Semanggi Suroboyo, lontong balap Wonokromo
Dimakan enak sekali, sayur semanggi krupuk puli
Bung… mari….
Sepenggal lagu keroncong yang diciptakan S. Padimin di era tahun 50-an ini memang bercerita tentang segar dan nikmatnya sajian semanggi pincuk khas kota pahlawan. Kuliner ini kini semakin sulit dijumpai.
Semanggi (Marsilea crenata) merupakan tumbuhan paku-pakuan yang biasa dijumpai tumbuh di kawasan lembab atau basah. Paku adalah tumbuhan kormus berspora yang telah memiliki akar, batang dan daun sejati yang bisa dibedakan secara jelas meski bentuknya tidak seperti tanaman pada umumnya. Tanaman ini berasal dari kelompok flora Hydrophyte yang hidup di genangan air.
Akan tetapi struktur morfologi kelompok tumbuhan paku ini belum sekompleks tanaman pada umumnya. Oleh karena berdasarkan bentuknya, bagian tubuh semanggi hanya dapat dibagi menjadi tiga bagian.
Tanaman ini mempunyai bentuk yang sangat khas karena tampak hanya berupa daun dengan batang berukuran sangat kecil. Tumbuhan yang banyak tumbuh liar ini juga banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Bagi sektor pertanian tanaman air ini kerap dianggap sebagai gulma pengganggu. Akan tetapi semanggi juga mempunyai manfaat baik, bahkan ada kepercayaan dan mitos seputar semanggi yang diyakini oleh masyarakat secara umum.
Tidak jauh berbeda dengan tumbuhan paku, semanggi juga dapat tumbuh di berbagai habitat. Masyarakat Sunda menyebut semanggi sebagai jukut calingcingan, di Inggris disebut water clover fern, di Malaysia dengan sebutan tapak itek, upat-upat di Filipina, pak vaen di Laos, phak waen di Thailand, dan chutul phnon di Kamboja.
Baca juga : Genjer Tanaman Gulma yang Manfaatnya Tidak Kalah dari Sayuran Hijau Lain
Umumnya semanggi hidup merambat atau mengapung di daerah perairan termasuk genangan air. Sebagian batangnya berada dibawah permukaan air dan sebagian lagi mengambang diatas permukaan air. Kedalaman tumbuhnya sangat berpengaruh terhadap panjang batang tanaman, sebab semakin dangkal maka ukuran batang juga lebih pendek.
Rata-rata tanaman semanggi memiliki empat helai daun dengan panjang sekitar 2,5 cm dan lebar sekitar 2,3 cm. Daun semanggi mempunyai tekstur tipis dan juga lembut saat diraba. Daunnya berbentuk seperti baji oval telur dengan warna antara hijau muda hingga hijau gelap.
Semanggi mempunyai tiga macam daun berdasarkan posisi tumbuhnya. Ketiga jenis daun tersebut adalah daun mengapung diatas air atau floating leaves, daun tenggelam didalam air atau submerged leaves, dan daun tipe aerial leaves.
Floating leaves dan submerged leaves mempunyai kesamaan, yaitu keduanya hidup di wilayah perairan, sedangkan aerial leaves hidup di kawasan daratan. Akan tetapi ketiga jenis daun ini mempunyai struktur jaringan yang sama, yaitu jaringan epidermis, parenkim, palisade, bunga karang, dan berkas pengangkut.
Biasanya tanaman semanggi mempunyai tangkai atau batang berbentuk tegak lurus serta tumbuh melingkar secara simetris. Bentuk ini dikenal dengan istilah caudex. Namun perlu diketahui bahwa batang semanggi hanya tumbuh lurus didalam air, sedangkan jika diatas tanah tidak akan bisa kecuali untuk kelompok tumbuhan paku tiang.
Batang semanggi strukturnya sangat lemah dengan warna agak kemerah-merahan dan mengkilat. Batang yang tumbuh d dalam air dapat tumbuh memanjang hingga 20 cm, sedangkan batang yang muncul di permukaan air ukurannya tidak terlalu panjang hanya berkisar antara 3 sampai 4 cm.
Akar tanaman semanggi memiliki struktur yang tidak jauh berbeda dengan anatomi batangnya. Bagian akarnya tertanam pada substrat yang berada di dasar wilayah perairan. Adapun jaringan penyusun akarnya adalah epidermis, endodermis, korteks, serta silinder vaskuler.
Ada perbedaan jenis akar pada semanggi daun empat dengan daun merah. Jenis semanggi daun empat mempunyai struktur akar tinggal atau rhizoma yang tumbuh panjang. Sedangkan untuk jenis semanggi merah berupa akar tunggang yang disertai dengan serabut yang tumbuh di sekeliling akar tunggang tersebut.
Semanggi tumbuh di kawasan yang tergenang air tetapi harus mendapat pasokan sinar matahari yang cukup. Namun sebagai tanaman air, semanggi juga membutuhkan lingkungan yang rindang atau teduh agar tetap bertahan hidup.
Ketinggian tempat optimal untuk pertumbuhan semanggi adalah kawasan dataran rendah. Akan tetapi semanggi juga bisa tetap hidup hingga wilayah yang berada pada ketinggian 3.000 meter diatas permukaan laut.
Baca juga : Kucai, Tanaman Sayur dengan Kandungan Nutrisi Melimpah
Selain itu ada beberapa jenis semanggi yang juga mempunyai kemampuan tumbuh di darat walau pada dasarnya tanaman ini adalah kelompok tumbuhan air yang membutuhkan habitat basah.
Umumnya semanggi dapat ditemukan tumbuh disekitar air tergenang, kolam, rawa, sungai, danau, dan areal persawahan. Di Indonesia tanaman ini rata-rata hidup di pematang sawah dan tepi saluran irigasi. Uniknya ada salah satu daerah di Provinsi Jakarta yang diberi nama seperti tanaman ini, yaitu Semanggi.
Biasanya semanggi tumbuh bersama tanaman lain, seperti rumput teki, rumput air, eceng kecil, genjer, dan berbagai macam flora air lainnya. Oleh karena itu kelompok tumbuhan paku ini kerap kali dianggap sebagai gulma yang merusak pertumbuhan tanaman lain khususnya padi yang ditanam di persawahan.
Persebaran semanggi ditemukan di sepanjang Benua Asia hingga Australia yang memiliki iklim tropis dan sub-tropis, meliputi beberapa negara seperti Taiwan, China di wilayah Fujian dan Guang Dong, Jepang di wilayah Kyushu, Laos, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan juga Australia di wilayah Queensland dan bagian utaranya.
Perkembangbiakan
Tanaman semanggi melakukan perbanyakan secara seksual dengan memanfaatkan spora serta aseksual dengan menggunakan rhizoma atau akar. Proses reproduksi ini tidak jauh berbeda dengan perkembangbiakan pada tumbuhan paku pada umumnya.
Setiap individu mempunyai dua macam spora, antara lain spora jantan dan spora betina. Hal ini menunjukkan bahwa semanggi adalah kelompok tanaman heterospora karena kelamin jantan dan betina berada dalam satu individu yang sama. Spora ini biasanya mulai diproduksi ketika cuaca cukup kering, yaitu pada saat musim kemarau dengan curah hujan rendah.
Spora diproduksi pada suatu kotak yang bentuknya menyerupai biji kacang dengan ukuran sangat kecil, yaitu antara 3 sampai 8 mm. Letak kotak spora ini kurang lebih 25 mm dari bagian dasar daun yang juga dilengkapi dengan rambut tipis. Rambut tersebut biasanya dapat diamati karena terlihat timbul pada tangkai semanggi.
Ketika kotak yang mengandung spora terbuka, maka serbuk spore akan lepas ke udara. Kemudian dengan bantuan angin spora tersebut akan berpindah ke individu lain dan melakukan penyerbukan terhadap spora jantan. Melalui proses inilah akan tumbuh individu baru.
Baca juga : Kecipir Tanaman Kampung yang Kaya Gizi dan Manfaat
Tanaman semanggi tidak hanya berkembangbiak secara seksual, tetapi juga asesksual. Reprduksi aseksual terjadi menggunakan bagian akar atau rhizoma. Bagian tanaman ini akan membentuk tunas yang menghasilkan individu baru. Biasanya individu anakan yang dihasilkan dari perkembangbiakan aseksual mempunyai sifat genetis yang sama persis dengan induknya.
Manfaat Semanggi
Meski dianggap sebagai gulma atau tumbuhan pengganggu tanaman padi, tetapi pada kenyataannya semanggi mempunyai sederet manfaat untuk manusia. Pemanfaatan paling umum adalah sebagai bahan makanan yang mengandung nilai gizi yang kaya dan bermanfaat untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Setiap negara yang menjadi habitat hidup semanggi air mempunyai cara tersendiri untuk memanfaatkan jenis tanaman paku ini. Misalnya di India daun semanggi dijadikan sebagai obat tradisional untuk mengatasi demam, keracunan pada darah, dan penyakit kulit kusta. Di Thailand semanggi dikonsumsi dalam kondisi segar bersama sambal tradisional.
Sedangkan di Filipina daunnya dimanfaatkan sebagai bahan dasar obat yang berkhasiat mengatasi odema dan neurasthenia. Di Australia semanggi biasa diolah menjadi tepung yang dapat dikonsumsi, sedangkan di New Zealand semanggi umum dijadikan sebagai obat herbal dan juga tanaman hias akuarium.
Sementara itu di Indonesia semanggi biasanya dijadikan sebagai bahan campuran sayur atau campuran rujak yang bernilai gizi tinggi. Bahkan di Surabaya, Jawa Timur terdapat makanan khas dengan nama pecel semanggi yang memanfaatkan daun muda sebagai sayur yang dicampur bersama olahan pecel.
Hanya saja yang perlu diperhatikan ketika ingin mengonsumsi semanggi adalah tempat tumbuh tanaman ini. Sebab semanggi bersifat bioremediasi atau menyerap logam berat seperti Timbal (Pb) dan Kadmium (Cb). Kedua logam ini dikenal dapat menimbulkan efek keracunan pada manusia dan bisa mengganggu kesehatan dalam jangka waktu panjang. (Ramlee)
[…] Baca juga : Semanggi Tumbuhan Paku-Pakuan Jadi Sajian Kuliner Khas Kota Pahlawan […]
[…] Baca juga : Semanggi Tumbuhan Paku-Pakuan Jadi Sajian Kuliner Khas Kota Pahlawan […]