Pengcab PPPPSI Sleman terus bergerak untuk kembali menyemarakkan hobi anggungan burung puter pelung di wilayahnya. Agenda yang dilaksanakan adalah dengan menggalang para pecinta puter pelung untuk menyalurkan hobi lombanya. Salah satunya dengan menggelar kegiatan lomba puter pelung bertajuk Rindu Suhu pada Minggu, 21 Juli 2024.
Menempati lokasi di Gantangan Prakasita, Pasar Kowen Sidokarto Godean – Sleman. Kegiatan ini membuka 3 kelas yakni, kelas Utama, kelas Madya, dan kelas Pemula. Untuk kelas Pemula disediakan 60 slot gantangan. Sementara kelas Utama dan Madya masing-masing 30 slot gantangan.
Ini untuk kesekian kalinya Pengcab Sleman mengajak para kwok mania hadir ke gantangan. Merasakan kembali sensasi menaikkan sangkar ke gantangan. “Alhamdulillah hari ini gelaran Lomba Puter Pelung kembali kami gelar,” tutur Narso, Ketua Pengcab Sleman.
Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, agenda kali ini masih menjadi pilihan peserta yang ingin menggantang burung puter pelung miliknya. Dan antusias kwok mania untuk mengikuti acara tersebut terbilang luar biasa.
Terbukti dengan penuh sesaknya penggila lomba ini hadir ke gantangan. Tiga kelas yang dilombakan penuh tanpa ada tempat yang kosong. Seluruh tiket yang dicetak, ludes tanpa sisa. Tidak disangka oleh segenap panitia jika ajakan mereka mendapat sambutan yang luar biasa.
“Peserta hari ini penuh sesak di masing-masing kelas. Ini artinya bahwa kegiatan kami mendapatkan respon baik dari peserta,” ungkap Narso. Deddy selaku Ketua Panitia juga menuturkan hanya menyediakan jumlah tiket yang terbatas karena tidak menyangka peminat ternyata begitu luar biasa.
“Saya mohon ma’af bagi peserta yang tidak bisa berlomba karena jumlah tiket yang terbatas. Mudah-mudahan lain kesempatan bisa ikut serta.” Tanda-tanda membludaknya peserta memang sudah terlihat sejak awal.
Tiket yang disediakan panitia ludes dalam waktu cepat. Beberapa peserta dari luar kota juga terlihat hadir. Dari data penitia, peserta datang dari Semarang, Solo, Klaten, Wonosobo, Purworejo, dan Temanggung. Bahkan peserta dari Jawa Timur seperti dari Mojokerto, Malang, dan Pasuruan ikut hadir, menambah sengitnya persaingan perebutan juara di masing-masing kelas.
Selain itu panitia juga kedatangann tokoh-tokoh anggungan Yogyakarta, tempat dimana burung puter pelung ini muncul untuk kali pertama. Sesuai dengan tajuk gelaran itu sendiri yakni Rindu Suhu, panitia sengaja mengajak sesepuh-sesepuh anggungan Yogyakarta untuk hadir ke acara Pengcab Sleman tersebut.
“Kita semua memang sudah sudah kangen dengan kehadiran sesepuh anggungan yang sudah kami anggap sebagai guru,” ujar Deddy. “Makanya kita sengaja undang beliau-beliau ini untuk hadir di acara yang diselenggarakan oleh Pengcab Sleman.”
“Syukurlah, beliau-beliau ini sudi menghadiri undangan kita. Sekalian bisa menambah ilmu dari beliaunya ini, terima kasih banyak sudah sudi hadir. Terima kasih sebesar-besarnya dan penghormatan setinggi-tingginya juga untuk semua sedulur pelunger yang sudah berkenan hadir meramaikan gelaran Sleman Rindu Suhu.”
“Suatu kebanggaan dan kebahagiaan yang luar biasa buat kami bisa bertemu, bersilahturahmi dan melihat langsung burung-burung yang luar biasa dasyatnya,” ucap Deddy, mewakili segenap panitia. “Mohon maaf bila kami masih banyak kekurangan, dan kami akan bertekad untuk selalu belajar agar bisa memberikan yang terbaik dari apa yang kami miliki di gelaran berikutnya.”
Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal acara yang dimulai dengan melombakan kelas Pemula terlebih dahulu. Puluhan burung puter pelung langsung tancap gas melantunkan anggung terbaiknya di hadapan juri-juri senior dari Yogyakarta dan dibantu seorang juri dari Solo.
Untuk Pemula, juara pertama direbut oleh Dunia Baru debutan Fauzy, produk ternak Eton 691 yang berada pada nomor gantangan 40. Menyusul di posisi berikutnya, Pariwangi besutan Agung Dhito dari Bantul, ternakan Sekar 9917 yang menempati nomor gantangan 55. Tempat ketiga dimenangkan Keclek orbitan Atasa, ternakan Atasa 189 yang berada di nomor gantangan 36.
Untuk kelas Utama dan Madya dilangsungkan bersamaan. Di kedua kelas ini persaingan berjalan ketat cenderung sengit. Saling susul perolehan nilai berjalan dengan cepat dan ketat. Tidak sedikit burung yang mampu bekerja secara maksimal, bendera lima dan enam bendera bertebaran di beberapa tempat.
Suasana yang tenang nyaris tanpa teriakan dari para suporter memudahkan kerja para juri dalam memberikan penilaian. Dan perebutan juara benar-benar seru, para suporter begitu menikmati keseruan acara tersebut. Empat babak penjurian berlangsung tanpa ada hambatan. Sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan di masing-masing kelas.
Untuk kelas Utama, podium juara pertama berhasil diraih Gong 2000 amunisi Boss Boy dari Yogyakarta, beridentitas Boss 2000 yang digantang pada nomor 33. Raihan bendera enam warna sepanjang empat babak, memastikan Gong 2000 meraih titel juara di Lomba Puter Pelung Sleman Rindu Guru.
Disusul kemudian oleh Everest andalan B2W BF, ternakan B2W yang berada di nomor gantangan 55 sebagai peraih podium kedua. Dan tempat ketiga dimenangkan Jerusalem gaco Eton BF, puter pelung bergelang Eton 205 yang berada di gantangan 35.
Di kelas Madya, juara pertama menjadi milik Gen Z bergelang Atasa 100 besutan Atasa Bantul, yang digantang pada nomor 14. Tempat kedua diduduki Wakatobi ring Eton 705 milik Eton BF yang berada di nomor gantangan 23. Dan tempat ketiga diraih oleh Mbah Kondang ring BBW 999 orbitan Bambang Turi yang berada di nomor gantangan 9.
Kegiatan ini tampaknya mampu memuaskan semua yang hadir. Tidak ada protes yang terdengar, bahkan mereka menginginkan acara serupa segera diagendakan kembali. Seperti mengamini ajakan para sesepuh yang hadir, agar semua pemerhati puter pelung tetap dapat melestarikan burung puter pelung sebagai salah satu burung klangenan yang juga dapat memberikan kebanggan bagi pemiliknya tersebut. (Ramlee)