Ganyong (Canna edulis Kerr) merupakan salah satu jenis tanaman umbi-umbian yang cukup populer di Indonesia. Tanaman yang umumnya banyak dikenal di daerah pedesaan. Sebenarnya, tanaman ganyong ini awalnya berasal dari daerah Amerika Selatan, namun sudah lama akrab diantara masyarakat Indonesia, khsusunya para petani.



Ganyong banyak memiliki persamaan nama lain di beberapa daerah di Indonesia, yaitu buah tasbih, ubi pikul, ganyal, ganyol, sinetra dll. Istilah di mancanegara untuk menyebut ganyong adalah dengan sebutan Queensland Arrowroot.
Tanaman ganyong banyak dimanfaatkan rimpangnya untuk dikonsumsi. Ganyong termasuk dalam tanaman dwi tahunan (2 musim), atau sampai beberapa tahun, cuma tanaman ganyong ini ada masa istirahat dari satu tahun ke tahun berikutnya.

Dalam masa istirahat, seluruh batang tanaman ganyong akan mengering. Keadaan seperti ini bukan menunjukkan bahwa tanaman tersebut mati, padahal umbinya masih segar. bila hujan tiba maka rimpang atau umbi akan bertunas dan membentuk tanaman lagi.
Baca juga : Garut, Tanaman yang Umbinya Bisa Digunakan sebagai Sumber Pangan Alternatif yang Menyehatkan
Tinggi tanaman ganyong antara 0,9–1,8 m. Di Queensland dapat mencapai 2,7 m. Sedang untuk daerah Jawa, tinggi tanaman ganyong umumnya 1,35–1,8 m. Apabila diukur lurus, maka panjang batang bisa mencapai 3 m. Panjang batang dalam hal ini di ukur mulai dari ujung tanaman sampai ujung rhizoma atau yang sering disebut dengan umbi. Warna batang, daun, pelepah daun dan sisik umbinya sangat beragam. Adanya perbedaan warna ini menunjukkan jenis atau varietasnya.

Tanaman ganyong daunnya lebar dengan bentuk elip memanjang dengan bagian pangkal dan ujungnya agak runcing. Panjang daun 15 – 60 sentimeter, sedangkan lebarnya 7 – 20 sentimeter. Di bagian tengahnya terdapat tulang daun yang tebal. Warna daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua. Kadang-kadang bergaris ungu atau keseluruhannya ungu. Demikian juga dengan pelepahnya ada yang berwarna ungu dan hijau.
Ukuran bunga ganyong yang biasa diambil umbinya relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan ganyong hias atau yang sering disebut dengan bunga kana. Warna bunga ganyong ini adalah merah oranye dan pangkalnya kuning dengan benangsari tidak sempurna.

Jumlah kelopak bunga ada 3 buah dan masing-masing panjangnya 5 sentimeter. Tanaman ganyong juga berbuah, namun tidak sempurna dan berentuk. Buah ini terdiri dari 3 ruangan yang berisi biji berwarna hitam sebanyak 5 biji per ruang.
Tanaman ganyong berumbi besar dengan diameter antara 5 – 8,75 cm dan panjangnya 10 – 15 cm, bahkan bisa mencapai 60 cm. Bagian tengahnya tebal dan dikelilingi berkas-berkas sisik yang berwarna ungu atau coklat dengan akar serabut tebal. Bentuk umbi beraneka ragam, begitu juga komposisi kimia dan kandungan gizinya. Perbedaan komposisi ini bisa karena faktor umur, varietas dan tempat tumbuh tanaman.

Umbinya dapat dipanen pada umur 4–8 bulan setelah tanam, panen dengan cara dicabut atau digali. Ciri umbi yang cukup tua adalah apabila potongan segitiga bagian luar daun umbi berubah menjadi ungu. Panen yang baik biasa dilakukan pada umur 8 bulan karena umbi sudah tumbuh maksimum.
Baca juga : Talas, Tanaman Umbi Purba dengan Segudang Manfaat
Syarat tumbuh umbi ganyong meliputi ketinggian tempat, intensitas cahaya, jumlah bulan hujan, jenis tanah, dan kebutuhan air. Tanaman ganyong tumbuh baik pada ketinggian 0-2000 m dpl, dengan intensitas cahaya sedang-tinggi, dan jumlah bulan hujan 6-9 bulan.

Tanaman gayong membutuhkan tanah subur yang mengandung banyak humus dan tidak tahan terhadap daerah yang anginnya kuat. Selain itu, ganyong juga mudah tumbuh di segala jenis tanah dan suhu udara serta toleran pada naungan terutama pada tahap awal pertumbuhan vegetatif.
Ganyong kaya akan karbohidrat dan berbagai nutrisi lain seperti protein, vitamin C, B1, kalsium, fosfor, dan zat besi, menjadikannya sumber pangan alternatif yang baik. Umbi ganyong dapat menjadi bahan pangan alternatif saat paceklik.

Saat harga bahan makanan pokok naik, umbi ganyong dapat menjadi salah satu pilihan karena cukup murah dan bergizi. Dalam pati ganyong terdapat 80% karbohidrat dan 18% air. Kadar pati yang tinggi pada umbi ganyong merupakan peluang yang baik sebagai bahan baku industri, seperti sirup glukosa dan alkohol.
Umbi ganyong sangat baik bagi pertumbuhan anak balita, karena ganyong mengandung fosfor, zat besi, dan kalsium yang tinggi. Selain itu umbi ganyong juga berkhasiat untuk obat antipiretik dan diuretik, serta bagus juga untuk penyakit diare, hepatitis akut, hipertensi, radang saluran kencing, dan panas dalam.

Ganyong mengandung cukup tinggi kalsium, yaitu 21,00gram untuk 100 gramnya. Kalsium adalah senyawa kimiawi yang berguna untuk membangun dan memperbaiki tulang. Selain itu, ganyong juga sangat mudah dicerna, dan tentunya sangat baik untuk kesehatan usus kita.
Baca juga : Singkong, Sumber Pangan Bergizi Berserat Tinggi yang Memiliki Segudang Manfaat untuk Kesehatan
Umbi ganyong memiliki senyawa antinutrisi, yaitu tanin dan saponin. Tanin akan membentuk kompleks dengan protein dalam sistem pencernaan, berinteraksi dengan enzim pencernaan. Tanin juga dapat menurunkan daya cerna protein, menghambat aktivitas beberapa enzim pencernaan seperti tripsin, kimotripsin, amilase dan lipase.

Sedangkan saponin merupakan toxin yang bisa menghancurkan butir darah atau hemolisis. Saponin juga meiliki kemampuan mengikat dengan kolesterol. Namun kedua senyawa tanin dan saponin ini akan hilang setelah ganyong melalui proses pengolahan, yaitu perebusan, perendaman, dan pemanasan.
Di Indonesia dikenal dua varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun, dan pelepahnya yang berwarna merah atau ungu, sedang yang warna batang, daun, dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecokelatan disebut dengan ganyong putih. (Ramlee)

