Salah satu hewan peliharaan yang populer di Indonesia adalah burung. Memelihara burung menjadi salah satu hobi yang banyak diminati masyarakat. Beberapa jenis burung yang memiliki kicau yang sangat merdu, jenis ini banyak dicari untuk dinikmati kicaunya. Sehingga tidak heran jika perkembangan dunia hobi burung berkicau begitu pesat.
Burung, bagi sebagian besar kicaumania (sebutan untuk penggemar burung berkicau), sudah dianggap sebagai momongan sendiri. Setiap hari dirawat dengan sebaik-baiknya, dengan harapan agar burung rawatannya selalu dalam kondisi sehat dan prima.
Namun banyak penggemar burung yang tidak tahu bagaimana seharusnya memperlakukan burung – burung tersebut. Tidak heran banyak burung yang dipelihara seringkali dalam hitungan blan atau minggu sudah mati. Ini disebabkan karena beberapa faktor, burung bisa saja sakit dengan jenis penyakit yang sebagian diantaranya dapat dijumpai pada manusia.
Baca juga : Burung Murai Burung Favorit Kicau Mania yang Kian Langkah
Radang mata, misalnya, bisa dialami burung ketika faktor pemicunya muncul. Radang mata merupakan salah satu gangguan kesehatan yang membuat penampilan burung menjadi kurang sedap dipandang mata. Bagian matanya membengkak, yang membuat burung tersebut sulit bergerak, tidak bergairah, bahkan pasif saat didekati manusia.
Penyakit ini terkadang dibarengi dengan keluarnya air dari sudut mata, di mana air ini bersifat agak lengket sehingga membuat mata burung kian sulit terbuka. Dengan kondisi fisik yang demikian, burung tidak bisa lagi diharapkan kicauannya.
Yang harus dilakukan adalah mengamati kondisi lingkungan di sekitar sangkar/kandang, siapa tahu ada faktor pemicu yang membuat burung mengalami peradagangan pada bagian matanya. Seperti asap dapur atau pembakaran sampah yang berembus menembus ke dalam sangkar/kandang, dan mengenai mata burung.
Atau pemilik atau perawat burung sering merokok di dekat sangkar/kandang. Kebersihan di dekat sangkar/kandang kurang terjaga, sehingga debu, pasir, serbuk, dan benda halus sejenisnya mudah diterbangkan angin hingga masuk ke sangkar/kandang.
Baca juga : Cucak Ijo, Burung Kicauan Unik yang Kian Terancam Punah
Mungkin juga terdapat benda-benda yang memiliki efek memantulkan cahaya dan kebetulan sering menerpa mata burung. Jika ada, maka harus dicek apakah ada pantulan cahaya dari kaca atau seng di sekitar sangkar/kandang.
Jika benar faktor pemicunya adalah lingkungan, maka perlu memindahkan sangkar burung ke lokasi yang lebih bersih dan sehat. Pada kondisi tertentu, sangkar perlu dikerodong. Juga perlu mencermati agar hembusan angin di lokasi baru ini tidak terlalu kencang (terutama mencegah masuknya debu dan material halus yang mudah diterbangkan angin).
Untuk sementara waktu, sebelum sembuh, usahakan sinar matahari tidak terlalu sering menembus ke dalam sangkar. Singkirkan benda-benda yang memiliki efek pantul seperti kaca dan seng, setidaknya efek pantulannya tidak mengenai sangkar, karena akan menyilaukan mata burung.
Kemudian, hal-hal yang harus diperhatikan juga adalah apakah ada gangguan kesehatan lain yang kemungkinan menjadi pemicu radang mata pada burung. Salah satu penyakit yang berdampak langsung terhadap radang mata adalah snot. Penyakit snot biasanya dipicu oleh kondisi kandang yang tidak bersih, sirkulasi udara yang buruk, dan penggunaan obat antibiotika yang tidak tepat.
Maka sebelum penyakit dating, harus selalu membersihkan kandang secara rutin dan berkala. Semprot kandang dan semua ornamen kandang dengan disinfektan. Perkuat daya tahan tubuh burung (imum) dengan pemberian multivitamin dan multimineral yang bermutu baik. Dan untuk burung yang sakit, segera obati dengan obat antibiotika yang tepat sesuai penyakitnya.
Penyakit snot pada burung kicauan harus segera diatasi, sebab dikhawatirkan bisa menular pada burung lainnya yang masih sehat. Karena itu, ketika menjumpai seekor burung mengalami gejala snot, segera dikarantina dalam kandang tersendiri.
Baca juga : Burung Anis Merah, Burung Kicau Istimewa Bersuara Merdu Bergaya Teler
Pengobatan snot bisa secara alami dengan menggunakan kembang telang. Sebelumnya, beberapa kuntum kembang telang direndam dalam segelas air, sampai airnya berubah warna menjadi biru. Air itulah yang nantinya diteteskan pada bagian mata dan area sekitar mata yang terdampak snot, maupun gangguan mata lainnya.
Atau bisa menggunakan kitolot. Bunga kitolot sudah dikenal masyarakat mampu mengobati beragam masalah pada mata, seperti infeksi, snot, dan sebagainya. Kitolot mengandung senyawa aktif seperti politerol, alkaloid, flavonoid, dan samponi yang bisa membantu mengatasi masalah pada mata.
Namun kitolot harus diberikan secara tepat. Sebab, jika tidak, justru akan semakin memperparah kondisi penderita, baik pada manusia maupun burung. Jadi kitolot bisa dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit snot pada burung. Bisa juga memberikan obat anti snot yang tersedia di kios-kios burung. (Ramlee)