Puluhan puter pelung mania memenuhi undangan panitia Latber Puter Pelung Malang Raya, pada Minggu 27 November 2022. Ajakan hadir kembali ke gantangan yang kini mengambil tempat di Gantangan Grajakan BC New PLN, Blimbing – Malang nampaknya mendapatkan respon yang sangat baik.
Cukup lama Pengcab PPPPSI Malang tidak lagi terdengar menggelar lomba seni suara burung puter pelung, dan kini hadir bersama Tim Cobra Malang yang rajin menghadiri lomba-lomba di beberapa daerah di jawa Timur. Kali ini mengangkat tema “Bangkitnya Cobra Malang”.
Kegiatan ini bermaksud untuk meramaikan hobi puter pelung di Kota Malang dan juga membangkitkan kembali semangat para petarung khususnya Malang Raya untuk menampilkan gaco-gaco dari farmnya sendiri. Diharapkan kedepannya gaco-gaco dari Malang Raya jadi jawara puter pelung di Nusantara.
“Kami senang dan bersyukur karena kegiatan Latber di Malang Raya ini mendapatkan dukungan dan perhatian dari kwok mania yang ada di Malang. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda bagus kedepannya,” tegas Ketua Bidang Lomba Pengcab Malang, Kuntiadji.
Ditambahkan olehnya bahwa kegiatan seperti ini memang harus menjadi sebuah rutinitas agar hobi puter pelung, khususnya di Malang semakin semarak. “Saya selaku Ketua Lomba Pengcab Malang akan selalu berusaha agar kegiatan hobi di Malang bisa semakin maju dan berkembang pesat,” sambung Nadif, begitu pria ini biasa dipanggil.
Kegiatan lomba puter pelung di Malang diusahakan bakal rutin digelar untuk menggairahkan hobi anggungan burung puter pelung. Karena hanya melalui kegiatan lomba seperti ini puter pelung mania pemula akan mendapatkan pembelajaran bagaimana melombakan burung.
Disamping itu akan semakin paham bagaimana menilai kualitas suara burung lomba, termasuk juga sharing tentang perawatan burung atau ternak burung dari para senior yang hadir. “Pada dasarnya latber ini untuk mencari puter pelung lokal Malang yang berkualitas,” tambah pemilik ring berkode PM 77.
“Gaco-gaco dari para breeder Malang Raya juga diharapkan bisa ikut tampil ke jenjang lomba atau event yang lebih bergensi. Dan juga sebagai ajang pemanasan untuk nantinya dapat terbit gaco-gaco baru asal Malang di event-evebt besar pada tahun 2023.”
Panitia membuka dua sesi. Sesi pertama akan melombakan burung-burung di kelas Pemula, khusus untuk para peternak dan petarung puter pelung dari Malang sendiri. Burung-burungnya pun harus memakai ring dari farm-farm Malang.
Setyo Purnomo Ketua Bidang Kejurian Pengcab Malang, yang membantu Nadif agar gelaran berjalan lancar dan sukses itu mengakui bahwa kegiatan ini akan dapat memberikan manfaat banyak terhadap para penghobi puter pelung yang ada di Malang. “Kegiatan latber ini bukan sekedar acara kumpul-kumpul untuk melombakan burung,” ujar Setyo.
“Memang panitia mengajak para penghobi untuk gantang dan ngopi bareng sedhulur Malang Raya, tetapi lebih dari itu. Kita bersama-sama belajar memahami banyak hal seperti persoalan seputar lomba, semisal penilaian burung,” tegas Setyo. “Selain itu juga untuk memaksimalkan kemampuan juri-juri lokal Malang.”
Selain itu bisa juga untuk melatih mental dan kualitas jago-jago puter pelung muda yang punya prospek cerah. Khususnya jago-jago dari produk peternak lokal. Sebelum jago-jago tersebut diturunkan di lomba-lomba besar regional maupun nasional.
Panitia hanya menyediakan tiket sebanyak 40 lembar dari maksimal 64 lembar yang bisa tercetak, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Sesi pertama harus sedikit tertunda pelaksanaannya, bukan karena harus menunggu peserta, tetapi karena jalan menuju gantangan tertutup kegiatan keagamaan masyarakat setempat.
Pada babak awal sesi farm Malang kelas Pemula, gantangan nomer 20, 22, dan 34 mendominasi penilaian dengan 4 warnanya. Di akhir-akhir kesempatan, burung di gantangan 16 menunjukkan performa apiknya walaupun agak terlambat untuk mengejar keunggulan gantangan 20 dan 35.
Sampai pada akhirnya, juara 1 diperoleh Cheng Ho ring Aceng 201 di gantangan nomor 35 besutan Mas Nung BF. Untuk juara 2 direbut Jogo Samudro ring Aceng 244 rawatan Combuns BF. Sedangkan juara 3 diraih Songgolangit di gantangan nomor 16 amunis Kukuh BF ring Ardi 127.
Masing-masing juara merasa senang karena gelaran kali ini mereka mendapatkan uang pembinaan sebagai pengganti piala. Meskipun tidak semua mendapatkan uang pembinaan tetapi kegembiraan terpancar jelas di wajah-wajah para pemenang, terutama bagi para pemula.
Seperti yang diungkapkan oleh Prasetyo Aji Putra pemilik Hasanah BF Lawang. “Alhamdulillah, baru pertama turun di gantangan sudah dapat nomor, meskipun kata orang tidak seberapa, tapi Alhamdulillah buat semangat bagi para pemula seperti saya.”
Untuk sesi kedua kelas executive/kelas utama dengan peserta dari luar Malang. Para petarung yang berasal dari Kediri, Pasuruan, Blitar, Surabaya, Gresik, dan Bangkalan turut serta meramaikan gelaran ini. Sesi kali ini juga menarik perhatian para petarung, karena tersedia uang pembinaan yang cukup besar.
Peserta sesi ini full 40 gantangan. Babak awal dimulai dan burung mulai memperlihatkan kualitasnya. Gantangan no 10, 20, 26, 35 dan 40 unggul terlebih dahulu dengan 4 warna. Babak berikutnya gantangan no 26, 32 dan 39 yang mendapat 4 warna.
Tetapi pada babak akhir muncul kejutan dengan perolehan bendera 5 warna pada gantangan nomor 8 dan 26. Sampai dengan perhitungan nilai akhirnya juara 1 dimenangkan oleh Ki Wiro yang bertengger di gantangan nomr 26 andalan 12 BF Surabaya bergelang Fauzy 1356.
Untuk juara 2 diperoleh Jeddah ring Ardi 99 besutan Dzuljanah Gresik di gantangan 8. Dan untuk juara 3 diperoleh gantangan no. 39 dengan nama Nur milik Naja BF Kediri, burung produk Leo 245.
Di akhir acara, Nadif dan Setyo tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih, kepada semua peserta yang hadir. Dan mohon ma’af, jika masih banyak kekurangan. “Latber kali ini memang sengaja dilaksanakan untuk memikat para petarung khususnya wilayah Malang Raya untuk menampilkan hasil ternakannya sehingga bisa berprestasi di kancah yang lebih tinggi, sampai jumpa di lain kesempatan,” tutup Nadif yang diamini oleh Setyo. (Ramlee/Zali)