Walikukun (Schoutenia ovata Korth), merupakan jenis pohon yang sangat unik. Keunikannya terletak pada daun, batang, dan proses pertumbuhannya yang sangat lama. Karena itu, tanaman ini banyak diminati untuk dijadikan sebagai tanaman bonsai.

Walikukun termasuk tanaman yang cukup banyak dijumpai di Indonesia, baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Biasanya tanaman ini banyak dijumpai di daerah pegunungan atau perbukitan. Walikukun biasanya berada di habitat yang sama dengan rukem, hokianti, dan serut.

Tanaman ini memang tidak terlalu populer seperti tanaman hias pada umumnya. Namun walikukun biasanya banyak dicari untuk dijadikan sebagai tanaman bonsai. Konon pohon tersebut dapat melindungi rumah dari berbagai gangguan hal-hal yang tidak kasat mata, yaitu dengan menanamnya di setiap sudut pekarangan rumah.

Walikukun dapat tumbuh sangat tinggi

Tanaman walikukun saat ini masih banyak dijumpai di hutan-hutan seputar Jawa dan hutan Indonesia bagian timur. Karena itu, tanaman ini memiliki banyak julukan seperti Lanji, Harikukun, Daeng Nieo, Kokon, Daeng Saeng, Walekokon, Ach sat, dan Popel Thuge.

Baca juga : Asam Jawa, Tanaman Asli Benua Afrika yang Bisa jadi Bumbu Masakan atau Jamu untuk Kesehatan

Sebenarnya tanaman ini dapat dikenali dengan mudah ketika pergi ke pegunungan atau hutan. Tanaman walikukun ini memiliki habitus perdu, semak, atau pohon yang dapat tumbuh tinggi. Akar pada pohon walikukun termasuk jenis akar tunggang.

Bentuk daun walikukun

Jenis akar tunggang tersebut termasuk tipe akar tunggang bercabang yang dapat menumbuhkan tanaman baru dari dari cabang akarnya. Akar tunggang pada tanaman ini awalnya adalah akar lembaga yang kemudian menjadi akar pokok.

Walikukun memiliki batang pohon yang kuat. Pohon walikukun di alam liar dapat tumbuh sampai 25 meter ketika hidup di habitat yang mendukung. Namun jika pohon ini ditanam di area yang kurang sesuai dan tidak di habitat aslinya, biasanya ia akan tumbuh lebih pendek yaitu tidak sampai 15 meter.

Tanaman ini memiliki batang berbentuk bulat berwarna coklat agak kemerahan atau coklat tua.Batang pohonnya berbentuk bulat teres di mana bagian bawahnya lebih besar dibandingkan bagian atas. . Bagian permukaan batangnya terlihat memiliki kerak yang menonjolkan kulit kayu mati.

Walikukun termasuk memiliki kayu dengan kualitas terbaik. Kayunya memiliki sifat keras, berat, halus, dan padat sehingga tidak mudah patah. Dengan sifat kayu yang berkualitas dan awet, kayu dari pohon ini sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Walikukun merupakan tumbuhan yang unik

Salah satu ciri khas utama walikukun terletak pada bentuk daunnya. Tanaman ini memiliki daun berseling berbentuk lonjong atau bulat telur. Daun walikukun tersebut memiliki lebar 4-8 cm dengan panjang sekitar 12-17 cm.

Baca juga : Pohon Stigi, Diyakini Bertuah yang Banyak Manfaatnya

Daun bagian atas memiliki warna hijau dan berbulu halus. Sementara itu daun bagian bawah memiliki warna coklat kemerahan. Warna daun yang unik tersebut membuat walikukun terlihat berbeda di antara tanaman-tanaman lain di hutan.

Bunga walikukun

Daun walikukun masih termasuk daun tunggal atau folium simplex. Namun tanaman ini daunnya sebenarnya tidak lengkap karena hanya memiliki petioles atau tangkai daun dan lamina atau helaian daun. Jadi daunnya termasuk daun bertangkai.

Tanaman walikukun dapat menghasilkan bunga berwarna putih kekuningan. Bunga tersebut tersusun dalam tandan berupa bunga hermaphroditus atau berkelamin ganda. Karena itu, walikukun juga termasuk tumbuhan berbunga banyak atau planta multiflora.

Dalam setiap bunga diketahui terdapat bagian bunga dengan jumlah sama. Contohnya jika kelopak bunganya berjumlah lima dengan posisi berseling. Bunga pada tanaman ini memiliki fungsi untuk reproduksi secara generatif. Pada bunga tersebut terjadi penyerbukan untuk menghasilkan buah yang berbiji.

Setelah berbunga, walikukun biasanya menghasilkan buah berupa buah semu tunggal. Buah tersebut memiliki ukuran sekitar 6 cm dengan biji tunggal. Bagian buah tersebut juga terdapat biji tunggal yang berbentuk membulat.

Walikukun diminati para pecinta tanaman bonsai

Tanaman walikukun sebagai tumbuhan menahun dapat bertahan hidup dengan usia mencapai ratusan tahun. Tumbuhan walikukun berusia 15 tahun biasanya memiliki batang berdiameter 1,5 cm. Jadi walikukun termasuk tanaman dengan proses pertumbuhan yang lambat.

Baca juga : Mengenal Pohon Serut Tanaman Favorit Pebonsai

Tanaman ini dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian hingga 900 meter dpl. Biasanya tanaman ini hidup secara berkelompok di area yang lembab. Karena itu walikukun juga banyak dijumpai di hutan hujan primer.

Bonsai walikukun

Tanaman yang juga dikenal sebagai east Indian wood ini sering dimanfaatkan bagian batang kayunya untuk tombak, kayu bakar, dan perkakas. Dulu kayu ini sering digunakan untuk bantalan rel kereta jaman dulu, pagar, roda untuk pedate, tiang, gagang perkakas, pipa rokok, tongkat, tasbih, dan peralatan makan.

Sementara itu, bagian kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai tali. Kulit kayu tersebut memiliki tekstur seperti kulit pada kayu waru. Di sejumlah daerah di Indonesia, terutama di pulau Jawa, ada mitos pohon walikukun yang banyak dipercaya oleh masyarakat. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *