Tidak semua orang kenal apa itu genjer. Padahal, tanaman yang biasa tumbuh di rawa atau sawah ini memiliki nilai gizi yang tinggi, tidak kalah dengan sayuran hijau lainnya. Genjer (Limnocharis flava) disebut yellow burr head atau yellow velvetleaf dalam bahasa Inggris, cebolla de chucho dalam bahasa Tagalog, dan cu neo dalam bahasa Vietnam. Genjer tumbuh setinggi tidak lebih dari 50 sentimeter.
Konon tanaman ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, Kuba, Haiti, dan Republik Dominika. Namun dalam perkembangannya, genjer justru lebih banyak ditemui di Asia Tenggara dan Selatan, serta Cina bagian selatan.
Genjer adalah sejenis tumbuhan rawa yang banyak dijumpai di sawah atau perairan dangkal. Biasanya ditemukan bersama-sama dengan eceng gondok. Genjer biasanya tumbuh di tempat dengan air yang tak terlalu dalam, tidak berarus, atau di rawa-rawa. Tanaman ini bisa tumbuh di sawah di antara rerumpunan padi sehingga mengganggu pertumbuhan padi.
Genjer digolongkan sebagai tanaman sayur-sayuran yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Asia khususnya Indonesia, Thailand, dan India sebagai sayuran pendamping makan. Tanaman genjer mengandung gizi yang cukup lengkap, dari protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
Daun tanaman genjer tersusun atas jaringan epidermis, jaringan dasar (mesofil), jaringan pengangkut, jaringan penguat berupa kolenkim dan sklerenkim. Struktur anatomi batang genjer terdiri atas epidermis, korteks, ruang antar sel, ensodermis, diafragma, floem, dan xilem. Daun genjer termasuk dalam tipe daun yang bertulang melengkung. Batang genjer memilki banyak ruang antar sel yang merupakan ciri dari tanaman yang hidup di air.
Baca juga : Pemberian Pupuk pada Tanaman Sayur
Selain bagian daun, bagian batang dan bunga genjer juga bisa dikonsumsi. Di beberapa daerah genjer dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Memang tidak semudah menemukan bayam atau kangkung.
Di daerah Sunda, genjer dengan sangat mudah ditemukan. Bahkan jadi menu sajian di rumah makan khas Sunda. Biasanya ada Tumis Genjer yang tertulis dalam daftar menunya. Tumis genjer merupakan menu yang tidak asing bagi masyarakat Sunda.
Kadang tumisan ini dicampur dengan oncom ataupun tauco hingga membuat cita rasanya lebih kaya. Dulunya, tanaman yang masih satu kelas dengan eceng gondok ini dikategorikan sebagai makanan ‘orang susah’ karena genjer sebenarnya merupakan tanaman gulma yang banyak tumbuh di sawah dan rawa-rawa.
Genjer bisa jadi gulma bagi tanaman padi yang bila dibiarkan tumbuh akan menghambat pertumbuhan padi. Konon, kemiskinan dan keprihatinan rakyat di masa lalu lah yang membuat genjer kemudian dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Namun pengetahuan yang semakin maju telah mematahkan cap ‘inferior’ pada genjer. Tanaman ini terbukti memiliki kandungan gizi dan khasiat yang baik untuk kesehatan. Genjer terbukti mengandung protein, karbohidrat, zat besi, kalsium, dan fosfor.
Selain kandungan gizi ini, kandungan serat yang tinggi pada daun/batang/bunga genjer sangat baik untuk saluran pencernaan (mencegah sembelit). Selain itu daun genjer juga mengandung flavonoid dan polifenol. Flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dan polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang dapat mengurangi risiko kanker serta menurunkan kadar kolesterol jahat.Genjer juga bisa meningkatkan nafsu makan.
Untuk yang ingin menjaga berat badan ideal, konsumsi daun genjer bisa menjadi pilihan. Kandungan serat di dalam genjer tidak hanya memperlancar saluran pencernaan, tapi juga dapat membuat lebih cepat kenyang dan mempertahankan rasa kenyang lebih lama.
Baca juga : Kecipir Tanaman Kampung yang Kaya Gizi dan Manfaat
Khasiat sayur genjer berikutnya adalah mengendalikan tekanan darah. Khasiat ini berasal dari kandungan kalium di dalam sayur genjer yang sangat tinggi. Kalium mampu mengontrol tekanan darah, sehingga kamu bisa terhindar dari hipertensi.
Masalah dinding pembuluh darah dapat diatasi pula dengan makanan kaya kalium. Jika pembuluh darah tidak terganggu, penyakit jantung bisa dicegah, apalagi ada tambahan antioksidan polifenol di dalam sayuran genjer.
Genjer juga bisa menangkal radikal bebas. Musuh dari radikal bebas si pengganggu kesehatan adalah antioksidan. Daun genjer juga mengandung beberapa jenis antioksidan, sehingga stres oksidatif dapat dicegah dan kerusakan sel tubuh bisa dihambat.
Asupan protein agar tubuh lebih bertenaga tidak cuma bisa didapatkan dari produk hewani. Sayuran seperti daun genjer pun bisa menyumbang energi lewat protein dan karbohidratnya, sehingga tubuh tidak mudah merasa lelah.
Kalsium dan fosfor dibutuhkan untuk menjaga kekuatan tulang dan gigi. Sebagai mineral yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh, maka diharuskan mengonsumsi makanan yang mengandung kedua gizi tersebut.
Manfaat daun genjer lainnya bagi kesehatan adalah menyehatkan tulang dan gigi. Pasalnya, kalsium dan fosfor juga ada di dalam genjer. Mengonsumsi sayur genjer dalam jumlah yang tepat bisa membuat gigi dan tulang kuat, serta terhindar dari osteoporosis.
Genjer mengandung air yang baik untuk menghidrasi kulit dan menjaga kelembapannya. Lalu, antioksidan dari genjer juga akan membantu meningkatkan pertahanan kulit dari sinar ultraviolet penyebab penuaan dini.
Manfaat daun genjer selanjutnya dapat dirasakan oleh organ mata. Senyawa karoten di dalamnya mampu memelihara fungsi penglihatan, sehingga rabun dan gangguan lainnya dapat dihambat.
Vitamin C di dalam genjer dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, vitamin C mampu memicu pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, dan mempercepat penyembuhan luka.
Baca juga : Mengenal Kabau, Kerabat Pete dan Jengkol
Meski tidak banyak, sayuran ini memiliki kandungan lemak baik. Lemak tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kolesterol baik (HDL), serta mencegah penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung.
Genjer bisa dimasak sebagai sayur, direbus, dibuat urap, campuran pecel atau gado-gado. Pilih daun genjer yang masih muda. Untuk bagian bunganya, pastikan kuntumnya juga masih muda dan belum mekar, ditandai dengan tekstur yang masih empuk pada bagian kuntumnya.
Jika bunga genjer sudah tua, setelah dimasak pun teksturnya agak keras dan alot, serta rasanya agak getir/pahit. Untuk mengurangi rasa pahit ini, rebus dulu genjer sebelum dimasak, atau taburi garam, remas-remas, kemudian bilas kembali. (Ramlee)
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]
[…] Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain […]