Pacar air (Impatiens balsamina L.) merupakan tanaman herba semi sukulen. Tanaman hias yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara namun telah diperkenalkan ke Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini mempunyai bunga yang berwarna cerah dan menarik menyerupai bunga anggrek kecil. Tidak heran bila banyak orang menyukai tanaman pacar air dan menjadikannya sebagai tanaman hias penyejuk rumah.
Pacar air banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias dan telah menyebar serta tumbuh liar di berbagai wilayah di dunia. Termasuk di Eropa, sebagian Afrika tropis, Asia tropis, Amerika Tengah dan Selatan, Karibia, serta banyak pulau di Samudra Pasifik. Bahkan di beberapa tempat, pacar air dianggap invasif.
Ini karena tanaman pacar air mampu tumbuh dengan cepat dan mengganggu ekosistem setempat. Negara dan wilayah yang melaporkan tanaman ini sebagai invasif termasuk Filipina, beberapa bagian India, Kosta Rika, Kuba, Puerto Riko, Kepulauan Galapagos, Peru, Polinesia Prancis, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Kepulauan Solomon, dan Tonga.
Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Habitatnya pada daerah tropis dan subtropis namun tidak dapat hidup pada daerah yang kering. Tanaman pacar air tumbuh baik di lingkungan dengan curah hujan sekitar 400-1.000 mm. Suhu yang baik untuk tanaman bunga pacar air adalah sekitar 20 -30 derajat Celcius. Media tanah untuk menanam bunga pacar air tidak terlalu sulit, yang penting cukup unsur hara.
Baca juga : Kastuba, Tanaman Hias Berkhasiat Obat
Tanaman pacar air mempunyai akar serabut yang menjalar dan menyebar di sekitar tanaman, dengan tujuan untuk menyerap nutrisi dan air dari tanah. Akar ini secara langsung menghubungkan tanaman dengan batangnya. Pacar air dapat hidup tanpa akar, sebab, batangnya dapat menghisap air. Jika akarnya dihilangkan, ia harus disimpan di wadah penuh air.
Pacar air merupakan tanaman tahunan berbatang tegak, kuat, dan berdaging, dengan banyak akar serabut di bagian bawah yang sedikit membengkak. Pacar air mampu tumbuh mencapai ketinggian 50-100 cm. Meskipun tanaman ini tergolong tanaman tahunan, batangnya tidak memiliki tekstur kayu (terna) seperti beberapa tanaman lainnya.
Daunnya berwarna hijau muda, memiliki bentuk menyirip panjang dengan panjang berkisar antara 5-12 cm. Daun-daun ini memiliki urat lateral yang berjumlah 5-9 pasang, serta memiliki pinggiran bergerigi dan ujung yang runcing atau lancip. Lebar daunnya berkisar antara 1-3 cm.
Bunga tanaman ini bersifat tunggal, dengan panjang tangkai bunga berkisar antara 1-2 cm. Warna bunga bunga pacar air bervariasi, termasuk putih, merah, merah jambu, dan ungu, bisa memiliki satu atau dua lapis kelopak yang tergantung pada jenisnya. Bunganya tumbuh sendiri-sendiri atau berpasangan di ketiak daun, dengan tangkai yang agak berbulu.
Bunga ini memiliki sepal (bagian seperti daun kecil) di sisi samping dan bawah, serta taji (bagian yang memanjang seperti duri) yang melengkung. Buah bunga pacar air awalnya berwarna hijau dan berubah menjadi kuning saat sudah matang. Bentuk buahnya menyerupai kapsul bulat lonjong dengan ujung yang runcing atau lancip. Buahnya terdiri dari bakal buah menumpang dengan 4 sampai 5 ruang.
Dalam satu ruang tersebut terdapat dua atau lebih biji berwarna hitam dan berbentuk bulat dengan ukuran kurang dari 1 mm. Tanaman pacar air menyebarkan dirinya melalui biji. Bijinya terletak di dalam buah kapsul yang mudah pecah secara eksplosif ketika sudah matang.
Baca juga : Krokot, Sering Dianggap sebagai Tanaman Gulma Nyatanya Bisa Dijadikan Obat
Biji dalam kapsul ini akan terlontar keluar dengan kecepatan hingga 4 meter per detik. Setelah itu, biji akan terbawa lebih jauh oleh angin dan air, atau bahkan tersebar sebagai “kontaminan” di tanah lapisan atas, ikut terbawa saat tanahnya berpindah tempat.
Tanaman ini sangat disukai lebah dan serangga lain yang membantu penyerbukannya. Pacar air tidak dapat hidup di lingkungan yang kering. Cara mengembangbiakkan tumbuhan ini adalah dengan menyebar biji benihnya atau dengan cara meletupkan buahnya.
Selain dijadikan tanaman hias, pacar air juga telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Berbagai bagian tanaman ini, mulai dari daun, bunga, hingga biji, memiliki khasiat yang bagus buat kesehatan Bunda secara keseluruhan.
Mengutip National Library of Medicine (NIH), tanaman pacar air sering diresepkan sebagai obat-obatan tradisional di negara-negara Asia. Khususnya sebagai obat tradisional untuk pengobatan rematik, nyeri umum, patah tulang, radang kuku, penyakit kudis, bisul, disentri, memar, hingga penyakit kaki.
Biji pacar air rasanya pahit, pedas, sifatnya hangat, sedikit toksik. Biji berkhasiat untuk mengatasi terlambat haid, kesulitan melahirkan, rasa tersumbat di tenggorokan, bengkak akibat terbentur (memar), tumor perut, dan kanker saluran cerna bagian atas.
Bunganya digunakan untuk mengatasi terlambat haid, dan bengkak akibat terpukul (hematoma). Daunnya digunakan untuk mengatasi keputihan (leukorea), dan nyeri haid. Sedangkan akarnya digunakan untuk mengatasi rematik, leher kaku, sakit pinggang, terlambat haid, serta tertusuk tulang dan benda asing di kerongkongan.
Baca juga : Tanaman Putri Malu, si Cantik Berduri yang Kaya Manfaat
Selain itu, air rebusan daun bisa digunakan untuk mencuci luka dan merangsang pertumbuhan rambut. Khasiat obat tanaman pacar air didukung oleh kandungan kimia di dalamnya. Beberapa senyawa aktif yang ditemukan dalam pacar air.
Seperti Saponin, senyawa ini memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan dan nyeri. Flavonoid, merupakan antioksidan kuat yang dapat melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Dan Tanin, senyawa yang memiliki sifat astringen, dapat membantu mengobati luka dan diare.
Berdasarkan penelitian, tanaman pacar air mampu menyerap logam berat merkuri dari lahan TPS. Kandungan merkuri mengalami penurunan setelah dilakukan penanaman pacar air. Dilansir Environmental Advances, pacar air juga diketahui mampu membersihkan tanah yang tercemar oli pelumas bekas (ULO) melalui proses fitoremediasi. Tanaman ini mampu menguraikan ULO dengan bantuan mikroba di akar mereka melalui proses rizodegradasi (penguraian zat oleh mikroba di sekitar akar). (Ramlee)