Gelaran latber di Sidoarjo kembali hadir untuk meramaikan kembali hobi puter pelung di Sidoarjo, seperti yang dilaksanakan oleh Pengcab PPPPSI Sidoarjo pada Minggu 10 September 2023 kemarin. Menempati lokasi tempat mangkalnya para punggawa Delta Force di Gantangan PPKL JC Jln. Raden Patah 48-50 Pucang Anom Sidoarjo.
Kegiatan bertema Ngopi Bareng dan Lomba Puter Pelung ini sekaligus menjadi bukti eksistensi kwok mania di sekitaran Kota Sidoarjo masih tetap ada. Hariyono, Ketua Panitia gelaran kembali menegaskan bahwa agenda ini tidak akan pernah hilang dalam rutinitas kwok mania, agar semangat para penghobi tetap terjaga.
“Agenda seperti ini akan terus ada karena menjadi salah satu bukti eksistensi kwok mania di Sidoarjo dalam menekuni hobi. Selama kegiatan ada maka hobi akan terus ada,” terang Hariyono. Gelaran ini juga untuk mewadahi keinginan para penghobi akan gelaran lomba di Kota Sidoarjo.
Kegiatan berupa lomba puter pelung yang diadakan secara rutin oleh Pengcab Sidoarjo memang untuk mendukung semaraknya hobi dan memberikan wahana agar para mania tetap bersemangat menekuni hobinya. Sepertinya yang ditunjukkan oleh Suprapto, seorang kwok mania dari Buduran Sidoarjo.
Mengendarai sepeda angin dengan bendera merah putih berkibar, begitu menggambarkan semangat yang menggelora untuk ikut serta meramaikan agenda rutin Pengcab Sidoarjo. Beberapa wajah-wajah baru juga tampak hadir di Gantangan PPKL JC tersebut.
“Kegiatan berupa lomba adalah adanya semangat dari kwok mania untuk tetap eksis dalam menekuni hobi, makanya lomba harus tetap ada agar hobi tidak sampai hilang,” tegas Hariyono. Dan seperti dengan latber-latber sebelumnya, kali ini panitia hanya membuka kelas Madya saja.
Dan antusias peserta dalam mendukung kegiatan ini terasa luar biasa. Ini terlihat dari datangnya para mania dari luar kota, seperti Surabaya, Tuban, Bangkalan, dan Kediri. Bahkan bagi kwok mania asal Kediri, ini merupakan kali pertama tampil di Sidoarjo. “Saya hanya pemula, baru setahun senang dengan puter pelung,” ujar Mbah Demang begitu sapaan akrabnya.
“Apalagi di Kediri sudah lama tidak ada kegiatan lomba. Burung hanya digantang di rumah saja. Rasanya pengen juga tahu sejauh mana kualitas burung-buurng milik saya ini. Kalau tidak dilombakan tidak bakal tahu bagus tidaknya,” tambah Mbah Demang.
Dengan semangat seperti itu, maka jarak yang lumayan pun tak menyurutkan niatnya untuk menjadi bagian dalam kegiatan lomba tersebut. “Panitianya juga kompak sekali,” puji Mbah Demang. “Namun suasananya kurang tenang, rada bising.”
Puluhan burung beradu kualitas anggungnya masing-masing tepat pukul 09.30 WIB. Cuaca terik dan panas khas kota seakan tidak terasa karena area gantangan ditumbuhi banyak pepohonan. Para kontestan pun bisa bekerja secara maksimal di hadapan para pengadil.
Suasana arena pun, menjadi lebih ramai oleh suara anggung merdu dari masing-masing jago yang digantang. Dan tidak mau kalah, para pemilik juga ikut ramai. Berteriak memanggil jagonya dari bibir arena, agar terus bernyanyi. Persaingan ketat perebutan nilai dari babak ke babak terlihat seru dan saling unggul mengungungguli.
Karena itu nyaris semua jago terlihat sama-sama on fire untuk bisa menjadi yang terbaik di gelaran ini. Hampir semua burung yang berkompetisi mampu mendapatkan penilaian dengan ditandai kibaran bendera. Bahkan di babak pertama tidak kurang dari tiga belas burung mendapatkan bendera empat warna. Babak pertama berakhir tanpa ada kejutan berarti.
Di babak kedua pun berjalan dengan cepat seperti halnya di babak pertama. Di penghujung waktu penjurian burung di gantangan mendapatkan bendera empat warna plus bendera pengajuan. Sayang sebelum berubah menjadi lima warna waktu keburu habis. Burung ini memang kurang rajin memamerkan suara merdunya.
Sebelum babak kedua berakhir, panitia kedatangan Ketua DPC PDI Perjuangan Sidoarjo, H. Sumi Harsono SE beserta keluarganya. Mereka ingin mengetahui dan menikmati lomba burung puter pelung. “Enak ternyata ya lomba puter pelung, ndak ramai seperti lomba burung berkicau,” ujar Sumi Harsono yang akan kembali maju sebagai anggota dewan.
Empat babak penjurian berjalan lancar dan didukung penuh oleh cuaca cerah bahkan cenderung panas. Sampai akhirnya ditetapkan posisi kejuaraan. Di latber kali ini, podium pertama berhasil diraih Den Bagus amunisi Mbah Demang dari Kediri.
Puter pelung hasil ternakan Boss 23-06 yang digantang pada nomor 15 dinyatakan sebagai juaranya setelah berhasil meraih poin tertinggi dengan tiga kali bendera empat warna dan lima warna di babak keempat. Meskipun sedikit tertatih-tatih dalam mendapatkan nilainya namun akhirnya Den Bagus menutup kompetisi dengan hasil terbaik.
Dilanjutkan kemudian di posisi kedua dan ketiga direbut burung-burung orbitan AG BF dari Bangkalan. Tempat kedua ada Sandur Junior ring AG 58 di gantangan 20. Sedang tempat ketiga diraih Madura Junior dengan ring AG 24 di gantangan 24.
“Alhamdulillah Den Bagus dapat meraih prestasi di Sidoarjo yang rata-rata diikuti burung-burung bagus,” ucap Mbah Demang mengomentari prestasi gaconya. “Den Bagus memang terkendala bunyinya kurang gacor, hanya 4-5 kali bunyi jadi kadang dipantau oleh juri saat terdiam kembali.”
Di akhir acara Sumi Harsono dan putranya Dewa memberikan apresiasi kepada para peserta yang hadir berupa doorprize kejutan bagi yang beruntung. “Saya ini dulu penggemar burung berkicau, tetapi sekarang sudah tidak lagi karena tidak ada yang merawat, kayaknya asyik juga kalau punya puter pelung” tutur Sumi Suharsono.
“Karena burung ini bagian dari warisan leluhur jadi patut kiranya untuk terus dilestarikan sebelum nantinya diakui oleh negara lain. Ini suatu kegiatan yang baik sekali, apalagi ketika didengarkan terasa syahdu,” kata Sumi Suharsono.
“Kami atas nama panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan memberikan dukungan, antara lain Pak Sumi Harsono bersama keluarga, Mbah Demang dari Kediri, juga Rio dari Tuban, dan Abah Alif dari Bangkalan yang jauh-jauh telah sudi ikut meramaikan gelaran di Sidoarjo,” ucap Dhe Nardi selaku penangung jawab gantangan. (Ramlee)