Egg binding atau “telur burung macet” merupakan ketidakmampuan burung betina untuk mengeluarkan telur dari kantong telurnya atau tersumbatnya saluran pengeluaran telur. Tidak jarang kasus egg binding yang akut, burung pun bisa mati karenanya. Memang memiliki hobi di dunia burung terutama yang berusaha di penangkaran harus tekun dan sabar, terkhusus ketika burung kesayangan mengalami masalah, seperti halnya egg binding.
Mungkin ini bisa dianggap wajar, karena burung yang terkena penyakit egg binding akan rawan dan mengarah pada kegagalan si burung dalam memproduksi anakan-anakan baru. Mimpi memiliki banyak burung pun buyar. Egg binding atau telur-lengket atau terjepit sering terjadi pada burung betina dengan ukuran kecil.
Telur yang “terjerat” seperti lengket bisa menjadi masalah serius dan burung masuk dalam keadaan darurat, yang membutuhkan perawatan khusus dan bisa jadi harus profesional. Sayangnya, beberapa burung tetap tidak tertolong meski medapat perawatan ini. Banyak yang menyalahartikan bahwa telur-lengket disebabkan karena telur yang terlalu keras.
Padahal kebanyakan, teler-lengket disebabkan oleh telur yang lembek yang tidak bisa didorong oleh burung meski sudah mengejan kuat. Telur lembek disebabkan karena kekurangan kalsium atau kalsium cukup tetapi tidak tersedia cukup vitamin D3 (bukan D biasa) yang berfungsi menyerap kalsium.
Baca juga : Mencegah Kenari Sakit Akibat Perubahan Suhu/Cuaca
Dalam penangkaran maupun pemeliharaan burung berukuran kecil (kenari dan lovebird), terkadang dijumpai kasus di mana induk betina mengalami kesulitan dalam mengeluarkan telur. Gejalanya antara lain burung terlihat tersengal-sengal (sesak nafas), pembengkakan pada anus, dan susah buang kotoran.
Gejala ikutannya antara lain sering duduk di bawah, sayap sering turun (pada kenari), dan sebagainya. Kasus ini sebenarnya tidak hanya dijumpai pada kenari dan lovebird saja. Spesies burung yang lain, termasuk juga ayam, bisa saja mengalami hal serupa. Penyebabnya, karena adanya infeksi, trauma pada saluran reproduksi, sarang burung tidak memadai, besaran telur berlebihan, obesitas/kegemukan, dan masalah gizi adalah beberapa faktor yang terkait dengan masalah telur-lengket atau yang kerap disebut egg binding.
Burung dengan asupan pakan yang tidak seimbang atau dengan asupan kalsium yang tidak memadai sangat rawan menderita telur-lengket. Bukan hanya telur yang terlalu keras sebagai penyebabnya, bahkan telur yang lembek juga bisa menjadi penyebab telur-lengket. Beberapa burung sering mengalami hal itu, dan beberapa faktor lingkungan lain seperti hipotermia dapat juga menjadi penyebab.
Hipotermia adalah suatu kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Menentukan penyebab telur-lengket secara pasti memang tidak mudah. Burung yang memiliki masalah telur-lengket sering menunjukkan depresi, nafas tersengal-sengal, tegang, distensi perut, kotoran sedikit, suka mengepak-ngepakkan sayap, dan nafsu makan turun.
Bahkan ada yang menderita lumpuh atau mungkin patah tulang karena kalsium tidak memadai. Hal seperti itu juga merupakan gejala penyakit burung lainnya. Tekanan dari telur yang terjebak bahkan dapat mengganggu fungsi syaraf menuju kaki. Kadang-kadang gejalanya dimulai dari perilaku burung yang hanya duduk di bagian bawah kandang.
Pada burung yang telurnya terjebak atau terikat itu biasanya sudah bisa dilihat gejala awalnya dengan mengamati bagaimana kondisi dan perilakunya ketika mereka memulai masa bertelur. Beberapa burung menunjukkan perilaku seksual tertentu dan pada saat yang sama mulai membangun sarang.
Baca juga : Mabung, Proses Alami Pergantian Bulu Pada Burung yang Terjadi Setiap Tahun
Ketika itu, gejala perut buncit, yang bisa dilihat secara kasat mata atau melalui rabaan tangan, sudah bisa untuk mendeteksi gejala telur-lengket. Misalnya, perut buncit terasa keras atau kenyal. Perut buncit bisa menandakan bahwa sebenarnya telur sudah siap keluar tetapi tetap lengket dan burung tidak bisa mengejan untuk mengeluarkannya.
Ketika burung akhirnya kuat untuk mengejan dan mengeluarkannya, kadang kondisinya jadiu drop. Namun jika tidak bisa juga mengeluarkan telur yang lengket terjerat, burung biasanya tidak tertolong lagi. Ada tanda-tanda lain yang bisa dilihat untuk memastikan apakah burung akan mengalami telur-lengket atau tidak.
Namun cara ini biasanya hanya dilakukan di negara-negara yang sudah memandang tinggi kesehatan burung sebagaimana kesehatan manusia. Caranya adalah dengan menggunakan sinar-X. Sinar-X bisa memberi bantuan yang signifikan dalam membuat diagnosis atas telur-lengket, tetapi hanya bisa dilakukan jika burung cukup kuat.
Cangkang telur seharusnya memiliki kandungan kalsium tinggi, dan melalui penyinaran, akan diketahui seberapa bagus komposisinya. Hal ini bisa terdeteksi dengan sinar-x yang terintegrasi dengan sebuah radiograf. Burung yang mengalami telur-lengket sangat menderita dan memerlukan perawatan darurat.
Burung yang mengalami egg binding akan menderita hipotermia dan karenanya memerlukan pemanasan segera. Hipotermia bisa menyebabkan burung keracunan ketika mereka tidak mampu menghilangkan produk sampah di dalam tubuhnya. Saat itu juga bisa terjadi dehidrasi akibat rendahnya asupan pakan yang kita berikan selama ini. Dalam kondisi ini, cairan hangat bisa diberikan kepada burung.
Di dunia Barat, ketika burung mengalami shock, biasanya dilakukan pemberian cairan melalui kateter intraosseus . Kalsium juga diberikan untuk membantu kontraksi otot agar burung bisa mengeluarkan telur dengan daya yang mereka miliki. Obat untuk merangsang rahim agar berkontraksi juga biasa digunakan.
Jika terapi medis tidak bisa digunakan untuk membantu burung mengatasi telur-lengket, di Barat sana sering digunakan “tangan digital” yang disorongkan untuk membantu burung mengeluarkan telur yang lengket. Jika telur menempel dan menekan rahim, bantuan seperti itu sering tidak tidak berhasil.
Langkah susulan berikutnya adalah memasukkan suntikan dengan jarum suntik terpasang yang langsung ditembuskan ke dalam telur dan menyebabkan telur pecah dan pembersihan telur-lengket menjadi lebih mudah. Ada beberapa faktor yang terlibat dengan masalah telur-lengket yang beberapa di antaranya bisa kita antisipasi sebelumnya.
Baca juga : Ring Burung, Salah Satu Aksesoris yang Digunakan untuk Mengidentifikasi Burung
Faktor-faktor yang bisa dikontrol adalah pemberian gizi yang baik, lingkungan yang bersih, mengamati burung yang punya kecenderungan kena telur-lengket atau yang memiliki lapisan telur berlebihan atau malah kurang, dan juga meminimalkan obesitas/kegemukan. Sangatlah pentingnya pemberian gizi yang mencukupi dan asupan vitamin dan mineral untuk burung-burung yang dikembangkan di penangkaran.
Mencermati kebiasaan sehari-hari burung akan membantu dalam mengenali gejala awal adanya penyakit ini. Tidak peduli apa masalahnya, kapan saja burung peliharaan menunjukkan gejala sakit, tidak peduli seberapa kecil tandanya, hal ini sudah cukup signifikan untuk segera bertindak. Sebab, burung adalah salah satu hewan yang paling pintar menyembunyikan rasa sakit. Burung baru menunjukkan gejala yang bisa dilihat secara jelas ketika semuanya sudah terlambat. (Ramlee)