Pengcab PPPPSI Klaten kembali memberikan pemahaman kepada penggemar puter pelung menjadi peserta santun pada Minggu, 2 Oktober 2022. Masih mengusung tema yang sama yakni Gantang Wedangan (Gawe) Puter Pelung #4, Grengseng Bareng. Maksudnya berkarya bersama memunculkan burung-burung jawara di Klaten.
Kali ini agenda kegiatan tersebut menggunakan Gantangan BBC Ronggolawe di belakang Pengadilan Negeri Klaten. Acara seperti ini secara konsisten diselenggarakan oleh Pengcab Klaten demi menyemarakkan hobi puter pelung, utamanya di daerah Klaten.
Pengcab Klaten terus berupaya memajukan hobi anggungan burung puter pelung ini. Seperti yang disampaikan oleh Seto Pramono, Pembina Pengcab Klaten. Dirinya mengakui bahwa kegiatan seperti ini harus tetap dilakukan demi menyemarakkan hobi puter pelung.
Ketua Bidang Lomba, Johan pun mengakui bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu memunculkan semangat puter pelung mania di Klaten. “Saya kira dengan cara seperti ini penghobi puter pelung bisa lebih semangat dan yang pasti akan semakin paham akan hobi yang ditekuninya,” jelas Johan.
Gantangan Wedangan Puter Pelung, sebenarnya dimaksudkan sebagai ajang edukasi dari Pengcab Klaten kepada anggotanya. Jadi bukan lomba dalam artinya yang sebenarnya. Namun sebuah bentuk latihan bersama bagi semua yang terlibat di dalamnya.
“Sebelum acara dimulai, kita beritahukan bahwa acara ini bukanlah sebuah bentuk kompetisi yang sesungghunya. Lebih tepat sebagai sarana latihan bersama bagi semuanya. Baik panitia dan pengurus Klaten, juri-juri yang ada, dan bagi pesertanya sendiri tentunya,” jelas Bayu Jati, Ketua Bidang Kejurian.
Kegiatan ini buat melatih pemahaman peserta tentang kualitas suara burung, sehingga diharapkan peserta bisa lebih pintar dalam mendengar, memantau sekaligus menilai burung. Harapan kedepan tentunya puter pelung mania Klaten bisa menjadi peserta yang santun, mengerti tentang penjurian, dan tidak seenaknya saja ketika berada di lapangan.
“Gawe ke-4 ini sebenarnya selain untuk tetap menyalurkan hobi, kami berharap juri dan peserta bisa lebih paham dan mengerti, sehingga kedepan mereka bisa menjadi bagian dari perkembangan hobi puter pelung yang benar-benar professional,” ungkap Bayu Jati.
“Buat panitia dan juga pengurus Klaten, ini juga sarana dalam mempersiapkan sebuah gelaran lomba yang lebih besar levelnya nanti. Tentunya dengan cakupan peserta yang lebih luas,” kata Johan menambahi. “Sehingga nanti kita sudah terbiasa dengan sebuah gelaran lomba.”
Lebih lanjut dirinya berharap agar acara seperti ini bisa dimanfaatkan betul oleh peserta. Dan semua yang hadir untuk menambah pemahaman mereka tentang puter pelung karena acara ini membuka ruang bertanya.
“Kami memberikan kesempatan penuh kepada peserta untuk bertanya kepada juri ketika ada burung miliknya ataupun burung milik orang lain, tentang kelebihan dan kekurangan burung tersebut,’ imbuh Bayu. Persoalan seputar kenapa nilai burung tersebut bisa cepat naik, kenapa lambat naik dan hal-hal yang bersinggungan dengan penilaian burung.
Demikian juga dengan juri-juri yang ada di Klaten, mereka diberikan kepercayaan dalam menilai suara anggung puter pelung sesuai dengan pakem yang ada. Lewat acara gantangan dan wedangan seperti ini diharapkan bisa terus mengasah kemampuan mereka dalam menilai burung.
Ketika nanti kemampuan mereka sudah dinilai mumpuni, maka juri-juri Klaten ini bisa menambah jumlah juri yang sudah dimiliki Pengda Jawa Tengah. Maka untuk mengasah kemampuan tiga orang juri junior daerah Klaten lebih tajam lagi, tidak ada koordinator juri ikut bertugas di tengah arena. Semua juri penilai harus bisa menilai sesuai kualitas anggunagn yang terdengar.
Panitia juga mengundang kehadiran penghobi dari Boyolali dan Sukoharjo. Diharapkan gaco-gaco dari luar Klaten tersebut dapat menambah wawasan akan kualitas burung-burung yang ada. Nampaknya antusias peserta untuk mengikuti kegiatan Gawe #4 begitu luar biasa, jatah 45 gantangan penuh terisi.
Sebelumnya Agus Widodo salah satu pengurus Korwil Solo Raya juga hadir dan berkenan memberikan sambutannya. Agus Widodo, mengajak semuanya yang hadir untuk tetap menjalin silaturahmi. “Seduluran sak lawase, puter pelung hanyalah media yang mempertemukan kita bersama,” tutur Agus.
Persaingan ketat antar jago, terjadi sejak peluit babak pertama dimulai. Penilain menggunakan sistem empat babak dengan waktu 20 menit perbabaknya. Arena gantangan dibagi menjadi tiga blok, dimana masing-masing blok ada satu juri yang akan memberikan penilaiannya.
Gaco-gaco yang ada di atas gantangan baik dari Klaten maupun luar Klaten mampu menyajikan tontonan dan pembelajaran. Khususnya bagi puter pelung mania pemula. Adu kualitas anggung merdu, terdengar silih berganti yang dilepas oleh masing-masing jago.
Dan setelah 4 babak penuh penilaian berakhir dengan dikawal oleh tiga juri potensial Pengcab Klaten, akhirnya di kelas Pemula yang dilombakan tersebut, Toyota di gantangan 19 milik Garden BF dari Trucuk berhasil mendapat penilaian terbaik. Dengan begitu, jago bergelang Garden inipun dinobatkan sebagai juara pertama. (Ramlee)