Sugar glider (Petaurus breviceps) dikenal sebagai tupai terbang yang gampang jinak sebagai hewan peliharaan. Karena memiliki penampilan dan kebiasaan yang sangat mirip, sugar glider memang kerap dianggap sebagai tupai terbang, padahal keduanya adalah spesies yang berbeda.
Perbedaan diantara keduanya adalah sugar glider merupakan hewan marsupial (memiliki kantung di perutnya), sedangkan tupai terbang tidak mempunyai kantung serupa. Bagian atas kepala sugar glider memiliki garis dan corak yang khas, sementara tupai terbang terlihat polos tanpa corak. Ekor sugar glider juga lebih tebal, berbeda dengan ekor tupai terbang yang pipih, tipis, dan lembut.
Sugar glider juga kerap disebut dengan wupih sirsik atau oposum layang merupakan marsupial atau hewan berkantung untuk tempat bayinya seperti halnya kangguru dan koala. Sugar glider juga termasuk hewan nokturnal, yaitu hewan yang cenderung aktif dimalam hari.
Hewan ini memiliki ukuran yang kecil dengan penampilan yang lucu dan menggemaskan. Tidak heran jika banyak yang tertarik menjadikan hewan kecil ini sebagai binatang peliharaan. Hewan lucu nan mungil ini mulai banyak diminati oleh berbagai kalangan sekitar tahun 2019an.
Baca juga : Tapir, Mamalia Unik Mirip Babi Badak dan Trenggiling yang Terancam Punah
Saat itu ada banyak sekali video viral di sosial media yang membagikan bagaimana lucunya hewan yang satu ini. Jika dilihat sekilas, sugar glider nampak seperti tupai pada bagian tubuhnya dan seperti tikus di bagian moncongnya.
Satwa ini dinamakan sugar glider karena menyukai makanan dengan cita rasa manis. Seperti buah segar atau sayur-sayuran. Selain itu, sugar glider juga memakan nektar, serangga, telur burung, dan kadal di habitat aslinya.
Sementara, nama glider didapat dari kemampuannya meluncur (gliding) dari satu pohon ke pohon lainnya. Kemampuan ini berkat adanya membran (selaput tipis) di sela-sela kakinya. Membran ini membentang dari pergelangan tangan ke pergelangan kaki yang memungkinkannya untuk meluncur dari satu tempat ke tempat lain.
Pada habitat aslinya, sugar glider biasanya dapat ditemukan di ketinggian 3.000 mdpl. Hewan yang hidup secara berkoloni ini biasa membangun sarang di cabang pohon eucalyptus. Namun tidak jarang, sugar glider juga dapat ditemui di pepohonan kelapa. Hewan ini di alam bisa berumur hingga 9-10 tahun. Bahkan jika dipelihara dengan baik, bisa bertahan hingga usia 12-15 tahun.
Sugar glider ternyata ada banyak jenisnya. Jenis-jenis sugar glider umumnya dibedakan atas warna dan coraknya. Berikut jenis-jenis sugar glider yang cukup populer di Indonesia, sugar glider classic grey, white face sugar glider, sugar glider leucistic, sugar glider albino, sugar glider mosaic, sugar glider white tip, sugar glider black beauty, dan sugar glider caramel.
Fakta menarik sugar glider terkait umur ini setara dengan masa hidup anjing atau kucing peliharaan pada umumnya. Di sisi lain, jika hidup di alam atau habitat aslinya, sugar glider memiliki rentang hidup yang lebih pendek. Hal ini disebabkan oleh gangguan predator alaminya, seperti ular, kucing liar, rubah hingga burung hantu.
Hewan dengan berat rata-rata mencapai 3 ons ini masuk dalam golongan hewan nokturnal. Pada umumnya, mereka tidur di siang hari dan baru aktif ketika malam menjelang. Matanya yang besar membantunya melihat lebih jelas di malam hari dan telinganya akan berputar untuk membantu menemukan mangsa dalam gelap. Umumnya hewan ini akan mencari tempat gelap dan sunyi lalu tidur selama 15 jam sehari.
Meski berukuran mungil dengan panjang 24-30 sentimeter dan berat 115-140 gram, nyatanya hewan ini bisa melompat hingga 150 kaki atau 50 meter. Kemampuan melompat ini digunakan untuk menghindari predator, mencari makanan. Sugar glider sering terlihat melompat dari satu dahan ke dahan lain di habitat aslinya.
Baca juga : Trenggiling, Mamalia Darat Bersisik yang Kian Terancam Punah
Mereka melompat dengan kaki depan dan belakang yang terentang lebar. Bukan hanya melompat, fakta menarik sugar glider ini juga mampu mengarahkan dirinya ke posisi tujuan dengan menggerakkan anggota badan. Misalnya, ketika ingin belok ke kiri, maka sugar glider akan menurunkan lengan kirinya. Begitu pula sebaliknya.
Sama seperti kangguru dan hewan marsupial lain, sugar glider juga punya kantong di perutnya. Namun, hanya sugar glider betina yang punya kantung ini. Ini digunakan untuk melindungi, membesarkan, dan membawa anak mereka yang masih kecil. Kantung ini berada di perut dan dapat membesar atau mengecil dengan fleksibel.
Setelah anak-anak sugar glider lahir, bayi sugar glider ini akan merangkak ke dalam kantung induknya. Di dalam kantung itulah, mereka tetap merasa hangat dan tumbuh secara normal. Anak sugar glider berat badannya hanya 0,2 gram dan hidup di kantung induknya selama 8-10 minggu sampai mereka siap untuk tinggal di luar.
Sugar glider jantan mencapai tingkat kematangan organ reproduksi pada umur 4-12 bulan, sementara betina di umur 8-12 bulan. Salah satu ciri-ciri yang bisa digunakan untuk membedakan sugar glider jantan dengan betina adalah adanya bintik botak di kepala.
Bukan sekadar motif, ternyata bintik botak ini merupakan kelenjar aroma. Bentuk fisik ini baru akan muncul ketika sugar glider memasuki masa kematangan seksual sekitar umura 6-8 bulan. Kelenjar aroma ini nantinya berfungsi untuk menarik betina.
Selain itu, juga untuk menandai pasangan, anak keturunannya, hingga tempat tinggal atau wilayah mereka. Di alam liar, sugar glider berkembang biak dua kali dalam setahun. Namun, bila di penangkaran, sugar glider akan berkembang biak lebih dari dua kali.
Ini bisa terjadi karena sugar glider hidup di tempat yang aman dan terjamin. Sekitar 81 persen sugar glider melahirkan dua anak sekaligus dalam satu waktu dan 19 persen melahirkan anak satu saja dalam satu periode kehamilan. Masa kehamilannya sangat singkat, hanya 15-17 hari.
Sugar glider termasuk hewan yang memiliki suara berisik. Suaranya bahkan dikatakan lebih keras daripada anjing. Saat menyalak, sugar glider bersuara mirip dengan anjing kecil. Selain itu, sugar glider juga sering mengeluarkan suara mirip desisan pendek dan berulang-ulang. Ini terjadi ketika sugar glider sedang asik grooming alias membersihkan dirinya sendiri. Ia akan meludah pada telapak tangan dan mengusapkan ke seluruh tubuh. Nah, saat meludah inilah suara desisan terdengar.
Baca juga : Musang Luwak, Salah Satu Jenis Mamalia Liar yang Kerap Ditemui di Sekitar Permukiman Bahkan di Perkotaan
Seperti hewan nokturnal lainnya, sugar glider memiliki kemampuan pendengaran yang sangat kuat. Telinganya yang berbentuk beludru dan relatif besar daripada bagian kepalanya. Berkat hal tersebut, mereka mampu mendengar suara infrasonik. Setiap telinga (pinna) dapat bergerak secara independen, mirip piringan radar.
Fisik tersebut memungkinkan sugar glider bisa mengidentifikasi sumber suara sekecil apapun. Bahkan, sugar glider mampu mengenali suara pemiliknya dan menunjukkan kecerdasan yang mirip dengan kucing ataupun anjing.
Di alam liar, sugar glider tinggal secara berkoloni 20 hingga 40 ekor dengan dua jantan alfa dan keturunannya. Selain hidup berkelompok dan bersifat sangat sosial, sugar glider pun suka memiliki keluarga besar dan tinggal bersama. Dalam satu lubang tempat tinggal saja, misalnya, ada setidaknya 7 hingga 9 ekor sugar glider.
Koloni sugar glider ini jamak ditemukan ketika sugar glider hidup di habitatnya di alam terbuka atau konservasi. Biasanya, satu kelompok terdiri dari dewasa dan juga anak-anak. Barulah setelah berusia 10 bulan, anak-anak sugar glider akan keluar dari rumah dan membentuk koloni baru.
Siapa sangka, meskipun banyak dipelihara, hewan yang berhabitat asli di hutan Australia, Indonesia bagian timur dan Papua ini ternyata termasuk ke dalam hewan apendix dua atau hewan yang sebenarnya sudah terancam punah namun tidak dilindungi. (Ramlee)
[…] Baca juga : Sugar Glider, Mamalia Nokturnal Lucu yang Mampu Meluncur di Udara […]
[…] Baca juga : Sugar Glider, Mamalia Nokturnal Lucu yang Mampu Meluncur di Udara […]