Untuk yang kesekian kalinya, agenda bagi puter pelung mania Kota Madiun kembali digelar. Bertajuk Gantang Puter Neng Benggol, pada Sabtu 1 Oktober 2022. Acara yang menempati lokasi di Gantangan Benggol Joyo , Jl. Ardodali No.39, Josenan, Kec. Taman, Kota Madiun terselenggara dengan lancar tanpa kendala.
Membuka tiga kelas, yakni kelas Utama, Pemula, dan ring ternak sendiri. Antusias penghobi terbilang lumayan. Peserta yang hadir tidak saja dari Madiun, namun tercatat juga hadir dari Ngawi Timur, Magetan, Nganjuk. Baik mereka yang masuk kategori puter pelungg mania lawas ataupun pendatang baru.
Begitu juga dengan burung-burung orbitan yang mereka tenteng ke gantangan, juga ada yang sudah memiliki rekam jejak sebagai jawara yang berhasil menorehkan prestasi apik atau yang masih kategori burung debutan. Semua diikutkan untuk menyemarakkan gelaran dari Pengcab PPPPSI Madiun tersebut.
Ini merupakan untuk yang kesekian kalinya, latber “Gantang Puter Neng Benggol” yang digagas oleh Pengcab Madiun sebagai bagian dari upaya untuk membangkitkan semangat puter pelung mania di Madiun dan daerah-daerah sekitarnya.
Even-even seperti ini masih menjadi sebuah kebutuhan bagi puter pelung mania untuk tetap terus menyalurkan hobinya. Lokasi Gantangan Benggol yang strategis, bisa dijangkau dengan mudah, dan gampang serta memiliki akses yang mudah dijangkau, menjadi salah satu alasan para mania untuk selalu hadir.
“Betul, tujuan dari kegiatan ini memang untuk mewadahi semangat para pemula yang ada di wilayah Madiun,” tutur Lucky salah satu panitia yang selalu bersemangat di hobi yang digelutinya. “Dan Alhamdulillah, meskipun tidak seramai biasanya tetapi tetap seru.”
Peserta yang hadir juga banyak terlihat wajah-wajah yang belum terlalu familiar hadir di gantangan. Beberapa peserta dari luar kota juga ikut hadir. “Ya mudah-mudahan, agenda rutin ini bisa menambah ramai dunia puter pelung,” harap Lucky yang diamini oleh Aan sang komandan Lawu Wilis Team.
Hobi anggungan seperti puter pelung ini harus selalu ada kegiatan kontesnya, seperti halnya yang selama ini di beberapa daerah kerap diselenggarakan. Jika tidak demikian, hobi akan berjalan di tempat bahkan bakal meredup dengan sendirinya.
Apalagi ditengah kelesuan seperti saat ini yang dirasa para pemain. “Yang namanya hobi harusnya tidak bisa dihentikan, kalau dikurangi mungkin masih bisa,” jelas Aan atau yang biasa disapa AAJ tersebut. “Makanya mereka tetap membutuhkan penyaluran hobi,” terang AAJ.
Kegiatan ini nampaknya juga memberikan ruang dan kesempatan kepada pecinta puter pelung untuk menampilkan hasil ternakannya sendiri. Sebenarnya mereka, puter pelung mania banyak yang memiliki burung hasil ternakannya sendiri dengan kualitas yang sangat baik.
“Program kami kali ini adalah selain untuk mengakomodir penggemar pemula yang tingkat kemampuan mungkin masih sebatas mampu membeli burung 4 warna,” ungkap Lucky. “Juga para pemain yang kerap hadir di Benggol Joyo untuk membawa serta burung hasil ternak mereka sendiri.”
Dengan demikian akan timbul kebanggaan yang lebih disaat burung hasil kandang sendiri tersebut ternyata mampu berprestasi. Tidak kalah dengan ring-ring para peternak senior. Belum banyak yang memanfaatkan kesempatan seperti ini. Bisa jadi mereka tidak cukup percaya diri untuk menampilkan hasil ternaknya.
Pada sesi pertama melombakan kelas Pemula dan kelas ring peternak sendiri. Semua berkumpul di masing-masing kelas yang mereka pilih. Sepanjang acara cuaca sangat mendukung. Persaingan pun berjalan ketat.
Burung-burung yang berkompetisi di atas gantangan berusaha untuk menampilkan performa terbaiknya dengan melantunkan anggung nan merdu. Juri-juri juga sigap memberikan penilaiannya, tanpa memandang burung kepunyaan siapa.
Proses penilaian menjadi salah satu tahapan penting dalam menentukan siapa-siapa saja yang layak dan berhak mendapatkan penilaian terbaiknya. Sekaligus menyandang predikat sebagai pemenang pada kelas-kelas yang diikuti.
Meskipun jago-jago yang turun didominasi oleh puter pelung milik para pemula. Bukan berarti kualitas dari jago-jago tersebut biasa-biasa saja. Namun burung debutan yang mereka usung, ternyata punya kualitas mumpuni untuk bersaing dengan gaco-gaco para senior.
Sampai akhirnya, saat waktu penjurian berakhir dan seluruh rekapan nilai masuk, maka ditentukanlah urutan kejuaraan untuk kategori burung yang masuk penilaian. Di kelas Pemula, Indonesia Raya orbitkan Black Hoe Group Ngatim dengan produk ternak Edo 183 yang menempati nomor gantangan 40, dinobatkan sebagai peraih juara pertama.
Disusul kemudian oleh Bongkar andalan Black Hoe Group yang lainnya, ternakan Tresno yang digantang pada nomor 38 sebagai peraih juara kedua. Melengkapi tiga besar ada Gatot Kaca bergelang Djawa, debutan Djawa BF Madiun di gantangan 33.
Sementara untuk kelas ring ternak sendiri, memang tidak banyak yang mengikuti. Di kelas ini Bromo tampil di gantangan nomor 18 milik Bayu BF Nganjuk dinyatakan sebagai juara pertama. Lalu Sri Rahayu ring Ling 7 Lung amunis Deva 19 BF di gantangan 19 sebagai runner up. Dan posisi ketiga didapat Alexa Jr ring Pogo 621 besutan Pogo BF Madiun.
Di kelas Utama, Indonesia Raya kembali dinobatkan sebagai yang terbaik saat menempati gantangan 32. Disusul kemudian oleh Ronggolawe debutan RGL Team Magetan ring RGL yang menempati nomor gantangan 44 diurutan runner-up. Tempat ketiga ada Gatot Kaca yang digantang pada nomor 38 yang di kelas Pemula juga menempati posisi tiga besar.
“Saya atas nama panitia dan mewakili tim juri yang bertugas. Hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang hadir. Dan tak lupa, saya mohon ma’af jika masih ada kekurangan. Dan mudah-mudahan kita semua masih diberi kesempatan untuk hadir di agenda latber berikutnya,” tutup pemilik Kandang Songo BF Madiun. (Ramlee)