Merpati merupakan salah satu jenis burung yang keberadaannya tidak jauh dari lingkungan manusia. Dalam istilah sehari-hari, burung merpati seringkali juga disebut burung dara. Yang disebut burung merpati adalah semua burung yang masuk ke dalam famili Columbidae.
Burung dengan sifat jinak ini memiliki tubuh gempal dengan leher dan paruhnya yang pendek. Di dalamnya terdapat sekitar 300 spesies burung yang tersebar di hampir seluruh dunia. Penyebutan burung dara maupun merpati digunakan untuk menyebut nama burung yang sama.
Namun berdasarkan orinologi, istilah burung dara cenderung digunakan untuk menyebut spesies yang tubuhnya lebih kecil, sedangkan sebutan merpati untuk spesies yang lebih besar. Ukuran kepala merpati relatif kecil jika dibandingkan dengan proporsi badannya.
Ukuran tubuh burung merpati sangat bervariasi tergantung jenisnya, dari 15 cm hingga 75 cm panjangnya. Spesies terbesarnya adalah merpati mahkota papua yang ukurannya hampir sebesar kalkun dengan berat 3-4 kg. Sedangkan jenis burung merpati yang terkecil adalah anggota genus Colombina yang beratnya hanya sekitar 22 g dengan panjang 13 cm.
Baca juga : Mambruk, Burung Dara Endemik Papua Bermahkota Indah
Paruh burung ini cenderung pendek dengan sepasang mata di kedua sisi kepalanya. Paruh merpati terbentuk dari maxilla dan mandibul dengan tekstur keras. Warna paruhnya bervariasi, mulai dari kecoklatan hingga kehitaman tergantung dari spesiesnya.
Mata burung dara berbentuk bulat kemerahan. Pada indera penglihatan tersebut terdapat lapisan kulit yang mengelilinginya. Kepala berukuran kecil, dan sering terlihat mengangguk-anggukan kepalanya yang dimaksudkan untuk menjaga penglihatannya secara konstan.
Burung merpati memiliki sepasang sayap yang ada pada kedua sisi tubuhnya. Selain sayap yang berfungsi untuk terbang, ciri merpati juga dapat dilihat dari ekornya yang panjang. Ketika terbang, ekor akan turut mengembang layaknya kipas. Ujung ekornya menumpul dengan aneka variasi warna.
Merpati mempunyai bulu-bulu halus yang melapisinya dengan warna-warna beragam, antara lain cokelat, hitam, putih, dan aneka kombinasi unik lainnya. Bagian bulu merpati, bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Plumuae, yaitu bulu yang ukurannya pendek dan halus. Fungsinya untuk menjaga kestabilan suhu tubuh. Plumae atau bulu countour, yakni bulu yang melapisi serta menutupi plumuae.
Sedangkan berdasarkan letak dan fungsinya, bulu burung merpati dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Reminges yaitu bulu yang letaknya ada di sayap dan berfungsi untuk terbang. Retrices, yaitu bulu yang ada di bagian ekor, kegunaannya untuk mengontrol arah gerakan udara. Tetrices adalah bulu merpati di bagian badan. Parapterum, yakni bulu yang ada di bagian bahu dan Alula adalah bulu yang ada di jari-jari merpati.
Habitat burung merpati awalnya berada di wilayah pesisir pantai. Burung yang digunakan sebagai simbol perdamaian ini dapat dijumpai dengan mudah dimanapun, bahkan di seluruh dunia hingga di tempat-tempat umum, kita dengan mudah mendapati burung merpati ini.
Saat ini, merpati telah tersebar di seluruh dunia dengan populasi tinggi. Meskipun ada lonjakan populasi merpati, sampai saat ini belum ada dampak negatif dari kondisi tersebut. Bisa dikatakan bahwa lonjakan populasi merpati tidak begitu berbahaya bagi manusia maupun ekosistem.
Mayoritas burung merpati merupakan pengonsumsi biji-bijian. Seperti beras merah, padi dan gabah, jagung, serta kacang-kacangan. Kacang-kacangan merupakan salah satu jenis pakan berkualitas yang biasanya dikonsumsi merpati. Ada tiga jenis kacang-kacangan yang biasanya diberikan, antara lain kacang hijau dan kacang tanah.
Baca juga : Mandar Gendang, Burung Endemik Maluku Utara itu Kian Terancam Punah
Merpati seringkali mengkonsumsi kerikil atau batu. Kedua benda ini memang bukanlah pakan burung merpati. Kerikil atau batu kecil mirip seperti gigi manusia. Batu kecil maupun kerikil ini nantinya akan disimpan di bagian tembolok. Tujuannya agar makanan yang dikonsumsi dapat dihancurkan secara lebih efektif.
Burung merpati berkembang biak secara ovipar atau bertelur. Ketika memasuki masa kawin, indukan betina dan jantan akan menunjukkan perilaku berbeda. Perilaku ini biasanya ditemui pada burung yang telah memiliki jodoh.
Merpati jantan akan merayu serta terus menempel pada indukan betina. Cara merayunya dengan menggembungkan tembolok serta mengembangkan bulu-bulunya sembari melebarkan sayapnya. Apabila rayuannya berhasil, merpati jantan dan betina akan langsung melakukan perkawinan.
Setelah proses perkawinan, dara jantan membuat sarang dari ranting pohon. Sarang tersebut dibangun di atas pepohonan maupun tanah. Burung merpati yang siap kawin biasanya berumur 5-8 bulan. Proses bertelurnya terjadi dalam kurun waktu 7-10 hari pasca perkawinan dengan kemampuan menghasilkan 1-2 butir telur.
Indukan jantan sangat peduli dengan anak-anaknya dan secara bergantian mengerami telur-telurnya selama 18-22 hari. Merpati betina biasanya akan mengerami telurnya pada siang dan malam. Sedangkan dara jantan mendapat giliran mengerami pada pagi dan sore hari. Indukan merpati akan merawat serta memberi makan anak-anaknya hingga usia 28 hari.
Pada perang dunia dahulu, burung merpati digunakan sebagai pengirim pesan atau bisa dibilang sebagai “tukang pos”. Dipilihnya burung merpati untuk mengirim pesan karena kemampuan daya ingatnya, ia bisa menghapal sebuah rute perjalanan yang cukup jauh, sehingga tidak akan salah jalan dan akan sampai ke tempat tujuan.
Burung merpati juga mempunyai kecerdasan yang cukup baik. Ia bisa mengategorikan barang-barang yang ada di sekelilingnya dengan cermat dan tepat. Bahkan, burung merpati bisa mengenali wajah manusia. Di Indonesia, burung merpati sangat populer, bahkan ada perlombaannya juga, seperti burung yang bisa masuk ke dalam kotak setelah dilepaskan, balapan burung merpati, dan lain-lain.
Secara garis besar jenis burung merpati dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu burung merpati balap (Homer). Jenis burung merpati ini berasal dari burung liar yang dikenal dengan columbian livia. Jenis burung ini dikembangkan di daerah Eropa tepatnya Belgia dan Inggris, dipelihara dan lebih dikenal sebagai merpati pos atau racing homer.
Baca juga : Burung Kuau Raja, si Raksasa Bermata Seratus yang Terancam Punah
Kerena merpati ini dikembangkan dengan tujuan membantu masyarakat dalam proses pengiriman, maka yang diutamakan untuk merpati ini adalah kemampuannya terbang, kecepatan terbang dan kemampuan merpati terbang tinggi.
Burung merpati hias (tumbler), burung ini dikenal dengan tuimeelar bagi orang Belanda dengan variasi warna bulu yang beragam. Ciri khas merpati terbang tinggi dan menukik tajam serta mampu bermanuver baik saat terbang.
Burung ini dipelihara dan dikembangkan di daerah Eropa dikarenakan kemampuan terbang dan atraksi terbang yang sangat menarik. Burung merpati Cumulet, burung ini dikenal sebagai nenek moyang dari merpati racing homer. Warna bulunya dominan berwarna putih dengan bintik bintik merah di kepala atau leher.
Burung merpati flight, burung ini dikembangkan di daerah Amerika Serikat yang lebih dikenal sebagai domestic flight disana. Ciri-cirinya memiliki badan yang sedang dengan kemampuan terbang tinggi dan kepala ramping berjambul. (Ramlee)