Asam Jawa (Tamarindus indica) adalah pohon berperawakan besar yang selalu hijau. Buahnya rasanya asam dan sering digunakan sebagai bumbu masakan atau minuman. Meski disebut dengan nama asam jawa, namun ternyata pohon ini aslinya berasal dari benua Afrika. Penyebutan nama asam jawa berawal dari orang-orang Melayu, karena buah asam ini banyak digunakan sebagai bumbu masakan Jawa.

Asam jawa termasuk tumbuhan tropis dan diperkirakan berasal dari savana Afrika Timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian hidup liar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.

Pohon asam dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian sekitar 1.000 m – 1.500 m dpl. Dapat tumbuh pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya pada wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.

Pohon asam sering ditanam di pinggir-pinggir jalan sebagai peneduh

Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh dan terkenal di sepanjang jalan raya Daendels, dari Anyer hingga Panarukan. Karena bentuknya yang menarik, pohon ini sering dijadikan untuk bahan membuat bonsai.

Baca juga : Manggis, Buah Tropis yang Mempunyai Segudang Manfaat untuk Kesehatan

Pohon asam bersosok besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m, dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat, berdaun melebar dan membulat.

Bentuk daun asam

Daun majemuk menyirip genap, panjang 5–13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.

Bunga tersusun dalam tandan renggang di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga berbentuk kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat berwarna merah kecokelatan.

Buah asam jawa berbentuk polong menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir. Kulit buahnya mengeras berwarna kecokelatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang.

Daging buahnya berwarna putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecokelatan sampai kehitaman ketika masak. Berasa asam manis dan melengket. Bijinya cokelat kehitaman, mengilap, dan keras, berbentuk agak persegi.

Bunga asam jawa

Biar pun rasanya asam, tetapi buah asam jawa banyak dipakai para bunda sebagai bumbu masak. Asam jawa biasa digunakan sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam. Asam juga digunakan untuk campuran jamu tradisional yang dijual oleh penjual jamu gendong.

Baca juga : Buah Kesemek, si Genit dari Asia Timur yang Kaya Gizi

Agar dapat bertahan lama, asam jawa yang matang di pohon dikupas, dibuang serat dan isinya, kemudian dijemur, diberi campuran garam dan gula merah lalu dikukus dan didinginkan serta dikemas rapi untuk menghindarkan kotoran. Asam jawa yang telah diolah ini disebut asam kawak.

Pohon asam yang tengah berbuah lebat

Selain sebagai bumbu untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asam kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu. Cara membuatnya adalah menjemur daging buah yang sudah dibuang kulitnya.

Asam kawak ini dapat juga diolah menjadi madu asam dengan cara menjemur asam kawak dalam tempat yang tertutup hingga keluar suatu cairan cokelat kehitaman. Madu asam digunakan untuk mengobati sariawan. Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti.

Kayu asam jawa berwarna cokelat kemerahan, berat, keras, padat, awet dan bertekstur halus sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran, dan patung. Bagi anak-anak di Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing. Biji asam juga kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.

Buahnya bersifat pencahar, antipiretik, antiseptik, abortivum, dan meningkatkan nafsu makan. Tepung bijinya untuk mengobati disentri dan diare. Di samping daging buah, banyak bagian pohon asam yang dapat dijadikan bahan obat tradisional.

Minuman asam jawa yang menyegarkan dan menyehatkan

Daun asam jawa bersifat penurun panas, analgesik, dan antiseptik. Daun mudanya digunakan dengan kunyit dan bahan ramuan lain untuk membuat jamu jawa tradisional, yaitu jamu sinom untuk minuman kesegaran. Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk dan demam.

Baca juga : Mengenal Buah Delima yang Berguna bagi Kesehatan

Kulit kayunya ini bersifat astringen dan tonik. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit kayu asam juga digunakan sebagai obat kuat. Asam jawa juga bermanfaat dalam upaya menjaga kesehatan jantung, membantu menurunkan kolesterol sehingga kesehatan jantung terjaga. Hal ini karena dalam asam jawa terdapat flavonoid.

Bonsai asam jawa

Asam jawa juga membantu mengontrol gula darah, sebab pemberian ekstrak asam jawa mampu menurunkan risiko hiperglikemia karena kandungan magnesium yang relatif tinggi. Magnesium yang terkandung di dalam asam jawa memiliki peran penting atas 600 fungsi organ tubuh manusia, termasuk sebagai antidiabetes.

Asam jawa juga dapat bermanfaat sebagai antibakteri yang efektif menjaga kebersihan gigi. Hal ini karena daun asam jawa mengandung etanol dan klorin. Dua zat ini dapat membunuh berbagai jenis bakteri, termasuk Streptococcus dan Lactobacillus yang dapat menyebabkan lubang pada gigi. Asam jawa memiliki kandungan etanol dan klorin yang memiliki khasiat sebagai pembunuh bakteri dan infeksi jamur. (Ramlee)

By Ramlee

5 thoughts on “Asam Jawa, Tanaman Asli Benua Afrika yang Bisa jadi Bumbu Masakan atau Jamu untuk Kesehatan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *