Hanjuang (Cordyline) merupakan tanaman hias yang populer di kawasan tropis. Tumbuhan ini disebut Ti Plant atau Cabbage Palm di luar negeri dan terkenal karena daunnya yang panjang, berwarna hijau tua, merah, atau ungu, dengan pola yang menarik. Selain digunakan sebagai tanaman hias, hanjuang juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang kaya di beberapa daerah di Indonesia.


Hanjuang atau andong berasal dari Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Hawaii. Tanaman hanjuang banyak dan sering melimpah di berbagai jenis hutan (kering, lebat, tepian), di pegunungan berhutan, di semak-semak, dan kadang-kadang di dekat pantai pada ketinggian dari permukaan laut hingga 1.100 meter di Fiji.
Hanjuang Lebih menyukai tanah yang subur dan memiliki drainase yang baik dalam posisi cerah atau sedikit teduh. Kultivar dengan daun berwarna perlu ditanam di bawah sinar matahari penuh agar bisa menonjolkan warna sepenuhnya.

Tanaman hanjuang tumbuh subur di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi, seperti Indonesia, Filipina, dan beberapa wilayah Pasifik. Hanjuang lebih menyukai tempat yang terkena sinar matahari tidak langsung dan tanah yang lembap.
Baca juga : Philodendron, Tanaman Hias Daun yang Eksotis
Tetapi bisa beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi tanah. Karena kemampuannya bertahan di lingkungan yang bervariasi, tanaman ini mudah dirawat, baik di luar ruangan maupun di dalam pot sebagai tanaman hias dalam ruangan.

Hanjuang mempunyai akar serabut yang menjalar di bawah tanah dengan warna akar putih kecokelatan. Akar sekunder tanaman ini lebih banyak bercabang. Hal ini disebabkan akar primernya telah hilang dan digantikan dengan akar sekunder.
Tekstur batang dari tanaman ini memiliki tekstur keras hal ini karena batang memiliki kambium yang berfungsi sebagai penebalan batang kayu. Tanaman ini mempunyai corak warna batang berwarna kecoklatan dan permukaanya bergaris dengan diameter batang sekitar 7 cm.

Daun hanjuang memiliki pola daun yang tersebar dan berselang-seling, dan juga memilik panjang daun sekitar 20 sampai dengan 60cm dengan lebar 10 sd 13 cm. Ciri khusus lainya yang dapat ditemukan adalah daun ini termasuk dalam golongan daun tunggal, yaitu satu tangkai hanya terdapat satu helai daun.
Tanaman ini memiliki daun berbentuk lanset lebar memiliki variasi warna merah tua, merah kecoklatan atau hijau. Ujung daunnya berbentuk runcing, pangkalnya runcing, tepinya berombak, susunan tulangnya menyirip, dagingnya seperti kertas, dan batang arah pertumbuhannya secara monopodial.

Warna ungu kemerah-merahan disebabkan karena warna yang diserap dari cahaya matahari untuk fotosintesis, yaitu warna merah dan biru atau ungu. Hal ini karena warna lain dari cahaya matahari di refleksikan atau diserap lalu direfleksikan.
Baca juga : Paku Tanduk Rusa, Tanaman Paku Berdaun Unik Incaran Kolektor Tanaman Hias
Warna ungu dapat diserap oleh tanaman karena nilai intensitasnya lebih rendah dari warna lainnya, yaitu 10−14 . Warna biru yang memiliki nilai intensitas 10−12 akan menginduksi pertumbuhan daun dan warna merah yang memiliki nilai intensitas 104 dikombinasikan dengan warna biru akan merangsang perbungaan.

Tanaman ini memiliki bagian kuncup apikal yang akan terus tumbuh. Kuncup yang terus tumbuh dapat menyebabkan bagian kuncup lateral mengalami dormansi. Bila kuncup apikal di potong maka kuncup lateral akan hilang masa dormansinya dan mengakibatkan arah perumbuhannya menjadi simpodial.
Salah satu hal terindah dan menjadi pemikat bagi siapapun yang melihatnya adalah keindahaan bunga pada tanaman hanjuang. Memiliki bentuk bunga yang besar dan muncul dari kumpulan daun, bunga memiliki panjang dari 30 sampai dengan 90 cm. Bunga ini memiliki berbagai warna seperti ungu atau kuning muda dan terdiri dari 6 daun mahkota, kepala putik, dan tangkai putik.

Tanaman hanjuang tidak hanya populer karena keindahan daunnya yang memukau, tetapi juga karena perannya dalam budaya lokal dan manfaat kesehatan. Mudah dirawat dan serbaguna, hanjuang cocok dijadikan tanaman hias untuk mempercantik pekarangan atau sebagai bagian dari ritual budaya.
Hanjuang tidak hanya dijadikan sebagai tanaman pembatas kebun dan tanaman hias di pekerangan rumah. Namuni dulu, hanjuang dijadikan sebagai tanaman pada kuburan atau makam. Tanaman ini seolah wajib ada di kuburan sebagai penanda.

Selain pembatas kebun dan tanaman makam. Hanjuang juga biasanya dipakai dalam ritual—khususnya saat ada pesta perkawanian. Biasanya mempelai pria atau wanita sebelum masuk ke rumah mempelai pasangannya akan disediakan air dalam satu wadah. Salah satu isi air itu adalah tanaman hanjuang.
Baca juga : Calathea, Tanaman Hias yang Corak Daun Indahnya seolah Membentuk Lukisan
Daun dari tanaman hanjuang juga memiliki beberapa kesehatan yang baik untuk tubuh. Beberapa masyarakat menggunakan daun hanjuang untuk pengobatan tradisional. Diantaranya digunakan sebagai obat disentri, ambeien, radang gusi, melancarkan haid, obat batuk berdarah, obat TBC, obat maag, liver, dan mengatasi keputihan.

Ada beberapa jenis tanaman hanjuang yang populer, diantaranya Cordyline fruticosa, varietas paling umum yang dikenal karena daunnya yang berwarna-warni, mulai dari hijau hingga merah, bahkan ada juga yang berpola dengan garis-garis ungu dan pink.
Cordyline australis, jenis yang lebih besar dengan daun lebih sempit yang biasanya berwarna hijau, meskipun beberapa kultivar menunjukkan nuansa merah atau ungu. Dan Cordyline terminalis, Dikenal dengan daunnya yang lebih lebar dan menampilkan berbagai macam warna, varietas ini diyakini membawa keberuntungan dan energi positif bagi sekitarnya. (Ramlee)