Ayam Kukuak Balenggek adalah ayam kampung asli Sumatera Barat. Ayam endemik ini hanya dapat ditemukan di wilayah Kabupaten Solok, terutama Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah. Solok adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini merupakan salah satu sentra produksi beras terbesar di Sumatera Barat. Ayam kukuak balenggek resmi dijadikan sebagai fauna maskot Kabupaten Solok pada tahun 1996.
Nama ayam kukuak balenggek mungkin masih asing bagi telinga sebagian besar penggemar ayam hias. Popularitasnya masih jauh di bawah ayam bekisar, ayam pelung, dan ayam ketawa. Padahal sama-sama merupakan ayam hias yang khusus dinikmati suara atau kokoknya.
Minimnya informasi dan publikasi mengenai ayam kukuak balenggek, nyaris membuat ayam tersebut tidak pernah terdengar sama sekali keberadaanya. Bahkan, ayam kukuak balenggek masih asing terdengar di ajang kontes ayam hias nasional.
Dimana, seharusnya kontes ayam hias dapat dijadikan panggung untuk memperkenalkan ayam kukuak balenggek. Pasalnya ayam kukuak balenggek ini juga tidak kalah unik dan menarik jika dibandingkan dengan beberapa jenis ayam hias lainnya yang telah dilirik para penghobi ayam hias tanah air.
Baca juga : Ayam Cemani si Hitam Legam Asli Indonesia
Balenggek atau “baindiak” adalah bahasa Minangkabau yang dalam bahasa Indonesia berarti irama yang bertingkat atau bersusun. Hal ini dikarenakan kokok ayam jantan kukuak balenggek ini memiliki irama yang bertingkat mulai dari 3 lenggek hingga 12 lenggek. Bahkan ada yang mampu berkokok hingga 19 lenggek.
Pada ayam kukuak balenggek suara atau kokoknya terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian depan, tengah, dan akhir atau lenggek kokok. Dibandingkan dengan ayam jago biasa yang hanya memiliki kokok yang terdiri atas 4 suku kata dan suku kata yang terakhir lebih panjang dari tiga suku kata sebelumnya. Tetapi, pada ayam balenggek, kokoknya terdiri atas 6–15 suku kata, tergantung dari faktor genetis dan nutrisi yang diserapnya.
Sejak tahun 1981, ayam kukuak balenggek sebenarnya sudah populer bahkan hingga mancanegara. Hal tersebut dapat terjadi karena kisahnya seorang Insinyur dari Belanda membawa sepasang ayam ini ke negara asalnya karena terkesan dengan suaranya yang berirama merdu.
Beberapa tahun kemudian, terdapat seorang pejabat yang memberikan cinderamata kepada pangeran Askishinonomiya Fumihito dari Jepang berupa ayam kukuak balenggek. Dan pada tahun 1994, Pangeran Akishino dari Jepang datang langsung berkunjung ke Sumatra Barat. Sang Pangeran ingin mendengarkan kemerduan suara kokok dan menyaksikan langsung dari dekat keberadaan ayam kukuak balenggek.
Suara atau kokoknya terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian depan, tengah dan akhir atau lenggek kokok. Biasanya ayam jago, misalnya ayam kampung, memiliki kokok yang terdiri atas 4 suku kata dan suku kata yang terakhir lebih panjang dari tiga suku kata sebelumnya. Kokok ayam jantan, biasanya hanya terdengar “ku.. ku.. ku.. kuuuuuuuuuu….”.
Tetapi pada ayam balenggek, kokoknya terdiri atas 6 – 15 suku kata, tergantung faktor genetis dan program pelatihan. Jika kita tirukan, maka susunan dari suku kata itu akan terdengar seperti ini, 6 suku kata : ku..ku..kuuuuuuuu..ku.. ku.. ku.., 7 suku kata : ku..ku..kuuuuuuuu..ku.. ku.. ku.. ku.., 8 suku kata : ku..ku..kuuuuuuuu..ku.. ku.. ku.. ku.. ku.. dan seterusnya.
Baca juga : Mengenal Ayam Pelung, Ayam Jago Berkokok Panjang Mengalun
Pada contoh di atas ada situasi yang sama di mana 3 suku kata awal terdengar “ku.. ku.. kuuuuuuuu…”. Nah, yang dimaksud dengan lenggek adalah bagian selain itu. Jika disebutkan jumlah lenggek, berarti jumlah suku kata selain 3 suku kata awal tersebut.
Jumlah lenggek sering digunakan untuk menyebutkan kedudukan ayam balenggek di mata penggemarnya. Misalnya ada yang disebut balenggek 3, itu berarti ayam balenggek yang memiliki 3 lenggek. Jadi kokoknya terdiri atas 6 suku kata, yaitu 3 suku kata awal dan 3 lenggek. Balenggek 4 berarti memiliki 4 lenggek, dan seterusnya.
Makin banyak tingkatannya, makin bagus dan makin mahal pula harganya. Jika pernah memenangi lomba, harganya makin mahal. Jadi tidak berbeda dengan burung yang kerap menjuarai lomba, pasti jauh lebih mahal daripada harga pasaran. Jenis kelas yang dilombakan ada 3 variasi, kelas Boko (minimal kukuk 5 lenggek keatas), kelas Landik (minimal kukuk 3 – 5 lenggek), kelas Jumlah kukuk terbanyak dalam waktu ± 10 (sepuluh) menit.
Pada usia 6 bulan, ayam kukuak balenggek jantan memiliki bobot badan 1,6 hingga 2,2 kg, dengan bentuk badan yang proporsional, mata bercahaya dan selalu waspada, lincah dan kuat. Menurut beberapa pakar ayam balenggek, makin besar postur tubuhnya makin bagus pula irama lenggeknya.
Tidak jarang pula muncul anggapan bahwa ayam dengan ciri tertentu memiliki kualitas bagus, atau disebut juga sebagai katuranggan ayam balenggek. Misalnya, bentuk sisik pada kaki, jumlah bulu sayap, kondisi pernafasan, panjang jari kaki, warna bulu, bentuk jengger dan pial, serta bentuk badannya.
Sebagaimana ayam kampung, ayam kukuak balenggek memiliki variasi tinggi dalam warna bulunya. Mulai dari merah, kuning, putih, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Bulunya mengkilat dan memiliki jengger tunggal (single comb).
Baca juga : Ayam Ketawa, Ayam Kampung Asli Sulawesi Berkokok Layaknya Orang Tertawa
Bahkan penamaan ayam itu sendiri seringkali didasarkan pada warna bulu, warna kaki, warna mata, serta kombinasi di antara warna-warna tersebut. Kalau orang Jawa mengenal ayam blorok, ayam wirang, cemani, dan sebagainya. Pun demikian dengan ayam kukuak balenggek.
Berikut ini delapan nama/julukan untuk ayam kukuak balenggek sesuai dengan warnanya. Kinantan, ayam ini berwarna putih pada kaki, paruh, mata serta bulu nya. Biring Kaki, ayam ini berwarna merah pada paruh dan mata nya. Kanso, berwarna abu abu pada bulu sang ayam. Kuriak, berwarna belang pada kaki, paruh, dan mata sang ayam. Putih, seluruh bulu sang ayam berwarna putih. Tadung, berwarna hitam pada kaki, paruh, dan mata. Pileh, berwarna putih pada kaki, paruh dan mata. Jalak, berwarna kuning pada kaki, paruh, dan mata.
Berdasarkan hasil riset Firda Harlina (2019), populasi ayam ini terus menurun sehingga perlu upaya dari pemerintah setempat dan dukungan semua pihak untuk mempertahankan kemurnian genetiknya. Ayam kukuak balenggek perlu dilestarikan karena merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia atau plasma nutfah yang langka.
Pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk melestarikan dan melindungi jenis ini. Tentu hal ini juga harus didukung oleh semua pemangku kepentingan, baik akademisi, praktisi, swasta hingga masyarakat Sumatera Barat. Terlebih ayam kukuak balenggek merupakan maskot Kabupaten Solok yang patungnya ada di taman kota depan Kantor Bupati.
Disisi lain, selama ini minat masyarakat untuk memelihara jenis ayam ini semakin menurun. Bahkan ayam jenis ini telah banyak dibawa keluar daerah sehingga populasinya terus berkurang. Kontes ayam kukuak balenggek secara berkala harus diadakan kembali untuk menggugah masyarakat dan pemerintah daerah Sumatera Barat untuk melestarikan sumber daya genetik ayam kukuak balenggek sebagai ternak unggulan Ranah Minang yang bernilai ekonomis tinggi. (Ramlee)
[…] Baca juga : Ayam Kukuak Balenggek, Ayam Penyanyi Endemik Ranah Minang […]
[…] Baca juga : Ayam Kukuak Balenggek, Ayam Penyanyi Endemik Ranah Minang […]
[…] Baca juga : Ayam Kukuak Balenggek, Ayam Penyanyi Endemik Ranah Minang […]