Luar biasa antusias dekoe mania yang hadir digelaran Lomba Seni Suara Burung Derkuku bergengsi bertajuk Piala Bupati Cup I Bondowoso, pada hari Minggu 10 Desember 2023 kemarin. Lihat saja, puluhan penggemar derkuku kelantan dari berbagai kota, khususnya di Jawa Timur ikut hadir meramaikan.

Mereka berkumpul di satu titik, di Alun-alun Ki Bagus Asra Bondowoso. Ini merupakan gelaran lomba regional perdana sekaligus gebrakan di wilayah Tapal Kuda. Gelaran yang diprakarsai oleh Yoyon Brata Mardiyanto itu benar-benar berlangsung meriah.

Dan meskipun perencanaan gelaran besar ini boleh dibilang dadakan, Yoyon Brata Mardiyanto selaku penggagas even perdana yang menggandeng PPDSI Pengcab Bondowoso tersebut mampu mempersembahkan acara yang luar biasa.

Ketua PPDSI M. Makrus membuka gelaran Piala Bupati Kab. Bondowoso

Hampir semua kekuatan dekoe mania yang ada di wilayah Tapal Kuda dan juga Jawa Timur hadir. Mereka berharap bisa memboyong tropy esklusif Piala Bupati Cup I Bondowoso dari total 3 kelas yang sudah disiapkan oleh panitia.

“Saya pribadi memberanikan diri untuk menyelenggarakan event ini,” ucap Pria yang lebih akrab disapa Yoyon tersebut. “Berharap gelaran ini bisa memberikan semangat sekaligus mengenalkan burung derkuku kelantan kepada masyarakat Bondowoso pada khususnya.”

Panitia dan juri Piala Bupati Kab. Bondowoso

Ada tiga kategori kelas yang dilombakan, yakni kelas Pemula, Yunior, dan Senior. Event ini pun dimanfaatkan betul oleh para dekoe mania. “Banyak burung jawara yang berlaga di gelaran Piala Bupati ini,” jelas pemilik Ibatha BF ini.

Dan sesuai susunan acara, gelaran ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PPDSI Muhammad Makrus S.E. yang didampingi oleh Ketua Pengda PPDSI Jawa Timur Drs. Heru Pujianto S.H., M.H. Dalam sambutannya, M. Makrus memberikan selamat kepada Yoyon Brata Mardiyanto yang mampu mengemas event besar pertama di Bondowoso ini dengan meriah.

Selain itu M. Makrus mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh panitia. Serta berharap semua penghobi derkuku bisa rukun dan guyub. Diharapkan panitia penyelenggara juga bisa mengembangkan dan menjaga regulasi event yang sudah ditetapkan, khususnya di wilayah Tapal Kuda.

Sementara jalannya event perdana Bupati Cup Jember kemarin itu cukup ramai dan semarak. Bahkan hadirnya jago-jago terbaik dari Bogor, Tulungagung, Blitar, Situbondo, dan Jember selain semakin menambah meriah suasana, persaingan antar jago juga semakin ketat dan seru.

Suasana meriah lomba derkuku di alun-alun Bondowoso

Gelaran perdana Piala Bupati Bondowoso kemarin, rupanya bukan hanya mampu membangkitkan kembali dunia hobi burung derkuku di kota Tape Manis Bondowoso. Tetapi kegiatan ini juga mampu menggerakkan ekonomi masyarakat kecil (UMKM), peternak derkuku, dan juga penjual pakan, sangkar derkuku serta asessoris lainnya.

Hanya jago-jago yang memang punya mental dan kualitas anggungan yang mampu merebut podium juara. Panitia sengaja menghadirkan juri-juri nasional yang dipunyai PPDSI Jawa Timur. Hal ini salah satu bentuk apresiasi kepada para peserta yang telah mendaftarkan burungnya, seperti yang dikatakan oleh Yoyon selaku Ketua Panitia gelaran.

Wiro Sableng, jago Cak Hari dari Bogor boyong trophy juara pertama kelas Senior

“Supaya kepuasan para peserta dapat terjaga, tanpa melihat burung siapa dan peternaknya,” tegas Yoyon. “Karena burung kalahnya harus dengan burung. Kebanyakan event yang gagal/mengecewakan, itu disebabkan para penilai masih cenderung melihat siapa pemiliknya dan siapa peternaknya (burung titipan).”

“Bukan karena kualitas burungnya. Ini yang harus kita rubah, karena hal yang demikian ini bisa merusak animo penggemar derkuku itu sendiri buat membawa gaconya ke lomba,” tambah Yoyon. “Namun di gelaran ini terbukti kinerja tim penilai di tiga kelas sangat profesional dan memuaskan.”

Yoyon serahkan bendera juara pertama untuk Sudianto berkat aksi Damar Wulan di kelas Yunior

Setelah melalui persaingan ketat untuk merebut nilai tertinggi selama empat babak penuh, akhirnya juri perekap mengumumkan hasil kejuaraannya. Di kelas Senior, Wiro Sableng bergelang DA 212 burung andalan Cak Hari dari Bogor berhasil menerebos posisi paling depan.

Berikutnya ada Sinar Baru di tiang 13 debutan Sekretariat TGR Tulungagung, harus puas menempati posisi runner up. Baru disusul kemudian oleh Bayu Bajra di tiang 24 yang dikawal langsung oleh H. Feri dari Jember, merebut juara 3.

Sedangkan untuk kelas Yunior, Damar Wulan yang jadi andalan Sudianto Bondowoso sukses memboyong tropy juara 1. Burung yang ada di tiang 32 mampu tampil baik selama 4 babak penuh. Posisi kedua berhasil ditempati Putri Candi milik Slamet Situbondo. Tempat ketiga dimiliki Kidung Mataram milik Heru Jember.

Sementara di kelas Pemula yang persaingannya lebih ramai dan seru, Bintang Panglima ring Semeru 74 gantangan 74 andalan Jhoni Susilo Situbondo rebut podium juara 1 setelah mengungguli puluhan lawan-lawannya. Tempat kedua direbut Owah Gingsir bergelang MKS 1054 milik Buyoet Djoyo BF Blitar. Melengkapi tiga besar ada Umar Moyo ring Bintang Aries 015 debutan Bintang Aries Blitar.

Bintang Panglima jago Jhonni Soesilo terdepan di kelas Pemula

Semua peserta begitu menikmati selama proses penjurian dengan cara ngopi di pinggir lapangan, mereka juga menerima hasil penjurian. “Bisa dilihat, yang masuk dalam kejuaraan adalah burung-burung yang bermateri bagus dan kerja secara maksimal.

Tentunya rasa kepuasan peserta yang datang, lah wong debutan saya si Jendral Sudirman hanya bisa bertengger di posisi 6 kelas Senior,” ungkap Yoyon. “Memang ga sempat mempersiapkannya, soale sibuk prepare gelaran ini.”

Para juara Piala Bupati Kab. Bondowoso

“Dan saya sebagai Ketua Penyelengara, sangat puas dan senang dengan kinerja juri yang betul-betul berkualitas dalam memantau kinerja burung. Memang sengaja saya hadirkan juri-juri nasional, biar penjurian dapat berjalan dengan baik.”

Di akhir acara panitia mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir dalam memberikan dukungan pada pelaksanaan event Piala Bupati. Lebih lanjut disampaikan juga bahwa tanpa dukungan dari peserta, maka kegiatan tersebut tidak akan ada artinya.

Yoyon sadar bahwa meski seluruh kemampuan sudah dikerahkan untuk memaksimalkan acara, pastinya ada hal-hal yang kurang berkenan pada peserta. “Kami sudah berusaha maksimal dalam mengemas acara, jika ada yang kurang berkenan, mohon dima’afkan.”

“Semoga kedepannya derkuku kelantan bisa lebih memasyarakat terutama di Bondowoso. Regulasi kegiatan ini harus tetap terjaga khususnya di Jawa Timur. Intinya akan tetap terjaga tali silaturahmi antar penggemar. Satu Kelantan Berjuta Tretan.” (Ramlee/Ibatha)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *