Gantangan Sarkem BC di Pasar Kembang Banjaranyar milik Bumdes Boro, Ds. Banjaranyar, Kec. Kras, Kabupaten Kediri, pada Minggu, 19 Maret 2023 diramaikan oleh kehadiran puter pelung mania dari berbagai daerah di sekitaran Kediri. Hari itu, Pengcab Kediri punya hajat menggelar acara Latber Seni Suara Puter Pelung Kediri Bersatu.

“Hari ini gelaran kami mendapatkan dukungan penuh dari peserta. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas apa yang sudah diberikan peserta,” terang Woko NJV, selaku Ketua Panitia Pelaksana. Hal senada disampaikan Budi Setia Ok selaku Ketua Pengcab PPPPSI Kediri.

Pengkondisian terhadap lingkungan sekitar arena sebelum turun bertanding

Agenda ini merupakan latihan bersama yang sengaja dibuat rutin oleh Pengcab Kediri. “Hari ini Pengcab Kediri kembali menggelar acara latber rutin dan syukurlah, banyak dukungan yang kami dapatkan, sehingga penyelenggaraan acara bisa berjalan sukses dan sesuai harapan bersama,” tegas Budi Setia.

“Kegiatan hari ini merupakan salah satu bentuk kekompakan dan kerjasama antara panitia dengan para peserta, sehingga mereka berkenan hadir dan ikut meramaikan kegiatan di Kediri,” jelas Budi. Latber inipun sekaligus sebagai sarana untuk menyalurkan hobi. Sesuai jargon yang diusung “Jadikan hobi untuk menyambung tali silaturahmi”.

Deretan trophy menunggu pemenangnya

Latber Seni Suara Puter Pelung Kediri Bersatu diikuti tidak saja dari sekitaran Kediri saja, namun datang juga penghobi dari Nganjuk, Tulungagung, dan Blitar. Mereka membawa serta gaco-gaco baru andalan masing-masing.

“Mudah-mudahan ini terus berlanjut dan tidak semakin surut,” harap Budi. Ditambahkan olehnya bahwa kegiatan seperti ini memang harus menjadi sebuah rutinitas agar hobi anggungan puter pelung, khususnya di Kediri semakin semarak.

Lokasi lomba di pasar kembang menjadikannya tempat yang nyaman

Berlokasi di gantangan Sarkem BC, laga puter pelung berlangsung dalam suasana santai dan serasa damai. Lokasi gantangan sangat syahdu, karena berada di sebuah kebun bunga (pasar kembang) yang dikelola oleh Bumdes Boro Ds. Banjarnyar.

Lokasi yang nyaman dan representatif sehingga membuat peserta merasa nyaman berada di tempat acara. Peserta seakan menikmati tidak hanya keseluruhan acara, tetapi lokasi yang dipilih panitia seakan menjadi suguhan yang mengasyikkan untuk mereka.

Sajian khas lomba burung anggungan

Mereka merasakan seolah bukan sekedar berada di lokasi lomba, tetapi sedang mengunjungi tempat yang bisa dijadikan alternative untuk refresing. Bunga-bunga yang hijau bermekaran semakin menyejukkan pandangan mata.

Peserta yang hadir juga terlihat sangat menikmati anggung dari jago-jago yang digantang dari babak ke babak yang dilaluinya. Lomba terdiri dari 2 sesi pelaksanaan. Sesi pertama menandingkan burung puter pelung di kelas Pemula dan berikutnya kelas Utama.

Penilaian di kelas Pemula

Semua tiket ludes terjual. Membludaknya peserta ini menjadi sinyal kuat bahwa mania puter pelung begitu merindukan gelaran yang sudah semakin jarang tergelar. Kenyataan ini seakan menjadi sinyal kuat bahwa Kediri sampai saat ini masih memiliki penghobi yang belum hilang.

Rencananya, hobi puter pelung di Kediri ini akan terus dibangkitkan. Pengcab Kediri sepakat menggelar kegiatan lomba yang diatur secara bergiliran dengan Pengcab yang lain. Jadi satu sama lain bisa saling mendukung, sehingga setiap pelaksanaan kegiatan selalu berjalan sukses.

Para suporter tertib di pinggir arena gantangan

“Saya pribadi merasa bersyukur bahwa rekan-rekan pengurus, penghobi, dan komunitas yang ada di sekitar Kediri sangat mendukung dan tetap semangat menyemarakkan hobi puter pelung,” tutur Woko. Butuh langkah nyata, dukungan, dan keinginan yang kuat dari semua pemerhati untuk membangkitkan hobi puter pelung.

Sementara itu dari dalam arena lomba diinformasikan, perebutan posisi kejuaraan berlangsung seru dan ketat. Satu sama lain saling berebut podium tertinggi dengan menampilkan performa terbaiknya.

Kompresor persembahkan gelar juara di kelas Pemula untuk AP Team Nganjuk

Yang istimewa di latber kali ini adalah kehadiran juri-juri terbaik yang dimiliki Pengda PPPPSI Jawa Timur, tampaknya panitia sengaja menyajikan lomba yang berkualitas. Digawangi langsung oleh berapa juri dari Nganjuk, Madiun bahkan dari Ponorogo yang diantaranya merupakan juri-juri nasional.

Juri yang ditugaskan untuk menjadi juru vonis begitu fokus memilih dan memantau tiap burung yang tampil. Kelas Pemula inipun seakan menjadi ajang pertaruhan produk-produk peternak lokal dari berbagai daerah. Mereka mulai berani menampilkan hasil ternakannya sendiri.

Peserta dari Tulungagung merasakan guyuran air usai juara ketiga

Dan di sesi kelas Pemula, burung-burung yang berlaga mempunyai kualitas yang bisa dikatakan merata. Di babak pertama, juri harus bekerja cepat untuk memberikan penilaiannya dengan meletakkan bendera yang dibawanya, karena silih berganti bunyi dan harus cepat diberi nilai.

“Alhamdulillah sekarang pemain pemula kabeh wis pinter ngonekno manuke, mas,” ujar salah seorang peserta saat mengomentari persaingan di kelas Pemula.”Buktinya di 100% burungnya sudah mau bunyi saat dilombakan, sekarang tinggal cari materi yang bagus biar bisa mencapai empat warna.”

Sajian makan siang dengan masakan khas Kediri manjakan lidah yang hadir

Cuaca cerah yang berlangsung selama acara semakin meningkatkan semangat peserta untuk larut dalam kegiatan tersebut. Paling tidak seusai babak pertama, ada lima burung yang berlari kencang untuk raih gelar juara, yakni burung di gantangan 12, 23, 27, 32, dan 40.

Memang tidak banyak burung yang bisa tembus hingga empat warna di kelas Pemula ini. Tetapi justru dengan meratanya kualitas gaco yang tampil membuat para pemain jadi bersemangat. Juga akan paham bahwa untuk jadi juara tidak cukup hanya bermodalkan burung gacor, karena kualitas anggung tetap yang jadi penilaian.

Kelas Utama, hujan gerimis mewarnai penjurian

Selama penjurian berlangsung, tidak nampak adanya protes dan kritik dari peserta, semua menikmati jalannya lomba dengan santai dan penuh kerakraban. Setelah melalui penjurian panjang selama empat babak, akhirnya Kompresor, burung di gantangan nomor 32 berhasil meredam ambisi semua lawan-lawannya.

Burung andalan AP Team dari Nganjuk bergelang Petir 150 ini tampil begitu stabil dengan bendera empat warnanya. Sedangkan Laras Gending ring TTK di gantangan 40, milik Buyoet Djoyo dari Blitar, menduduki peringkat ke-2. Laras Gending hanya kalah tipis dari sang juara.

Basah kuyub buah kemenangan Wiro Sableng di kelas Utama

Tempat ketiga berhasil disabet peserta dari Tulungagung. Burung bernama Abimana yang ada di gantangan nomor 23 beridentitas AP 051 milik RQ BF. Abimana mengoleksi poin 87 hasil tiga kali bendera empat warna dan sekali tiga warna di babak keempat.

Begitu kelas Pemula selesai, yang hadir dipersilahkan menikmati sajian istimewa dari panitia, yakni makan siang dengan menu masakan rumahan. Berupa nasi jagung, ditemani sajian kuliner urap-urap godong kates (urap-urap daun papaya), ditambah menu khas dari Kediri, Lodho Ayam.

Juara dua pun kena guyur

Cuaca semakin kelabu lewat tengah hari. Bahkan gerimis sempat turun untuk mendinginkan suasana. Tak ayal lomba di kelas Utama berjalan lebih syahdu karena arena mendapat guyuran hujan. Cuaca juga lebih mendukung buat gaco-gaco tampil maksimal.

Suporter juga terpaksa lebih merapat, mendekat ke dalam gantangan agar tidak kehujanan, sehingga lebih bisa menikmati suara anggung burung puter pelung yang ada di gantangan. Mereka dengan tertib mengikuti berlangsungnya penjurian.

Ken Ulung melengkapi kesuksesan AP Team di Latber Kediri Bersatu

Meski sempat diguyur hujan di sesi ini, namun tidak sampai membuat semangat peserta berkurang dalam mengikuti jalannya lomba. Support peserta terhadap puter pelung orbitannya yang berada di atas gantangan, menambah hangat suasana di tengah kondisi cuaca yang lumayan dingin akibat turunnya air hujan.

Untuk kelas Utama, kembali burung andalan AP Team bernama Wiro Sableng, hasil ternakan Petir 212 yang digantang pada nomor 14 ditetapkan sebagai peraih juara pertama. Kepastian Wiro Sableng menyabet gelar di Latber Kediri Bersatu didapat ketika di babak ketiga sukses raih lima warna dan berlanjut di babak keempat.

Para juara

Dengan total nilai 87 ½ tidak ada satupun yang berhasil menyamai prestasi Wiro Sableng. Menyusul diurutan kedua diraih Mahesa Jenar amunisi Dony Avatar Kediri, dengan burung ternakan Suhu 060 yang menempati nomor gantangan 32.

Sementara tempat ketiga direbut Ken Ulung bergelang AP 64 gaco AP Team berikutnya yang bertengger di gantangan nomor 27. Ken Ulung harus bertarung ketat sepanjang empat babak dengan Mahesa Jenar.
“Alhamdulillah rekan-rekan tetap semangat meski sempat diguyur hujan. Ini sebuah bukti bahwa rekan-rekan peserta begitu antusias mendukung dan menikmati gelaran yang dihadirkan oleh panitia,” jelas Woko. Bahkan kemeriahan kegiatan tersebut terus berlangsung hingga akhir acara.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan support yang diberikan peserta sehingga acara bisa berlangsung lancar dan sukses,” terang Dony, salah satu panitia. Permintaan ma’af juga disampaikan panitia, jika selama penyelenggaraan acara terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (Ramlee/Alip)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *