Puyuh merupakan salah satu dari sekian banyak jenis unggas di dunia. Sebagian orang terkadang menyebut hewan ini dengan sebutan burung puyuh. Puyuh memang merupakan salah satu jenis burung, tetapi dikategorikan dalam jenis yang tidak bisa terbang. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa burung liar yang mengalami proses domestikasi.
Puyuh memiliki ukuran tubuh yang kecil tetapi terlihat gemuk dengan kaki yang pendek. Kebanyakan puyuh yang ada di Indonesia adalah puyuh berwarna cokelat kemerahan atau cokelat kekuningan dengan variasi garis dan totol yang khas. Burung Puyuh tidak membuat sarang di atas pohon namun bersarang di permukaan tanah.
Unggas yang satu ini sebenarnya terdiri dari banyak jenis, namun ada empat jenis burung puyuh di dunia yang cukup populer di masyarakat, yakni Puyuh Jepang, Batu, Gonggong Jawa dan Bobwhite. Khusus di Indonesia kebanyakan berjenis gonggong jawa dengan corak vairasi garis dan totol.
Baca juga : Ayam Mutiara, Unggas Berbulu Cantik dari Benua Afrika
Pada umumnya burung puyuh berukuran panjang 19 cm, berbadan bulat, berekor pendek, memiliki paruh pendek dan kuat, serta berjari kaki sebanyak empat. Untuk warna, kebanyakan berwarna cokelat kemerahan atau coklat kekuningan dihiasi corak yang khas sesuai jenisnya.
Puyuh tergolong hewan yang cukup apik merawat diri. Unggas kecil bertubuh gemuk ini ternyata sangat aktif membersihkan bulunya pada siang maupun malam hari. Puyuh jepang yang mempunyai nama latin Coturnix coturnix japonica ini merupakan jenis puyuh yang paling banyak diternakkan di Indonesia.
Di tempat asalnya, burung ini sudah dibudidayakan sejak 700 tahun yang lalu. Burung ini mempunyai panjang badan sekitar 19 cm, berbadan bulat, berekor pendek, memiliki paruh pendek dan kuat, serta berjari kaki sebanyak empat.
Puyuh jepang dapat bertelur sekitar 300 butir per tahunnya dengan bobot telur sekitar 10 gram per butirnya. Normalnya, burung puyuh jenis ini berwarna cokelat kekuning-kuningan dengan betinanya berwarna lebih cerah.
Baca juga : Angsa, Unggas Besar Berleher Panjang yang Cantik dan Anggun Simbol Kesetiaan
Pada dasarnya, burung puyuh memakan biji-bijian, namun juga sering ditemui burung puyuh memakan serangga dan mangsa lain yang berukuran kecil. Burung puyuh lebih banyak hidup di permukaan tanah, berkemampuan untuk lari, dan terbang dengan kecepatan tinggi meskipun dengan jarak tempuh yang pendek.
Khusus burung puyuh jepang mampu terbang dengan jarak yang lebih jauh dibanding spesies puyuh lainnya. Perbedaan antara burung puyuh jantan dengan betina dapat terlihat jelas. Burung puyuh jantan dewasa memiliki ukuran lebih kecil dibanding puyuh betina.
Selain itu, pada dada puyuh jantan bulunya berwarna cokelat polos, sedangkan puyuh betina terdapat corak totol di sekitar dadanya. Selain itu pada pangkal paruh puyuh jantan bewarna kemerahan, sedangkan betina hanya bewarna cokelat.
Ciri lainnya yaitu pada puyuh jantan terdapat benjolan di atas kloaka, dan jika ditekan akan mengeluarkan cairan putih seperti pasta dari kloaka. Umur dewasa burung puyuh jantan ditandai dengan mulainya berkokok, sedangkan pada puyuh betina ditandai dengan mulai produktinya bertelur.
Baca juga : Entok, Unggas Kerabat Dekat Bebek yang Kian Diminati Dagingnya
Uniknya, burung yang memilik telur bercorak ini merupakan burung yang menyukai kebersihan. Burung puyuh aktif selalu menjaga bulunya tetap bersih pada siang maupun malam hari. Di alam liar, burung puyuh dapat bertahan hidup selama 3-5 tahun.
Istimewanya lain dari burung ini juga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penyakit. Usaha ternak burung puyuh memang menjanjikan, karena burung puyuh dalam sekali bertelur mampu menghasilkan 10-20 butir telur.
Setelah kurang lebih satu tahun setengah, burung puyuh yang tidak produktif lagi dijual untuk dimanfaatkan dagingnya. Di Indonesia ternak burung puyuh telah dilakukan sejak tahun 1979. Saat ini, konsumsi daging dan telur puyuh telah banyak diminati masyarakat karena tinggi gizi dan kadar protein. (Ramlee)