Pada hari Minggu, 5 November 2023 kemarin, Korcam P4LSI (Paguyuban Pelestari dan Pencinta Perkutut Lokal Seluruh Indonesia) Mojosari. Bersama seluruh anggotanya mengemas acara bertajuk Ngopi Bareng di Gantangan Korcam Mojosari Ds. Kebondalem Mojosari Kab. Mojokerto.

Ini merupakan agenda rutin perdana yang diadakan oleh Pengurus Korcam Mojosari untuk menyalurkan hobi dalam hal ini perkutut lokal serta mengisi kekosongan waktu disela sela kesibukan masing-masing anggota Korcam.

Selain itu Agenda ini juga untuk membangun rasa persaudaraan antar sesama penggemar perkutut lokal di bawah naungan P4LSI. Sebelumnya atas usulan salah seorang warga yang pernah ikut gelaran lomba gacoran perkutut lokal di luar wilayah Mojokerto, mereka berkeinginan agar kegiatan tersebut juga bisa terselenggara di wilayahnya.

Andik (jongkok) bersama anggota P4LSI Mojosari

Beberapa warga yang tertarik akan perkutut lokal inipun berminat untuk membuat gantangan sendiri dengan dana swadaya serta gotong royong sesama penggemari di Mojosari. Tidak menunggu lama gantangan sederhana berdiri.

Namun setelah gantangan serta semua keperluan terpenuhi, ganti mereka kebingungan akan keabsahan kegiatan mereka. Karena mereka ingin apa yang mereka lakukan tersebut terstruktur dengan baik, yang artinya musti ikut ke dalam satu aturan organisasi dalam hal ini P4LSI.

“Kita ini mau mendirikan atau membentuk satu kepengurusan P4LSI. Dan Kepengurusan Korcam Mojosari pun terbentuk, namun siapa yang harus kita temui untuk mengesahkan kepengurusan ini?” cerita Andik yang didaulat menjadi Ketua Korcam Mojosari.

“Setelah bertanya-tanya kepada beberapa penghobi perkutut lokal akhirnya bisa terwujud pertemuan antara Pengurus Korcam Mojosari dengan Pengurus Korwil Mojokerto,” lanjut Andik. Hasil pertemuan itu berbuah dengan diadakannya kegiatan perdana Korcam P4LSI Mojosari tersebut.

Kegiatan P4LSI Mojosari berjalan semarak

Pengurus P4LSI Mojosari berusaha memupuk kebersamaan antar penggemar perkutut lokal di wilayah Mojosari dengan adakan giat Ngopi Bareng. Undangan disebar agar para penggemar perkutut lokal di wilayahnya membawa serta gaco-gaco andalan mereka untuk sekalian test mental.

Panitia membuka empat kelas yang terbagi ke dalam empat sesi. Yakni kelas gacoran layon 50 poin, kelas gacoran layon 100 poin, kelas gacoran lokal alam poin bebas, dan kelas gacoran campuran. Penilaian berdasarkan seberapa sering burung perkutut manggung.

Juri juga dihadirkan untuk menambah semangat para penggemar perkutut lokal

Acara yang dimotori langsung oleh Andik serta dibantu oleh semua pengurus/anggota dari Korcam P4LSI Mojsari. Kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik sesuai rencana. Puluhan penggemar perkutut lokal di wilayah Mojosari hadiri undangan panitia.

Meski sederhana, acara Ngopi Bareng itu berlangsung lancar selama beberapa beberapa jam. Bukan untuk meraih juara, namun kegiatan dimaksudkan untuk menjalin tali silaturahmi antara penggemar burung perkutut lokal.

“Ini sifatnya bukan kejuaraan, nggak ada hadiah. Sekedar melestarikan budaya orang Jawa. Ini pesertanya cuma sedikit, kebanyakan penggemar kutut anyaran,” ungkap Andik. Dikatakan, belakangan ini penggemar perkutut lokal di Mojosari naik secara signifikan.

Meski hanya diikuti oleh puluhan orang, namun acara sederhana itu mampu memberikan hiburan tersendiri bagi para penggemar perkutut lokal yang hadir. “Intinya ini hanya melatih mental burung saja, dan saling berbagi pengalaman,” ujar Akmal Hamzah Ketua Korwil P4LSI Mojokerto yang turut hadir.

Akmal Hamzah ikut hadir bersama burung gacoannya

“Karena pas dijemur burung itu mau bunyi sekali dua kali saja, itu sudah bisa bikin hati senang. Juga biar tambah semangat dalam merawat burung perkutut lokal,” imbuh Akmal. “Kita kalau sudah kumpul begini rasanya memang gembira, lupa dengan segala keruwetan sehari-hari.”

Andik menambahkan, “Kegiatan P4LSI Mojosari ini sekaligus dapat memberikan edukasi kepada para penggemar khususnya anak-anak muda atau penghobi pemula serta masyarakat bahwa memelihara burung perkutut selain untuk kelangenan, juga sebagai upaya kita dalam memelihara kearifan budaya lokal.” (Ramlee/AH)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *