Gantangan Kicau Alam Jl. Bengawan Solo Kota Blitar, tiba-tiba tampak ramai oleh kehadiran para penghobi burung anggungan puter pelung. Mereka hadir untuk memenuhi undangan panitia Latber Blitar Keren. Ini merupakan gelaran ke delapan, yang digelar pada Minggu, 13 Oktober 2024.

“Hari ini, Minggu 13 Oktober 2024 kami menggelar acara Latber Blitar Keren #8,” terang Sapto Prasetyo salah satu panitia. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan tersebut untuk memberikan kesempatan para penggemar puter pelung, agar bisa lebih semangat untuk tetap eksis menekuni hobinya.

Trophy kejuaraan berjajar rapi siap diperebutkan

“Dengan adanya acara ini diharapkan bisa tetap menumbuhkan keinginan rekan-rekan agar bisa terus eksis menekuni hobi puter pelungnya,” lanjut Sapto. “Apalagi, Blitar sendiri sudah sangat lama tidak menggelar kegiatan serupa.”

“Biar teman-teman disini bisa tahu bagaimana perkembangan burung miliknya, sehingga ada catatan khusus apakah bisa dan layak untuk diikutkan lomba yang lebih besar atau tidak,” sambung Sapto. Ditambahkan pula bahwa agenda ini untuk melanjutkan rutinitas yang sempat terhenti.

M. Makrus menikmati sajian kopi dari panitia

Sebenarnya Panitia sendiri sempat bimbang, ketika gantangan yang biasa mereka gunakan ternyata dalam kondisi sedang direnovasi. “Ketika pada hari Jum’at kemarin kita lakukan cek lapangan ternyata gantangan yang akan kita pakai sedang direnovasi dan tidak ada pemberitahuan perihal itu.”

“Terus terang sempat timbul kekuatiran akan kelangsungan agenda lomba yang sudah direncanakan jauh-jauh hari tersebut. Apalagi sebelumnya juga sudah membatalkan acara yang sudah tertata rapi, tetapi syukurlah Mas Dhimas bisa segera mencarikan tempat pengganti,” ujar Sapto.

Lokasi lomba rindang oleh pepohonan di sekitarnya

“Kebetulan Gantangan Kicau Alam yang ada di Jl. Bengawan Solo Kota Blitar, tersebut milik rekan dinas Mas Dhimas sendiri, sehingga memudahkan dalam komunikasinya. Jadi begitu gantangan bisa kita pakai ya langsung dikabarkan ke teman-teman, mengingat waktunya sudah mepet.”

Gantangan Kicau Alam sendiri, sedang tidak pakai. Tempatnya yang rindang ternaungi pepohonan kersen membuat area gantangan terasa sejuk ditengah terpaan musim kemarau yang begitu menyengat. Pantia memang harus sedikit bekerja keras menyiapkan lokasi.

Burung-burung mulai dinaikkan

“Alhamdulillah kegiatan Latber Blitar Keren bisa kami adakan, ini menjadi bukti kuat bahwa kami tetap konsisten untuk memberikan wadah bagi para penghobi untuk menakar kualitas burung yang dipunyainya,” lanjut Sapto. Kegiatan seperti ini sangat memberikan manfaat.

Terutama pada kwok mania pemula yang ingin mengembangkan hobinya. “Pengcab Blitar akan memberikan fasilitas bagi kwok mania yang ingin terus menekuni hobi puter pelungnya dengan cara menilai sampai seberapa jauh kualitas puter pelung yang dimilikinya serta orbitannya.”

Manfaat itu pula yang selama ini menjadikan para penghobi di sekitaran Blitar terus bersemangat untuk mengikuti setiap kegiatan. Jika dihitung memang jumlah peserta masih jauh dari saat puter pelung ramai, tetapi tiket yang disediakan lebih dari separuh ludes.

Disana para kwok mania yang hadir bisa memantau dan mengetahui kualitas puter pelung orbitannya, karena ada juri yang diturunkan untuk menilai burung-burung tersebut. Artinya bahwa hasil yang diketahui dari performa burung, benar-benar obyektif dan riil karena ada juri yang memberikan penilaian.

Para peserta menikmati jalannya acara

Penilaian tersebut bukan berasal dari para pemilik burung, atau rekan sesama peserta atau bahkan dari kwok mania senior. “Disini kita sama-sama belajar dan saling tukar pikiran dan pengalaman seputar hobi puter pelung ini.”

“Apalagi ada juri yang kami datangkan sehingga kita bisa bertanya langsung tentang kualitas burung,” jelas Sapto mewakili Dhimas Gada selaku Ketua Panitia, yang mendadak harus meninggalkan lokasi sebelum agenda lomba dimulai.

Sajian khas dari Blitar (pisang)

“Kita semua turut berduka cita atas meninggalnya mertua Mas Dhimas Gada,” tutur Sapto mewakili segenap panitia dan peserta yang hadir. “Semoga husnul khotimah dan dilapangkan hati buat keluarga yang ditinggalkan, aamiin,”

Meski bandrol tiket yang dipasang masih berada di angka Rp 30 ribu, namun tidak sampai mengurangi greget kegiatan. Bahkan sebagian dari mereka mengaku senang dengan kegiatan tersebut karena murah meriah tapi tidak murahan. Untuk konsumsi, panitia menyediakan nasi gegok.

Rizal KSB BF turut memeriahkan acara lomba

Umumnya nasi gegok terdiri dari nasi punel (nasi pulen dan menggumpal) yang ditambahkan sambal dan lauk. Lauk isian nasi gegok biasanya terdiri dari lauk ikan teri. Namun bisa juga dengan lauk lain seperti ayam suwir dan ampela. Nasi gegok dibungkus dengan daun pisang, kemudian dikukus sehingga memiliki aroma yang khas.

Penghobi puter pelung yang hadir di lokasi begitu menikmati sajian dari panitia tersebut. “Muantep,” seru mereka. “Ada yang keenakan tuch,” seru Rizal pemilik KSB BF. “Saking enaknya, Buyoet Djoyo sampai habis tiga bungkus,” gurau Rizal. Panitia juga membagikan aneka doorprize menarik bagi peserta yang beruntung.

Buyoet Djoyo menikmati nasi gegok hingga 3 bungkus sekaligus

Kegiatan ini juga masih mempertahankan dua partai yang dilombakan, yakni kelas Pemula dan kelas Utama. “Misi kita memang untuk meningkatkan semangat rekan-rekan buat memulai melatih puter pelung orbitannya dari kelas Pemula, sampai nantinya terus meningkat ke level yang lebih tinggi,” ungkap Sapto.

Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa pelaksanaan acara diawali kelas Pemula terlebih dahulu. Sebelumnya ada usulan untuk menggabungkan kelas Pemula dan Utama dalam satu sesi, namun karena banyaknya peserta yang terlambat hadir, akhirnya disepakati tetap berlangsung dua sesi.

Pertarungan untuk menjadi yang terbaik berlangsung seru. Kondisi tersebut semakin lengkap dengan cuaca yang terasa begitu menyengat. Namun para gacoan seakan tidak terpengaruh dengan berusaha tampil sebaik mungkin di hadapan para juri.

Empat babak penjurian yang diberikan kepada juri berlangsung tanpa kendala. Sampai akhirnya penentuan posisi kejuaraan diumumkan. Untuk juara pertama di kelas Pemula, berhasil menjadi milik Bintang Kecil ring LMS 164 amunisi Mbah Demang Kediri di gantangan 46.

Suasana penjurian latber Blitar Keren #8

Disusul kemudian Semeru orbitan Mbah Demang lainnya, burung ternakan MBS 070 yang digantang pada nomor 37 menjadi peraih juara kedua. Tempat ketiga dimenangkan Baskara besutan RQ BF Tulungagung, ternakan RQ 141 yang digantang pada nomor 47.

Sementara kelas Utama yang dilombakan setelahnya juga berlangsung sengit. Gaco-gaco dari luar kota memberikan hiburan yang menarik. Saling kejar perolehan nilai terjadi begitu cepat, membuat juri yang bertugas harus bekerja ekstra hati-hati dalam menentukan nilai.

Judi Online persembahkan juara pertama kelas Utama untuk Mbah Demang

Di kelas Utama, podium pertama berhasil menjadi milik Judi Online amunisi Mbah Demang Kediri, puter pelung bergelang MJ 549 yang digantang pada nomor 27 tampil mempesona. Terbukti dengan raihan bendera lima warna tiga kali dan enam warna pada babak keempat, sekaligus menutup harapan para rivalnya untuk jadi juara.

Disusul kemudian oleh amunisi Mbah Demang lainnya, yakni Den Bagus bergelang Boss 23/06 yang berada pada nomor gantangan 54 setelah mendapatkan empat kali bendera lima warna. Sedang pada tempat ketiga ada KSB debutan Agus Blitar, produk ternak KSB 081 yang digantang pada nomor 28, dengan raihan bendera empat warna pada babak pertama dan tiga kali bendera lima warna.

Mbah Demang angkat bendera koncer di kelas Pemula buah prestasi Bintang kecil

Diakhir acara, segenap panitia mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kehadiran para peserta dan permintaan maaf juga disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan. “Terima kasih buat semuanya, acara Latber Blitar Keren #8 berjalan dengan sukses. Selamat bagi para juara dan tetap semangat buat semuanya,” ucap Buyoet Djoyo mewakili semua panitia. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *