Ayam laga adalah ayam jago (jantan) yang memiliki kekuatan fisik, daya tahan terhadap pukulan, mental, serta akurasi pukulan yang baik. Ayam ini juga dikenal memiliki karakter pejuang. Ayam jenis ini punya sifat pantang menyerah dan tangguh dalam bertarung.

Ayam laga atau ayam petarung berbeda dari ayam peliharaan pada umumnya. Karena ayam ini memiliki keberanian, kecepatan, dan insting bertarung yang kuat ketika harus bertemu dengan lawan-lawannya. Kegiatan untuk menarungkan atau mengadu dua ekor ayam jantan ini dikenal dengan sabung ayam.

Sabung ayam merupakan permainan yang telah dilakukan masyarakat di kepulauan Nusantara sejak jaman dahulu kala. Permainan ini merupakan perkelahian antara dua ekor ayam jago yang memiliki taji dan terkadang taji ayam jago ditambahkan logam yang runcing.

Relief sabung ayam di Dalem Poerwatempel Bangli

Tradisi permainan sabung ayam di Nusantara ternyata tidak hanya sebuah permainan hiburan semata bagi masyarakat, tetapi merupakan sebuah cerita kehidupan baik sosial, budaya maupun politik. Kegiatan sabung ayam di pulau Jawa diketahui dari folklore (cerita rakyat) Cindelaras yang memiliki ayam sakti dan diundang oleh raja Jenggala, Raden Putra untuk mengadu ayam.

Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras. Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja.

Ayam petarung mempunyai mental pantang menyerah

Sedangkan di Bali permainan sabung ayam disebut Tajen. Tajen berasal-usul dari tabuh rah, salah satu yadnya (upacara) dalam masyarakat Hindu di Bali. Tujuannya mulia, yakni mengharmoniskan hubungan manusia dengan bhuana agung.

Baca juga : Ayam Plucker, Ayam Petarung Hebat dari Amerika yang Kini Digandrungi para Penghobi

Yadnya ini runtutan dari upacara yang sarananya menggunakan binatang kurban, seperti ayam, babi, itik, kerbau, dan berbagai jenis hewan peliharaan lain. Persembahan tersebut dilakukan dengan cara nyambleh (leher kurban dipotong setelah dimanterai). Sebelumnya pun dilakukan ngider dan perang sata dengan perlengkapan kemiri, telur, dan kelapa.

Ayam petarung perlu dimandaikan secara rutin

Perang sata adalah pertarungan ayam dalam rangkaian kurban suci yang dilaksanakan tiga partai (telung perahatan), yang melambangkan penciptaan, pemeliharaan, dan pemusnahan dunia. Perang sata merupakan simbol perjuangan hidup.

Tradisi ini sudah lama ada, bahkan semenjak zaman Majapahit. Saat itu memakai istilah menetak gulu ayam. Akhirnya tabuh rah merembet ke Bali yang bermula dari pelarian orang-orang Majapahit, sekitar tahun 1200. Serta ada lagi beberapa tradisi sabung ayam di daerah lainnya.

Ketangguhan ayam petarung tidak hanya diakui di kalangan peternak dan pecinta ayam, tetapi juga telah merambah ke lingkup hobi di masyarakat. Ayam petarung berkualitas memiliki ciri khas khusus pada bagian fisiknya.

Ayam adauan mempunyai paruh yang panjang dan tebal. Paruh yang panjang dan tebal dapat memberikan kelebihan dalam melukai lawan selama pertarungan. Kepala yang kuat juga menjadi ciri ayam jago aduan yang bagus. Kepala yang kuat menunjukkan bahwa ayam tersebut memiliki kemampuan dalam menahan pukulan lawan.

Untuk menjaga kesehatannya, ayam petarung juga perlu dijemur

Dengan kepala yang kuat, ayam jago aduan dapat menghindari cedera serius saat pertarungan. Kemudian leher yang panjang, memungkinkan ayam jago aduan untuk menjangkau lawan dengan lebih mudah. Hal ini memberikan keunggulan dalam melancarkan serangan kepada lawan.

Ekor yang pendek juga menjadi ciri yang dicari dari ayam jago aduan. Ayam dengan ekor yang pendek pendek umumnya memiliki keseimbangan yang lebih baik. Dapat dengan lebih efektif menghindari serangan lawan, membuat ayam aduan lebih seimbang saat bergerak dan bertarung.

Ayam bangkok

Berikutnya adalah suara yang nyaring. Suara nyaring juga menjadi ciri yang penting pada ayam jago aduan yang bagus. Suara yang nyaring dapat mengintimidasi lawan dan memberikan kepercayaan diri kepada pemilik ayam jago aduan.

Baca juga : Potensi Menggiurkan Hobi Memelihara Ayam Laga

Ayam Aduan memiliki berbagai macam teknik yang dapat dipelajari dan diamati. Dengan teknik yang tepat maka besar kemungkinan ayam aduan akan memenangi laga. Diantaranya adalah Kontrol, teknik ini adalah teknik bertarung yang paling polos.

Ayam saigon

Ayam dengan tehnik kontrol cenderung tidak berusaha mencari peluang alternatif untuk memukul lawan, tetapi hanya berusaha agar posisi kepala tegak dan ada di atas kepala lawan, mematuk lalu melepaskan pukulan. Keunggulan teknik ini adalah lebih hemat dalam energi sehingga nafas bisa bertahan lebih lama.

Solah, teknik ini adalah yang paling liar dan paling memakan energi. Ayam bertipe solah akan terus bergerak dengan amat bervariasi. Dia seolah hendak melakukan satu teknik ngalung, tapi tidak bersungguh-sungguh dan lama.

Kemudian segera mengubah gerakan dari kiri ke kanan dan sebaliknya lalu segera disusul dengan gerakan atau percobaan pukulan lain. Ayam solah biasanya amat memukau, tetapi teknik ini amat menguras energi dan umumnya ayam solah kurang memiliki ketahanan badan.

Pranggal, teknik ini adalah memukul tanpa mematuk lawan. Teknik pranggal memiliki kelebihan dibanding dengan teknik lain karena pukulan bisa dilepaskan dengan seketika tanpa perlu sebuah ‘pegangan’ seperti teknik lain. Dalam teknik lainnya, ayam harus mematuk, menggigit lalu memukul dengan kedua kaki.

Ayam burma

Mular, ini adalah teknik tarung dengan lari dan jaga jarak. Ayam berteknik mular akan menjauh dari lawannya ketika terdesak atau sulit memukul. Ketika lawannya mengejar di belakang, secara tiba-tiba ia bisa berbalik dan melepaskan pukulan ketika lawannya belum siap. Ayam mular umumnya memiliki pergerakan kaki yang baik serta nafas yang tahan lama.

Baca juga : Mengenal Ayam Hutan Hijau, Ayam yang Bisa Terbang

Ngalung, teknik ini adalah merengkuh leher lawan dan menguncinya, seolah ‘mengalungi’. Dengan teknik ini maka lawan akan kesulitan memukul, mati langkah dan selanjutnya bisa dipukul tanpa mampu menghindar. Ayam ngalung umumnya memiliki urat leher yang bagus serta struktur tulang leher yang rapat. Tanpa memukulpun ayam ngalung bisa membuat lawan frustasi.

Ayam shamo

Nggandul, teknik ini mirip dengan ngalung tetapi gerakan leher lebih menumpang dibanding merengkuh sehingga lawan juga akan menanggung beban karena ‘ditumpangi’. Nyayap, teknik ini adalah kepala masuk ke sayap lawan, keluar dari ketiak dan setelah posisi memungkinkan akan melepaskan pukulan ke arah kepala. Efek teknik nyayap, selain pukulan ke kepala, juga akan menyakiti bahu dan sayap lawan karena dipaksa untuk renggang dari badan.

Dongkrak, teknik ini dilakukan dengan masuk di antara kaki lawan, ambil nafas dan mencari posisi, lalu dengan sekuat tenaga berusaha muncul dari arah ekor lawan sehingga badan lawan akan terangkat (didongkrak). Ketika lawan sedang berusaha menguasai keseimbangan, maka lawan dapat dipukul pada berbagai sasaran dari arah belakang.

ayam plucker

Dobrak, teknik ini agak langka, ayam biasanya akan masuk di antara dua kaki lawan lalu mematuk paha dan memukul badan bagian bawah. Serangan ini sulit diantisipasi dan biasanya lawan akan kesakitan dan sulit membalas karena posisi musuh selalu di bawah.

Ada beberapa jenis ayam aduan yang kini populer di masyarakat. Seperti ayam bangkok, ayam burma, ayam saigon, ayam shamo, ayam aseel, dan ayam plucker. Ayam aduan adalah salah satu hobi yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Ayam aduan tidak hanya dianggap sebagai hewan peliharaan, tetapi juga sebagai simbol kejantanan, keberanian, dan kehormatan. (Ramlee)

By Ramlee

3 thoughts on “Ayam Laga, Jenis Ayam yang Sangat Populer Jadi simbol Kejantanan Keberanian dan Kehormatan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *