Pengcab PPPPSI Malang, pada hari Minggu, 1 Oktober 2023 menggelar Latihan Dinilai (latnil) Seni Suara Alam Burung Puter Pelung, setelah sekian lama tidak pernah terdengar ada kegiatan. Menempati lokasi di Gantangan Klabang Tori Jl Pelabuhan Ketapang, Malang. Acara berlangsung penuh keakraban.

Kegiatan ini sebagai bentuk eksistensi dari Pengcab Malang untuk menghidupkan kembali hobi puter pelung. “Kami memutuskan untuk kembali hadir menyapa para penghobi puter pelung sekaligus berusaha untuk terus menebar semangat dan eksistensi di dunia hobi puter pelung ini,” terang Nadif, pemerhati puter pelung sekaligus panitia gelaran.

Lebih lanjut disampaikan bahwa lewat event seperti ini diharapkan jalinan silaturahmi bisa tetap terjaga dengan baik antara sesama penghobi. “Ternyata banyak para penghobi puter pelung di Malang yang menanyakan adanya lomba, karena memang sudah lama sekali tidak ada lagi lomba, baik hanya level latber maupun event-event besar,” jelas Nadif.

Pepohonan di sekitar gantangan mengurangi dampak udara panas musim kemarau

“Karena itu saya langsung kontak Mas Setyo untuk nekat buat kegaiatan lomba seperti dulu lagi,” tambah Nadif. “Saya kira hanya dengan kegiatan lomba seperti saat ini yang kami selenggarakan, kami bisa terus bersilaturahmi. Karena satu sama lain tentu memiliki kesibukan sendiri,” jelas pemilik Putra Mahkota Malang.

“Jadi ini merupakan sarana buat kami untuk bisa tetap bertemu, bersenda gurau, dan mempererat jalinan persaudaraan.” Rencananya gelaran tersebut adalah awal mula gelaran lomba yang diselenggarakan oleh Pengcab Malang untuk kembali meramaikan hobi di daerah Malang.

Banyak wajah-wajah yang hadir di arena lomba

Menurut Setyo Purnomo, Ketua Bidang Kejurian bahwa kegiatan tersebut menjadi agenda tetap tiap dua minggu sekali. “Insya’Allah, latnil ini akan menjadi agenda tetap dua minggu sekali Pengcab Malang. Tujuan kami adalah ingin menyemangati para pemula dan peternak.”

“Agar mereka mampu menghasilkan burung puter pelung kelas lomba yang bisa menjadi jawara di arena,” sambung Setyo. “Sekaligus, agar acara ini dimanfaatkan betul untuk melatih burung, biar terbiasa dengan suasana lomba dan nantinya bisa diikutkan ke jenjang event yang lebih besar, seperti Liga Puter Jawa Timur.”

“Kami juga melaksanakan kegiatan ini secara fair play dan transparan dalam memberikan penilaian setiap burung yang mengikuti latbernil. Mudah-mudahan bisa terus berlanjut, agar penghobi di Malang juga bisa mengukur kualitas buurng yang dipunyainya.”

Dikatakan juga oleh Setyo bahwa kegiatan hari itu panitia hanya membuka 1 kelas yakni kelas Bebas. “Hari ini adalah kegiatan kami yang pertama setelah vakum sekian lama akibat beberapa kendala yang ada. Para pengurus yang ada sedang dengan kegiatannya masing-masing.”

Penilaian berlangsung syahdu

“Untuk langkah awal kami hanya membuka kelas Bebas, biar tidak ada pembatasan penilaian. Selanjutnya bisa saja untuk menambah kelas lagi,” papar Setyo. Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa cuaca cerah dan cenderung panas mengawal acara dari awal hingga akhir.

Para juri segera memberikan penilaian sesaat setelah babak pertama dimulai. Jelang akhir babak pertama banyak burung-burung yang sudah mendapatkan bendera 3 dan ada bendera usulan ke 4 warna. Tetapi tidak ada yang sampai ke bendera 4 warna. Baru setelah di babak kedua, burung-burung yang ada di gantangan sudah mulai menunjukan top performanya sehingga akhirnya ada 2 burung yang mendapatkan 4 warna.

Para pemilik burung mengawal gacoannya dari pinggir gantangan

Sementara pada babak ketiga, hanya burung di gantangan nomor 2 yang mampu mendapatkan bendera 4 warna. Sedangkan di babak terakhir burung-burung sudah mulai menurun performanya, sehingga mereka tetap bertahan di bendera 2-3 warna saja.

Hari itu, dampak musim panas tahun ini begitu terasa. Itu mungkin yang mengakibatkan beberapa kontestan tampak tidak dalam penampilan terbaiknya. Meskipun begitu para mania yang didominasi oleh wajah-wajah baru karena memang sebelumnya tidak tampak di arena lomba, sangat menikmati jalannya acara.

Peserta yang memantau langsung puter pelung miliknya dari pinggir lapangan, awalnya lebih banyak yang diam, tetapi akhirnya mengeluarkan suara ketika persaingan perebutan posisi kejuaraan, mulai terjadi. Memasuki babak keempat, angin terasa kencang berhembus menembus arena lomba.

Kondisi ini membuat sangkar-sangkar yang ada di gantangan bergoyang-goyang. Burung pun lebih banyak terdiam daripada memamerkan kualitas anggungannya di hadapan para juri. Sampai akhirnya empat babak penjurian yang dilangsungkan, benar-benar usai.

Nadif PM77 BF, Mulyono Kaisar BF, Pak Dhe RAC BF

Setelah dilakukan perumusan, Lexat orbitan Jacob BF Malang, ring Diddy 145 yang digantang pada nomor 2 sebagai juara pertama. Disusul kemudian oleh Joko Samudro besutan Combuns BF Batu bergelang Aceng 244 yang menempati nomor gantangan 16 di tempat kedua.

Dan urutan ketiga menjadi milik Apollo. Burung puter pelung amunisi Kusumo BF Malang. Burung ternakan 12 BF 1266 yang ada di gantangan 19. Diakhir acara, Nadif memberikan apresiasi pada para peserta. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mendukung acara di Malang. Mudah-mudahan kita selalu dapat silaturrahmi di lain kesempatan,” terang Nadif.

Setyo Purnomo serahkan trophy juara pertama untuk Jacob BF

Untuk gelaran selanjutnya Pengcab Malang akan menyelenggarakan kegiatan latber secara rutin. Ada kemungkinan gelaran lomba puter pelung ini akan digelar di gantangan yang berbeda. “Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran rekan-rekan peserta dan memohon ma’af jika ada yang kurang berkenan selama acara,” kata Nadif menutup acara. (Ramlee/PM)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *