Pengcab PPPPSI (Pengurus Cabang Perkumpulan Penggemar dan Pelestari Puter Seluruh Indonesia) Bondowoso, baru saja usai menggelar hajatan Latpres Seni Suara Alam Burung Puter Gerbong Maut Cup IV. Ini merupakan gelaran perdana di tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Pengcab Bondowoso.
Menempati lokasi di Gantangan Gerbong Maut Pemkab Bondowoso, Pasar Hewan Terpadu Selolembu, Kec Curahdami-Bondowoso. Kesan yang ditampilkan dalam gelaran tersebut benar-benar meriah. Semangat luar biasa ditunjukkan oleh peserta yang datang hampir dari seluruh kota di Jawa Timur.
Gelaran ini terlaksana buah dari nongkrong bareng rutin pada malam Kamis yang dilakukan oleh segenap pengurus Bondowoso di base camp Ibatha BF. Sebelumnya para pengurus di Bondowoso ini rutin mengadakan pertemuan, membahas secara ringan apapun terkait pilihan hobi mereka.
“Gelaran ini merupakan hasil dari obrolan rutin para pengurus juga sekaligus untuk memenuhi permintaan dulur-dulur Tapal Kuda untuk mengadakan event besar di Bondowoso,” cerita Yoyon D’brata Mardiyanto, Humas Pengcab Bondowoso.
“Dan akhirnya kami selaku panitia sepakat untuk menggelar event tersebut di awal bulan Maret. Tepatnya pada 3 Maret 2024,” lanjut Yoyon, panggilan akrab Humas Bondowoso ini. Ternyata rencana seolah gayung bersambut karena dapat dukungan Pemkab Bondowoso.
“Mas, kita dapat support dari Pemkab Bondowoso untuk gelaran ini, dan nanti acaranya dibarengkan dengan HUT Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke-74,” sambung Yoyon menirukan ucapan H. Ichwanto, Ketua Pengcab PPPPSI Bondowoso.
Partai yang dilombakan pada Latpres Gerbong Maut Cup IV ini adalah kelas Pemula, kelas Madya, dan kelas Utama. Serta melombakan kelas khusus yang disebut dengan Kelas Bintang G24. Kelas bergengsi ini melombakan hanya 24 burung terbaik dengan tiket dibandrol Rp 200.000.
“Dengan keterbatasan waktu, saya pun segera membuat konsep gelaran. Dimana untuk kelas yang diperlombakan yaitu kelas Pemula, Madya, dan Utama. selain itu kita gelar satu sesi kelas bergengsi yaitu kelas Bintang G 24,” jelas Yoyon.
Banyak kontestan yang menghadiri gelaran Gerbong Maut Cup I. Sarana untuk menguji materi burung yang dimiliki para mania di seantero Jawa Timur. Para petarung selain datang dari wilayah di Tapal Kuda yang meliputi Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Lumajang, Jember dan Bondowoso sendiri, datang juga dari daerah lain di Jawa Timur.
Seperti yang tercatat di meja panitia, yakni Nganjuk, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Bangkalan, dan Sampang Madura. Bahkan I Made Thenda Spd. Ketua Pengda Bali pun hadir digelaran ini. “Menyenangkan teman-teman di Bondowoso, jujur Pak Made ingin berlama-lama sama teman-teman,” ucap Made Thenda.
“Di Jawa ini baru tahu burung-burung yang juara adalah burung-burung yang luar biasa suara depan, tengah, dan ujungnya, minta ampun indahnya angung puter pelung. Semoga dengan melihat lomba kemarin, kedepannya Pak Made bisa membawa rombongan dari Bali untuk ikut lomba yang ada di Jawa,” tutur Made Thenda.
“Kemarin kita terbentur dengan adanya Hari Raya Hindu yang nyambung dengan perayaan Kuningan serta Nyepi. Terima kasih sudah bikin Pak Made kesenangan di Bondowoso,” ucap Made Thenda yang dihubungi via WA. “Silahturahmi ini sangat indah banget. Semoga berlanjut nggih. Bali-Jawa = Baja, sekuat baja kuat selamanya. Tidak nyangka dengan burung kita bisa happy oye.”
Kontestan yang datang memang selain ingin lombakan burungnya juga untuk melepas rasa kangen serta mempererat silaturahmi sesama penghobi puter pelung. Ini karena lomba besar seperti halnya yang digelar oleh Pengcab Bondowoso memang sudah jarang diadakan.
Burung-burung bertalenta juara pun berkumpul di event Gerbong Maut Cup IV, membuat perebutan gelar juara pun terasa begitu sengitnya. Beberapa penghobi yang hadir merasakan persaingan itu tidak jauh beda dengan di Liga Puter Jawa Timur.
Persaingan hebat langsung terjadi ketika peluit tanda babak pertama di kelas Pemula dimulai. Di kelas yang kontestannya relatif mempunyai kemampuan merata itu terasa seru. Saling salip perolehan nilai terjadi dengan cepat. Hanya saja kelas ini nilainya dibatasi hanya sampai bendera empat warna atau 43 ½ jika lebih dengan sangat terpaksa akan terkena diskualifikasi.
Di kelas Pemula podium pertama berhasil diraih Nagoya debutan RRI BF Tuban, puter pelung ternakan MJM 01 yang digantang pada nomor 17. Disusul kemudian oleh Pring Kuning andalan Sembodo BF dari Wonosobo Jawa Tengah.
Puter pelung ternakan Aba 062 yang digantang di nomor 44 mampu menunjukkan performa apiknya. Sedangkan tempat ketiga dimenangkan oleh Bintang Pagi orbitan Supriyanto Probolinggo, puter pelung bergelang Ms Pro 049 yang berada di nomor gantangan 37.
Kemudian untuk kelas Madya, amunisi AG BF Bangkalan bernama Sandur Madura yang ada di gantangan 26 mampu meredam ambisi lawan-lawannya, sekaligus merebut juara 1. Disusul Siliwangi bergelang Upap 367 debutan Agus Prasaja yang merebut peringkat kedua. Posisi ketiga diraih oleh Tali Jagat ring Sinar 177 andalan MJM BF Tuban di gantangan nomor 16.
Di kelas Utama, kembali burung milik AG BF finish terdepan. Kali ini Janur Kuning meraih posisi terbaik di kelas Utama. Burung bergelang AG 666 yang ada di gantangan nomor 50 tampil ciamik. Sepanjang empat babak yang berdurasi 20 menit tersebut, Janur Kuning tidak henti memamerkan anggung merdunya.
Posisi kedua direbut Rahayu milik Slamet Situbondo, burung ternakan Arjuna 18 yang ada di gantangan nomor 58 mampu mengamankan posisinya dari rival terdekatnya. Dan posisi ke tiga ditempati Sabdo Guru ring PKJ 915 milik MJM BF Tuban di gantangan 63.
Selepas tiga kelas dilombakan, kelas Bintang G 24 yang dinantikan akhirnya berlaga juga. Suasana persaingan gaco-gaco terbaik di Jawa timur semakin terasa mendebarkan. “Terus terang, ini kali pertama di Tapal Kuda, Mas,” kata H. Ichwanto mengomentari kelas G 24.
“Kelas yang diikuti oleh burung-burung ternama dari peternak besar yang ada di Jatim, sayang peserta dari Jogja batal hadir karena ada acara yang tidak bisa di tinggalkan.” Pertarungan sengit langsung tersaji sejak babak pertama. Bendera lima warna serta enam warna bertaburan hampir untuk semua burung yang tampil. Adu gengsi untuk menjadi yang terbaik pun terjadi.
Kenyataan inilah yang membuat persaingan dalam perebutan podium juara berlangsung seru dan penuh aksi dramatis. Akhirnya di kelas Bintang, Belanda Ngamuk I amunisi Tresna Wijaya Jakarta, bergelang AG 800 mampu mempersembahkan kemenangan di barisan paling depan daftar kejuaraan. Diikuti tiga gaco Tresna Wijaya lainnya yang menduduki posisi 2-4.
Yakni Belanda Ngamuk II ring AG 333, Belanda Ngamuk III ring AG 888, dan Belanda Ngamuk IV ring AG 666. “Aku bangga dan puas bisa bertempur dengan burung-burung terbaik di Jatim terutama punya Abah Alif,” ungkap H. Feri Kencong.
“Meskipun Jolo Pamungkas juara 5, namun saya pikir materinya tidak kalah berkualitasnya, hanya waktu itu burung saya tidak pada performa terbaiknya,” tegas owner Ranger BF. “Burung yang berlaga sangat teruji kualitasnya.”
“Hal ini juga ditunjang oleh kinerja juri yang dipunggawai Mas Muchlis dan sederat juri terbaik Jatim, sangat fair play, yang terbukti dengan kepuasan dan acungan jempol peseserta akan kinerja juri. Apresiasi yang setinggi-tingginya untuk para juri.”
Diakhir acara, segenap panitia dan Pengcab Bondowoso mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran para mania se Jatim. Karena tanpa mereka semua gelaran ini tidak akan sukses. “Harapan besar, semoga gelaran serta gagasan-gagasan akan terus terlahir dari gelaran-gelaran di Jatim, saling asah dan saling asuh demi kemajuan puter pelung di Indonesia khususnya di Jawa Timur,” ucap Anggi, salah satu panitia.
“Kami selaku panitia mengucapkan beribu kata maaf jika ada jamuan serta perbuatan yang membuat tidak nyaman para dulur-dulur sekalian. Kami sebagai manusia tidak luput dari salah dan berusaha yang terbaik untuk perkembangan puter pelung kedepannya.” (Ramlee/Ibatha)