Satwa-satwa yang ada di alam selalu memiliki warna khas. Namun dalam perkembangannya ternyata ada yang mengalami albinisme, yaitu kekurangan melanin bawaan yang menyebabkan kurangnya warna kulit. Sehingga warna dari hewan tersebut akan cenderung berwarna putih seluruhnya. Hewan-hewan berwarna pucat atau putih sering disebut sebagai hewan albino. Namun hewan berwarna putih tersebut belum tentu albino, bisa jadi leucistic (leucism).

Jadi apakah albino itu? Albino (dari bahasa Latin albus yang berarti putih), disebut juga hypomelanism atau hypomelanosis, adalah salah satu bentuk dari hypopigmentary congenital disorder. Jadi albino adalah kondisi ketiadaan pigmen warna pada suatu organisme.

Ciri khasnya adalah hilangnya pigmen melanin pada mata, kulit, dan rambut/bulu (atau terkadang hanya pada mata). Melanin adalah senyawa biologi yang ditemukan pada manusia, tanaman, hewan, dan protista, yang berfungsi sebagai pigmen.

Beda burung albino dengan burung leucistic

Pigmen yang dihasilkan ini biasanya merupakan turunan dari asam amino tirosina. Melanin merupakan zat yang memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Melanin terbentuk dari metabolisme asam amino tyrosin.

Baca juga : Bajing, Mamalia Pengerat Pemakan Buah

Pada kulit, melanin dibentuk oleh sel yang disebut melanosit dan melalui proses melanogenesis (pembentukan melanin oleh sel-sel hidup). Sehingga tidak adanya melanin membuat seekor hewan berwarna putih atau pucat.

Burung gagak albino

Albinisme terjadi ketika individu mewarisi satu atau lebih gen yang bermutasi dari kedua orang tuanya sehingga mengganggu produksi melanin dalam tubuh, pigmen utama yang menentukan warna kulit, bulu, dan mata . Produksi melanin terjadi di dalam melanosit, sel khusus yang ada tetapi tidak berfungsi penuh pada mamalia albino.

Hewan non-mamalia juga bisa menjadi albino, namun bisa jadi masih dapat menghasilkan pigmen lain selain melanin, sehingga mungkin tidak tampak putih sepenuhnya. Bahkan mamalia albino pun bisa menunjukkan warna tertentu jika gen pembuat melaninnya belum rusak total.

Singa berwarna normal dengan singa albino

Namun tidak semua hewan berwarna putih adalah albino. Ada beberapa kasus hewan hanya berkulit terang, atau mungkin menderita kondisi lain, seperti leucism dan isabellinism. Untuk membedakan antara hewan albino dan hewan tanpa penyakit, harus dilihat bola matanya.

Pembuluh darah yang biasanya ditutupi oleh pigmen terlihat pada makhluk albino, sehingga membuat mata satwa albino berwarna merah muda. Albino timbul dari perpaduan gen resesif. Ciri-ciri individu albino adalah mempunyai kulit dan bulu secara abnormal kuning, putih susu atau putih pucat dan memiliki iris merah muda atau biru dengan pupil merah.

Apa penyebab albino? Albino adalah kelainan genetik, dan bukan penyakit, karena ada yang menyebut albino adalah sebuah penyakit. Gen albino menyebabkan tubuh tidak dapat membuat pigmen melanin. Sebagian besar bentuk albino adalah hasil dari kelainan biologi dari gen-gen resesif yang diturunkan dari indukannya.

Walaupun ada juga ditemui (meski sangat jarang) dapat diturunkan dari indukan jantan/indukan betina saja. Ada mutasi genetik lain yang dikaitkan dengan albino yakni leucism, tetapi semuanya menuju pada perubahan dari produksi melanin dalam tubuh. Albino dikategorikan dengan tirosinase positif atau negatif.

Kura-kura raksasa Galapagos lahirkan bayi albino

Dalam kasus dari albino tirosinase-positif, enzim tirosinase ada, namun melanosit (sel pigmen) tidak mampu untuk memproduksi melanin karena alasan tertentu yang secara tidak langsung melibatkan enzim tirosinase.

Baca juga : Tawon, Serangga Terbang Kecil yang Memiliki Warna Mencolok dan Sengat Mematikan

Sedang kasus tirosinase negatif, enzim tirosinase tidak diproduksi. Individu dapat menjadi karier (pembawa) dari gen albino tanpa menunjukkan fenotif tertentu, sehingga anak albino dapat muncul dari indukan yang tidak albino.

Jalak suren leucistic

Albino tidak terpengaruh gender, kecuali ocular albino (terkait dengan kromosom x), sehingga jantan lebih sering terkena ocular albino. Karena burung albino tidak mempunyai pigmen melanin (berfungsi melindungi kulit dari radiasi ultraviolet yang datang dari sinar matahari), mereka akan menderita sekali jika terkena sengatan cahaya matahari, yang sebenarnya bukan merupakan masalah bagi burung normal.

Ketika pigmen melanin hilang seluruhnya, maka burung disebut mengalami albino. Dalam beberapa kasus, seperti burung dengan warna bulu blorok, burung tidak kehilangan pigmen melanin secara total, tetapi kekurangan pigmen, atau kehilangan sebagian pigmennya, alias mengalami depigmentasi.

Landak mini albino

Keadaan serupa juga terjadi pada satwa yang dikatakan leucistic. Leucism terjadi karena hilangnya sebagian pigmentasi, yang membuat hewan ini berwarna putih. Hilangnya pigmentasi pada leucism tidak berpengaruh pada mata, seingga mata masih berwarna sesuai pigmennya.

Leucism adalah kondisi hilangnya sebagian pigmentasi yang membuat hewan berwarna, putih, pucat, dan belang pada bagian kulit, rambut, bulu, sisik atau kutikula. Namun, kondisi ini tidak berpengaruh pada mata. Berbeda dengan albino, leukisme disebabkan oleh berbagai jenis pigmen, tidak hanya melanin.

Leucism berbeda dari albino dalam hal melanin, setidaknya, sebagian tidak ada tetapi pada mata tetap memiliki warna seperti biasanya. Beberapa hewan leucistic berwarna putih atau pucat karena cacat kromatofor (sel pigmen), dan tidak kekurangan melanin.

Jadi perlu diketahui, ada dua pigmentasi terpenting yang menentukan warna pada bulu burung, yakni melanin dan karoten. Karoten membentuk warna pigmen dari pakan yang dikonsumsi burung dan dibentuk oleh enzim. Adapun melanin terdiri atas dua unsur, yakni eumelanin dan phaeomelanin.

Ikan paus putih

Eumelanin akan membentuk warna abu-abu, hitam, dan warna cokelat tua, tergantung konsentrasi dan distribusi di dalam bulu. Sementara phaeomelanin dengan konsentrasi tinggi akan membentuk warna cokelat kemerahan.

Baca juga : Kasuari, Burung Purba yang Setia Menjaga Ekosistem Hutan Papua

Mutasi genetika pada burung disebabkan oleh melanin, tidak berhubungan dengan karoten. Pembentukan melanin dimulai saat pembuahan sel telur. Warna dasar sel mulai dibentuk pada tahap awal pembentukan embrio. Penyimpangan yang terjadi pada proses pembentukan melanin akan menyebabkan mutasi genetik.

Merak putih

Itulah mengapa leucistic atau leucism sering keliru dengan albino, padahal keduanya adalah kondisi yang berbeda. Kedua kondisi ini tidak dikategorikan “tidak normal” karena perbedaan tersebut adalah bukti keragaman hayati. Tidak ada istilah normal atau tidak, yang ada hanya keragaman hayati.

Satwa liar albino mungkin menghadapi kendala di alam. Karena satwa albino seringkali memiliki penglihatan yang buruk, yang membuat individu ini kesulitan dalam mencari makanan. Bahkan bisa jadi akan kesulitan juga dalam menemukan pasangan.

Koloni tupai albino Di Olney, Illinois – Amerika Serikat

Ketidakmampuan dalam berkamuflase satwa albino membuatnya rentan terhadap predator. Hewan albino dan satwa liar lainnya yang berwarna pucat juga lebih rentan terhadap pemburu liar yang ingin memanfaatkan tingginya permintaan akan hewan peliharaan eksotik dan langka.

Namun, beberapa makhluk albino berhasil menemukan kesuksesan di alam liar. Di Olney, Illinois-Amerika Serikat, terdapat populasi hampir seratus tupai albino yang berkembang pesat. Kota ini sangat bangga dengan keberadaan tupai albino ini sehingga mendorong penduduknya untuk memberinya makan dan telah mengeluarkan undang-undang untuk melindunginya dari ancaman bahaya. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *