Ikan betutu (Oxyeleotris marmorata) merupakan sejenis ikan air tawar yang masih berkerabat dengan ikan gabus. Spesies ini sering disebut sebagai ikan malas atau marble sleeper, sebab mampu berdiam diri selama berjam-jam di dalam air seperti batu. Ikan betutu merupakan salah satu ikan komoditas budidaya air tawar yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia.
Julukan ikan betutu di berbagai daerah terbilang cukup banyak. Di tanah air, ikan berordo Gobiiformes ini dikenal sebagai bodobodo, boboso, boso, belosoh, bakut, dan bakutut. Ikan betutu bahkan disebut sebagai ikan hantu akibat fisiknya yang menyeramkan.
Seperti yang terlihat, warna tubuh ikan ini memang tampak seperti batu kali. Matanya bulat, berwarna putih dan terbelalak, sedangkan mulutnya lebar dengan gigi-gigi yang tajam. Meski kulitnya berwarna menyeramkan, tetapi daging di dalamnya berwarna putih bersih.
Tubuh ikan betutu tergolong kecil sampai sedang, tapi ia memiliki ukuran kepala yang cukup besar. Panjang maksimalnya hanya mencapai 65 cm, kebanyakan bahkan berkisar 20–40 cm. Kulit hewan ini bercorak merah bata pudar, kecokelatan atau kehitaman.
Baca juga : Mengenal Tentang Ikan Gabus, Ikan Predator Kaya Manfaat
Terdapat pola-pola gelap simetris yang mirip seperti batik, pola ini terdistribusi ke seluruh bagian tubuh ikan betutu. Sisik ikan betutu terlihat sangat tipis bahkan nyaris tidak ada. Sirip dorsalnya dilengkapi enam duri keras di bagian depan.
Serta satu duri keras dan sembilan duri lunak di bagian belakang. Sirip anal terdiri atas satu duri keras dan 7–8 duri-duri lunak. Sedangkan mulai dari belakang kepala sampai ke pangkal sirip dorsalnya, tersedia 60–65 sisik yang dinamai predorsal scales.
Ikan betutu memiliki bentuk kepala gepeng dengan moncong meruncing. Rahang bawahnya lebih ke depan dari rahang atas, sedangkan giginya terdiri dari beberapa deretan. Awalnya, ikan betutu ini dianggap hama yang mengusik ketenangan ikan-ikan peliharaan.
Ikan betutu hidup di sekitar sungai yang memiliki banyak celah persembunyian. Mereka juga menyukai perairan rawa, waduk, saluran air, hingga parit-parit bersih di sekitar aliran sungai. Pertumbuhan ikan betutu menyesuaikan dengan tempat tinggalnya.
Anak-anak ikan betutu umumnya tinggal di perairan dangkal, sedangkan ikan-ikan dewasa lebih menyukai wilayah yang berarus tenang. Meski tergolong hewan karnivora, betutu paling senang tinggal di perairan yang ada tanaman airnya.
Selain tempat bersembunyi, di daerah ini biasanya terdapat buruan ikan betutu. Di alam liar, ikan betutu mengonsumsi udang, ikan-ikan kecil, yuyu (sejenis kepiting air tawar), atau siput air. Ikan betutut ini hampir tidak pernah terlihat bergerak pada siang hari, namun aktif pada malam hari.
Baca juga : Ikan Toman, Ikan Predator yang Enak Dimakan dan Bermanfaat untuk Kesehatan
Kawasan Asia Tenggara merupakan habitat asli ikan betutu ini. Spesiesnya menyebar dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Indonesia. serta diperkenalkan ke Taiwan dan China. Habitat lokal menyebar di hampir seluruh kawasan Indonesia. Sedangkan populasi yang paling banyak terdapat di perairan Sumatra, Kalimantan dan sebagian ada di Pulau Jawa.
Ikan betutu mengandung vitamin B1, B2, B6, hingga vitamin F dan vitamin E. Kandungan gizi yang ada di dalam dagingnya bahkan empat kali lebih besar daripada ikan gabus. Di dalamnya juga tersimpan albumin yang baik untuk mengobati luka setelah operasi.
Sebagian orang mempercayai, jika mengonsumsi secara rutin daging ikan betutu ini akan efektif menjaga kesehatan kulit dan vitalitas. Kandungan nutrisi ikan betutu juga ampuh menjaga imunitas tubuh dan kecerdasan otak.
Ikan betutu terkenal akan kelezatan serta mengandung banyak gizi. Meskipun ikan ini tidak temasuk komoditas utama, tapi angka permintaannya cukup tinggi di sejumlah negara. Di Jepang, Malaysia, Singapura, dan China misalnya, ikan betutu kerap menjadi sajian restoran mewah dengan harga yang tinggi.
Harga ikan betutu yang tinggi disebabkan cita rasanya yang lezat, serta dagingnya yang putih dan empuk. Tingginya harga ikan betutu dikarenakan ketersediaannya yang sangat terbatas, sementara jumlah permintaan ekspor maupun lokal terhadap ikan betutu terus meningkat.
Ketersedian ikan betutu ukuran konsumsi sangat sulit untuk memenuhi permintaan domestik maupun ekspor karena masih bergantung pada hasil tangkapan di alam. Ikan hasil tangkapan alam harus ditampung sementara waktu sampai ikan dikirim ke konsumen.
Baca juga : Ikan Patin, Ikan Omnivora yang Hidup di Dasar Perairan
Selama penampungan dapat dilakukan sortasi, grading ukuran, dan pengelompokan berdasarkan asal penangkapan ikan. Hal ini dilakukan agar ikan tidak kanibalisme dan salinitas media penampungan ikan sesuai dengan perairan aslinya.
Budidaya ikan betutu di Indonesia sampai saat ini belum berhasil karena berbagai hal diantaranya pertumbuhannya yang lambat, benih masih mengandalkan tangkapan dari alam dan ikan kurang menyukai pakan buatan, sehingga harus tersedia pakan segar berupa ikan rucah yang ditangkap dari alam.
Ikan betutu merupakan jenis ikan euryhaline, yaitu dapat hidup pada rentang salinitas yang lebar. Salinitas secara langsung mempengaruhi kehidupan organisme dalam kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan karena berkaitan dengan proses osmoregulasi. Kelangsungan hidup yang rendah dan laju pertumbuhan yang lambat pada ikan betutu menyebabkan berkurangnya minat budidaya ikan betutu. (Ramlee)
[…] Baca juga : Betutu, Ikan Pemalas Menyeramkan dengan Kandungan Gizi Tinggi […]
[…] Baca juga : Betutu, Ikan Pemalas Menyeramkan dengan Kandungan Gizi Tinggi […]