrike atau rufous-backed shrike. Burung cendet adalah spesies burung dari keluarga Laniidae, dari genus Lanius. Terdapat kira-kira ada sekitar 70-an spesies burung cendet saat ini.
Cendet merupakan salah satu burung predator yang memiliki variasi isian suara cukup banyak. Sehingga membuat banyak penghobi burung kicauan yang meliriknya. Tidak kalah dengan burung kicauan lainnya seperti Cucakijo atau Kacer misalnya. Cendet tergolong burung yang cerdas.
Burung cendet tersebar di Iran, Cina, India, Asia tenggara, Malaysia, Filipina, Sunda Besar, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua. Habitatnya di daerah terbuka, padang rumput, perkebunan, tegalan, dan tersebar sampai ketinggian 1.600 m dpl.
Cendet adalah jenis burung kicau yang mampu menirukan suara burung lain, bahkan suara binatang lain atau suara-suara di dekatnya yang sering didengarnya, sehingga mempunyai nyanyian yang variatif. Burung ini memiliki keunikan pada pekikannya yang melengking tajam dengan nada yang harmonis. Oleh karenanya, burung ini diminati banyak orang.
Baca juga : Burung Cililin, si Jambul yang Mempesona
Burung cendet di habitat aslinya termasuk hewan aktif dan agresif karena binatang ini tergolong dalam kelompok predator pemakan daging. Meskipun bersifat predator, burung ini memiliki karakter yang cepat jinak. Ketika burung ini dipelihara maka akan kehilangan keagresifan serta performanya. Burung cendet dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Burung ini memiliki ukuran tubuh agak besar dan berekor panjang. Warnanya hitam, cokelat, dan putih. Burung dewasanya memiliki dahi, topeng, dan ekornya berwarna hitam. Sayapnya hitam berbintik putih. Mahkota dan tengkuknya abu-abu.
Punggung, tunggir, dan sisi tubuhnya berwarna cokelat kemerahan. Dagu, tenggorokan, dada, dan perut tengah berwarna putih. Burung remaja warnanya lebih suram. Irisnya cokelat, paruh dan kakinya hitam.
Burung cendet jantan lebih disukai karena memiliki kicauan yang indah dan suara yang bervariasi. Meskipun yang memiliki kelebihan ini adalah burung jantan, tetapi burung cendet betina pandai dalam menirukan suara pejantan.
Cendet jantan memiliki bentuk kepala yang lebih besar dibandingkan cendet betina. Selain itu, bentuknya lebih ceper atau terlihat mendatar dengan bagian atas yang rata. Cendet jantan memiliki paruh yang lebih panjang dibandingkan cendet betinanya. Selain itu juga lebih tebal pada bagian ujungnya.
Pesona dari cendet jantan yang tidak kalah unik adalah pada bagian matanya memiliki sorotan mata yang tajam dengan bulatan mata menonjol seperti sedang melotot. sedangkan pada burung betina lebih terlihat lembut. Sorot matanya yang sayu dan tidak terlihat melotot.
Baca juga : Burung Anis Merah, Burung Kicau Istimewa Bersuara Merdu Bergaya Teler
Burung cendet jantan memiliki bulu ekor yang berwarna hitam yang tegas dan terlihat tajam. Sementara pendet betina memiliki ekor yang warnanya cenderung kusam dan pudar. Pada pejantan ekornya lebih panjang daripada betinanya.
Umumnya cendet jantan memiliki bentuk tubuh yang ramping dan tampak proporsional. Burung jantan juga memiliki supit udang yang tampak memanjang. Jika diraba, teksturnya terasa lebih keras dan rapat. Selain itu, ukurannya juga lebih kecil dibandingkan dengan supit udang betina yang lebih besar meskipun pendek.
Bulu pada cendet jantan memiliki warna yang mencolok dan terlihat jauh lebih cerah dibandingkan yang betina. Bulu yang tumbuh di tulang pubisnya memiliki ciri khas tidak rapi, atau tidak beraturan. Sementara pada betinanya lebih rapi dengan warna yang tidak terlalu terang.
Pada umumnya burung cendet jantan memiliki gerakan yang gesit. Dengan karakter petarung yang tangguh, burung jantan juga lebih lincah dibandingkan yang betina. Selain gerakan yang gesit dan lincah, nafsu makan pada burung pejantan juga lebih besar.
Burung ini gemar menyantap hewan lain. Mangsanya yaitu serangga, seperti belalang, jangkrik, tonggeret, dan kumbang. Kadal, kodok, dan burung lain seperti burung bondol dan perenjak juga manjadi santapannya. Kebiasaan burung cendet adalah bertengger di dahan pohon dan mendadak menyambar serangga yang terbang atau di atas tanah.
Sarangnya berbentuk cawan, kuat, dan tidak begitu rapi, Sarang burung ini biasanya terbuat dari ranting, rumput, lumut, bunga-bungaan, wol, dan bulu yang diikat dengan menggunakan sarang laba-laba dan dikaitkan ke pohon atau semak-semak pada ketinggan 4—6 meter dari atas tanah.
Baca juga : Ciblek, Burung Kecil Ramping Bersuara Nyaring yang Terus Diburu
Burung ini berkembangbiak pada bulan Mei hingga Juli. Telurnya berwarna putih, berbercak abu-abu, dan cokelat, jumlahnya 2-3 butir per periode masa bertelur. Telur-telur ini akan menetas setelah dierami selama dua minggu.
Pada masa pengeraman, sebagian besar waktu induk betina dihabiskan untuk mengerami telurnya. Untuk mendapatkan makanan, induk jantan akan menyuapinya. Pada usia 2—3 minggu setelah menetas, biasanya anakan cendet telah mulai belajar terbang dan meninggalkan sarangnya.
Karena keistimewaannya dalam berkicau membuat cendet banyak disukai oleh para kicau mania bahkan melombakannya. Permintaan akan burung ini pun meningkat tajam yang membuat populasinya di alam semakin sedikit. Burung cendet sudah sangat jarang ditemui lagi di habitatnya. Burung ini dapat hidup hingga umur 15 tahun. (Ramlee)
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]
[…] Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara […]