Penggemar makanan laut pasti tidak asing dengan lobster. Lobster merupakan salah satu jenis hewan krustasea dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi, serta menjadi salah satu bahan makanan yang digemari oleh pecinta seafood.
Pada awalnya lobster merupakan makanan untuk orang miskin yang berada di Maine, Massachusetts, Amerika Serikat. Juga sempat dijuluki sebagai kecoa laut, karena jumlahnya yang banyak dan tersebar di pinggiran laut Massachusetts.
Pada sekitar abad ke-1,6 jumlah lobster meningkat di Amerika Utara, sehingga menjadikan lobster sebagai makanan sehari-hari. Jumlah lobster yang terus meningkat tersebut menjadikan lobster memiliki harga yang rendah, sehingga dijadikan sebagai pupuk hingga umpan untuk memancing.
Kemudian baru pada pertengahan 1800-an lobster yang melimpah tersebut dikalengkan dan dikirim ke negara lain. Hingga turis datang untuk mencari dan menyantap daging lobster segar, sehingga lobster kemudian menjadi primadona serta memiliki harga yang tinggi.
Di Indonesia sendiri, lobster merupakan salah satu bahan makanan yang biasanya dibeli oleh orang-orang dari kalangan atas. Karena harganya yang mahal lobster menarik perhatian pembudidaya untuk dibudidayakan dan kemudian dijual. Sehingga dapat meraup keuntungan melalui budidaya lobster tersebut.
Kini, lobster dikenal tidak hanya yang ada di laut saja, sudah lama dikenal lobster air tawar. Lobster air tawar termasuk dalam kelas crustacea dengan ordo decapoda. Lobster air tawar termasuk jenis udang-udangan serta memiliki habitat pada sungai atau rawa-rawa.
Menyukai makanan seperti tumbuhan yang berada dalam air atau bahkan hewan-hewan yang ada pada dasar perairan. Lobster air tawar ini memiliki sifat nocturnal atau bisa disebut lebih aktif pada malam hari untuk mencari makan daripada siang hari (crustacean) lainnya, sedangkan pada siang hari mempunyai aktifitas sangat sedikit atau lebih banyak berdiam diri di lubang-lubang persembunyian.
Lobster juga termasuk jenis pemakan segala atau omnivora. Hewan ini dihabitat aslinya makan dari hewani (zoo), seperti cacing tanah, cacing air, plankton, juga dari tumbuhan (fito), seperti lumut juga akar selada air.
Habitat asli lobster air tawar adalah danau, rawa-rawa, dan daerah sungai yang banyak terdapat tempat perlindungan. Lobster air tawar cenderung bersembunyi dicelah-celah dan rongga-rongga seperti bebatuan, potongan-potongan pohon, dan diantara akar tanaman rawa-rawa.
Hidup pada kondisi air yang mempunyai suhu minimal 24-29 oC dan pH 7-8, sementara kandungan oksigen 7-10 ppm (Nilamsari, 2007). Namun banyak spesies lobster air tawar dapat hidup pada lingkungan dengan suhu air 26-30 oC. Kebanyakan lobster air tawar tidak dapat hidup di air yang tercemar, dan beberapa spesies merupakan spesies invasif seperti Procambarus clarkii.
Dalam pertumbuhannya, lobster air tawar juga melakukan proses pergantian kulit (molting), yang merupakan proses alami hewan crustacea. Hewan tersebut mempunyai cangkang luar (eksoskeleton), sehingga perlu mengganti kerangkanya bila badannya mulai membesar, karena kerangka bagian luar yang bersifat kaku tidak ikut tumbuh.
Frekuensi (molting) pada lobster air tawar selalu beriringan dengan penambahan umur dan tingkat laju pertumbuhan. Semakin baik pertumbuhan maka akan semakin sering melakukan pergantian kerangka (Lukito dan Prayugo, 2007).
Lobster air tawar ini umumnya juga dikenal dengan sebutan red claw, karena memiliki sepasang capit berwarna merah. Ada beberapa jenis lobster air tawar yang mempunyai penampilan yang cantik, mempunyai warna-warna yang menawan. Sehingga penggemar ikan hias pun memanfaatkannya untuk penghuni aquarium.
Lobster air tawar kini juga dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi yang mempunyai nilai ekonomis yang baik. Lobster air tawar juga berbeda dengan lobster air laut. Lobster air laut berasal dari famili Palinuridae, Penasidae, dan Scyllaridae, sedangkan lobster air tawar berdasarkan dari famili Astacidae, Cambridae, dan Parastacidae.
Sedangkan jenis lobster yang banyak dikembangkan di Indonesia yaitu Cherax quadricarinatus atau yang lebih dikenal dengan sebutan red claw. Lobster air tawar memiliki ciri morfologi berupa tubuh yang berwarna biru kehijauan, hijau kemerahan, dan berwarna biru laut dengan sedikit bercak kemerahan.
Ciri utama lobster air tawar yang sangat menonjol yaitu memiliki sepasang capit yang ujungnya berwarna merah, terutama pada induk jantan yang telah berusia lebih dari tujuh bulan. Kondisi alam di Indonesia yang beriklim tropis dan tidak mengenal musim dingin merupakan tempat yang cocok bagi budidaya lobster air tawar. Kini budidaya lobster air tawar jadi bisnis yang menjanjikan karena tingginya permintaan akan lobster air tawar. (Ramlee)
[…] Baca juga : Potensi Besar Lobster Air Tawar […]