Jeritan anak-anak terdengar nyaring di area Cafe D’Jati di dalam wisata Ponorogo Dreamland Jl. Tribusono No. 54, Sambirejo, Cokromenggalan – Ponorogo (dekat Dam Cokromenggalan), pada Minggu 12 Mei 2024 siang, yang tengah mengadakan event Reptil Expo bertajuk Ngopi Bareng Reptil. Mereka berteriak karena melihat ular python besar yang dipegang anggota Ponorogo Exotic Animal Keeper (PEAK).
Namun jeritan mereka pun berubah menjadi canda riang, ketika salah satu anggota PEAK Hentri Fatah mengajak anak-anak tersebut memegang ular python yang ternyata jinak. Komunitas pencinta reptil Ponorogo ini hadir atas undangan pihak Ponorogo Dreamland.
Perlahan, anak-anak itu memegang badan ular berwarna kuning terang tersebut. Bahkan ada di antara mereka yang terus mengelus dan memegang badan ular. Jumlah anak-anak yang penasaran untuk memegang ular pun semakin banyak.
Tidak hanya anak-anak, sejumlah orang tua pun mencoba memberanikan diri memegang ular tersebut dan dengan sengaja ditaruh di lehernya. “Ini salah bentuk edukasi kami ke masyarakat terutama anak-anak agar tidak takut kepada ular dan tahu cara bagaimana menghadapi ular,” terang Hentri.
Reptil dipilih terutama ular karena Hentri tidak ingin terjadi seperti di Ngawi. Banyaknya lahan pertanian terutama padi yang rusak akibat serangan hama tikus. Penyebabnya karena populasi ular di habitat alaminya berkurang. Ular merupakan predator alami tikus. Perburuan terhadap ular menyebabkan populasi tikus tidak terkendali.
Selain ular, anggota komunitas ini juga membawa hewan lainnya, seperti biawak dan iguana. Sebenarnya para anggota PEAK ini juga memelihara musang, kura-kura, dan masih banyak yang lainnya. Sebab, komunitas ini tidak ingin terfokus pada satu jenis satwa.
Tetapi siang itu mereka hanya membawa tiga jenis satwa saja, karena kurangnya persiapan. “Kita mendapat undangan yang relatif singkat dari pihak Ponorogo Dreamland,” jelas Hentri. “Sehingga kami tidak sempat mengumpulkan anggota PEAK lainnya.”
“Sejak 2017 lalu kami mendirikan komunitas ini. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat soal perlindungan satwa terutama jenis reptil,” papar Hentri. Saat ini ada 30 orang anggota yang masih aktif di PEAK. Karena adanya pandemi Covid-19, banyak para pecinta reptil ini yang meninggalkan hobi yang digelutinya.
Pihaknya sering mengadakan event animal fun di taman kota untuk mengedukasi para pengepul ular, agar tidak memperjualbelikan ular yang dilindungi. “Kami mendapatkan satwa hasil dari rescue laporan warga. Kalau bisa dijinakkan kami pelihara, kalau tidak dilepasliarkan lagi,” imbuh Hentri.
Tidak hanya dipelihara, Hentri bersama komunitas PEAK ini juga mulai melakukan breeding. “Harapan ke depannya, semoga apa yang dilakukannya bermanfaat. Dan masyarakat sadar serta peduli terhadap satwa. Sehingga satwa di Ponorogo tetap lestari,” pungkas Hentri.
Sementara menurut Komisaris Ponorogo Dreamland, Septian Chandra kegiatan Expo Ngopi Bareng Reptil merupakan kegiatan untuk mengenalkan tempat wisata baru Ponorogo Dreamland serta edukasi kepada masyarakat agar cinta dan sayang hewan peliharaan, terutama reptil.
Ponorogo Dreamland sendiri saat ini sedang dalam pembangunan yang diharapkan nantinya dapat mendukung tumbuhnya ekosistem wisata dan ekonomi di Ponorogo. Dengan berada di tengah kota, Ponorgo Dreamland sangat strategis dan berpotensi menjadi alternatif jujukan wisata masyarakat. Ponorogo Dreamland ini dirancang sebagai tempat wisata yang lengkap dengan kolam renang, playground, cafe, mini zoo, dan area edukasi.
“Kita akan menempatkan Ponorogo menjadi jujukan wisata,” tegas Septian Chandra. Fasilitas pendukung seperti kolam renang ramah anak, stand UMKM, pendopo budaya, dan cafe konsep tradisional modern akan melengkapi wahana ini yang rencananya akan mulai dibuka pada Agustus 2024.
Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, tempat ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan. Baik untuk anak-anak maupun pelajar, sekaligus menjadi tempat yang menyenangkan bagi keluarga untuk menghabiskan waktu bersama.
Dengan kombinasi wahana hiburan, edukasi, dan budaya, Dreamland siap menjadi destinasi yang menawarkan lebih dari sekadar kegembiraan, tetapi juga pengetahuan dan pengalaman berharga bagi semua pengunjungnya. (Ramlee/Omega)