Burung wambi (Garrulax canorus) atau disebut juga hwamei di negeri asalnya, Tiongkok. Nama tersebut diberikan berdasarkan ciri khusus yakni alis yang seolah dicat. Warnanya putih melingkar di sekitar mata dan merembet ke belakang. Tidak hanya menawan secara fisik, wambi juga dikenal sebagai burung yang sangat gacor saat berkicau.
Burung ini sangat aktif, tidak mau berhenti melompat dari ujung sangkar satu ke ujung yang lain seperti orang kegirangan. Suaranya lantang dengan dada membusung. Kicauan burung jantannya makin bervariasi ketika seekor wambi betina disandingkan di samping sangkar. Burung ini bisa berkicau hingga dua menitan.
Karakter suara itu juga cocok dengan sifat wambi sebagai burung petarung. Wambi langsung bereaksi ketika berpapasan dengan pejantan lain. Bahkan, menjadi burung aduan di Tiongkok dan Vietnam. Di kedua daerah tersebut, wambi selain jadi burung kicauan juga jadi bahan aduan. Dalam arti sesungguhnya.
Wambi diadu fisik. Mirip adu ayam jago. Dua burung dalam dua sangkar berbeda dimepetkan. Pintu kandang dibuka saling menghadap dan bertemu. Awalnya, burung saling berkicau, lalu panas-panasan. Sejurus kemudian, bertemu fisik dan saling baku tendang. Cakar-cakaran. Tetapi, di Indonesia belum pernah ada aduan seperti itu. Maklum saja, harga pasaran wambi di Indonesia lumayan tinggi.
Baca juga : Cendet, Burung Predator yang Pandai Tirukan Beragam Suara
Harga burung bahan saja bisa sampai Rp 3 juta an. Kalau sudah jadi dan suaranya kencang, harganya bisa naik berlipat-lipat. Terlebih lagi kalau sudah menjadi juara, bisa mencapai puluhan juta rupiah. Kabarnya ada wambi yang sudah ditawar seharga 20 juta tetapi tidak dilepas oleh sang pemilik.
Merawat wambi susah-susah gampang. Sebab, burung ini termasuk burung rewel. Meski jiwanya petarung, kalau tidak cocok dengan lingkungannya yang baru, bisa stres. Salah satu yang paling penting dalam merawat wambi adalah menjinakkan dan membuatnya merasa nyaman.
Ada beberapa upaya untuk menjinakkan burung ini. Salah satunya dengan menempatkannya di kandang berukuran kecil, 30 cm x 30 cm. Tujuannya supaya burung tidak banyak bergerak. Burung juga mesti rutin dimandikan, di pagi dan sore hari.
Saat membeli burung ini, diupayakan sepasang, jantan dan betina. Agar burung jantan bisa lebih berahi dan lebih tenang. Upaya ini akan membuat burung mudah jinak. Selain itu, burung juga harus sering diajak berinteraksi.
Selain itu letakkan burung wambi di tanah setelah mandi agar terbiasa melihat banyak orang sehingga tidak mudah stres dengan lingkungan ramai. Keberadaan burung ini di Indonesia mudah dijumpai karena telah banyak penggemar burung kicau yang mengembangbiakkan burung wambi.
Untuk bisa mempertahankan kemampuan kicaunya tersebut, dibutuhkan perawatan yang optimal dan sesuai. Perawatan yang perlu diperhatikan, yakni kebersihan burung dan kebersihan kandang. Hal yang paling signifikan terhadap kualitas kicauan burung wambi adalah nutrisinya.
Baca juga : Burung Cililin, si Jambul yang Mempesona
Sesuai dengan tempat asalnya, wambi dibagi menjadi dua jenis, yakni wambi China dan Taiwan. Bila dilihat secara sekilas, penampilan antara wambi China dan Taiwan tampak mirip satu sama lain. Namun, terdapat beberapa faktor yang menjadi pembeda diantara keduanya. Dimana pada area matanya, burung wambi asal China ini terdapat strip berwarna putih dengan posisi melingkar dan memanjang ke belakang yang menyerupai alis.
Sementara pada burung wambi Taiwan (Garullac taewanus) tidak ditemukan strip berwarna putih layaknya alis di bagian matanya. Bukan hanya beda strip semata, kedua jenis wambi ini pula bisa ditengok dari warna bulunya. Wambi Taiwan didominasi bulu berwarna abu-abu kecokelatan, serta terdapat garis gelap di bagian tengkuk dan mahkotanya.
Berbeda halnya dengan wambi China yang tampak memiliki bulu dengan warna cokelat kemerahan, yang mana jauh lebih terang dibandingkan dengan wambi Taiwan. Meski antara kedua jenis ini memiliki ukuran tubuh yang berkisar 20 hingga 25 sentimeter, tetapi untuk wambi China biasanya tampak lebih gempal dan berisi dibandingkan burung Wambi Taiwan.
Wambi menjadi salah satu burung yang sangat menyukai serangga, meliputi jangkrik, larva hongkong, belalang, kroto, dan cacing. Wambi menyukai pula buah-buahan seperti pepaya dan pisang. Atau bisa juga diberikan voer sebagai nutrisi tambahan. Wambi menjadi burung paling populer di kalangan kicau mania nusantara. Selain keunikan suaranya, keindahan pada bulunya menjadi daya tarik tersendiri.
Burung ini oleh para kicau mania kerap digunakan sebagai masteran bagi burung ocehan lainnya dan gacoan di perlombaan. Burung ini bisa melantunkan kicau yang berirama. Burung ini memiliki kemampuan untuk mengkristalkan suaranya, terutama ketika saat merayu burung betina.
Burung wambi adalah burung yang hidup berkelompok. Burung ini memiliki kecenderungan bersuara sambil bergerak aktif. Besarnya hampir sama dengan burung lovebird dan kenari. Habitat dari burung ini berada di hutan terbuka serta lebih sering bersembunyi di balik semak belukar.
Baca juga : Ciblek, Burung Kecil Ramping Bersuara Nyaring yang Terus Diburu
Oleh karena itu, burung ini sulit untuk ditangkap. Sebagian besar habitatnya lebih ke daerah yang basah seperti bantaran sungai dan rawa-rawa. Wambi menyukai daerah yang rindang seperti di sela pohon bambu maupun pohon besar.
Terkadang burung wambi terbang rendah sekadar untuk minum di sungai. Setelah itu, dia kembali ke habitatnya untuk beristirahat dan mencari makan. Masyarakat kadang hanya bisa mendengarkan suaranya saja karena burungnya sendiri sulit untuk terlihat.
Namun, sayangnya, populasi burung wambi terancam oleh berbagai faktor seperti perburuan liar, hilangnya habitat alami mereka, dan perdagangan ilegal. Beberapa orang juga memburu burung wambi untuk diambil bulu-bulunya yang menarik. Kondisi ini sangat merugikan populasi burung wambi, karena semakin sedikit jumlahnya di alam bebas.
Oleh karena itu, banyak upaya dilakukan untuk memperbaiki kondisi burung wambi di alam liar. Beberapa organisasi dan lembaga konservasi telah melakukan usaha untuk melestarikan habitat alami burung wambi dan mengurangi perburuan liar terhadap burung ini. Selain itu, penyebaran informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keberadaan burung wambi juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Burung wambi termasuk hewan yang dilindungi sehingga tidak boleh diburu dengan sembarangan. Sayangnya, ternyata masih banyak perburuan liar yang membuat populasi hewan ini semakin mengecil. Oleh karena itu, pembudidayaan burung ini mesti digencarkan agar tidak punah. (Ramlee)