Latber Seni Suara Alam Burung Puter Tapal Kuda diselenggarakan oleh Pengcab PPPPSI Bondowoso bertajuk Piala Tapal Kuda yang digelar pada Minggu, 5 Maret 2023 berjalan sukses. Gantangan Gerbang Maut Pemkab Bondowoso di Pasar Hewan terpadu Selolembu-Curahdami Bondowoso yang ditunjuk menjadi lokasi acara.

Acara ini mendapat dukungan yang sangat luar biasa dari puter pelung mania di berbagai wilayah di Tapal Kuda. H. Ichwanto, selaku Ketua Pelaksana mengaku bersyukur atas apa yang sudah dilakukan. “Alhamdulillah pelaksanaan acara berjalan sesuai harapan,” terang H. Ichwanto yang juga selaku Ketua Pengcab Bondowoso.

“Hari ini kami telah selenggarakan acara hajatan Pengcab Bondowoso dan sesuai harapan kami semua,” jelas H. Ichwanto. Acara tersebut merupakan bagian dari agenda lomba dari Pengca-Pengcab yang ada di wilayah Tapal Kuda.

Peserta sedang menyiapkan gacoannya berlaga

Gantangan yang menjadi basecamp tim Gerbang Maut Bondowoso berkapasitas 72 gantangan itu sontak ramai dengan kedatangan puter pelung mania dari seluruh wilayah Tapal Kuda. Gantangan baru itu mampu menampung seluruh peserta yang hadir.

Baik itu dari Bondowoso sendiri, Situbondo, Lumajang, Jember, dan Probolinggo. Bahkan menurut informasi ada peserta dari Banyuwangi yang ikut ambil bagian. Selama ini hampir tidak pernah terdengar pemain puter pelung dari Banyuwangi.

H. Ichwanto

“Sebuah kebanggaan bagi kami karena ternyata ada peserta dari Banyuwangi yang bersedia hadir mengikuti kegiatan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada peserta dari Banyuwangi yang begitu bersemangat,” sambung H. Ichwanto lagi.

Selain itu, Gantangan Gerbong Maut juga merupakan gantangan baru. Yang sengaja dibangun oleh Pemkab Bondowoso untuk memberikan sarana bagi perkembangan hobi anggungan puter pelung Bondowoso, juga bisa dipakai bersama dengan komunitas hobi yang lain.

Pendaftaran peserta

“Gelaran ini sekaligus merupakan uji coba Gantang Pengkab Bondowoso (Gantangan Gerbong Maut),” ujar H. Ichwanto. “Alhamdulillah, para pemain juga sangat puas dengan lokasi tersebut. Fasilitas cukup memadai, musollah dan kamar kecil juga tersedia di areal lokasi.”

Yang menarik dari kegiatan ini adalah melombakan seluruh kelas yang ada di puter pelung. Agenda kali ini panitia membuka kelas secara lengkap yakni Utama, Madya, dan Pemula. Dimana untuk kelas Pemula seluruh tiket yang disediakan ludes diminati oleh peserta.

Penjurian menunggu peserta yang datang terlambat

“Gantangan di kelas Pemula ada 72 peserta. Full dengan pemain baru di wilaya Tapal Kuda,” ujar H. Ichwanto. “Dengan harapan para senior atau Ketua Pengcabnya bisa mengayomi anggota khusus penggantang pemula ini.”

Jam 08.00 WIB tepat, Ketua Pengcab Bondowoso membuka lomba dengan sambutan singkat dann lugas. Suara riuh peserta langsung terdengar begitu tanda babak pertama di kelas Pemula dimulai. Karena pertimbangan dengan melombakan tiga kelas dalam tiga sesi, acara akan selesai jauh lebih sore, maka kelas Pemula hanya berlangsung selama tiga babak saja.

Langit cerah saat kelas Pemula dimulai

Mengingat juga kecenderungan hujan yang turun saat sore hari. Seluruh yang hadir sepakat jika khusus di kels Pemula hanya berlangsung tiga babak. Waktu yang disediakan untuk penjurian pun hanya selama 20 menit saja.

Sementara jalanya latpres sendiri berlangsung cukup seru dan menegangkan. Didukung cuaca cerah, meskipun matahari tidak muncul sepenuhnya karena terganggu awan yang berlarian silih berganti. Pertarungan sengit dimulai pada babak pertama, tak ayal lomba berjalan seru namun tertib dan senyap.

Burung di gantangan nomor 1 dengan mudahnya mendapatkan bendera empat warna bernilai 43 ½ diikuti oleh gantangan 52, 61, dan 62. Di babak berikutnya gantangan nomor 1 tetap stabil dengan kualitas anggungannya yang membuat juri-juri langsung sepakat memberikannya empat warna.

Namun setelah melalui penjurian panjang selama tiga babak, akhirnya Sang Perindu bergelang Ranger 156 milik H. Feri dari Jember dengan Poros Timurnya, berhasil meredam ambisi semua lawan-lawannya. Capaian empat warna sepanjang tiga babak jadi buktinya.

Antusiasme penghobi puter pelung ikuti gelaran lomba

Sedangkan Aragon beridentitas RGR 502 di gantangan nomor 61 besutan Aysfa Situbondo, menduduki peringkat ke-2. Posisi 3 berhasil disabet peserta dari Situbondo bersama tiim Kopi Hitamnya, dengan jagoanya Putri Malam ring Cristal 348 debutan Slamet di gantangan 52.

Saat kelas Madya di mulai mendung mulai terlihat rapat menciptakan warna kelabu di langit. Hawanya pun terasa lebih dingin dari sebelumnya. Kondisi seperti ini membuat peserta dengan mental juara bagus yang mampu tampil ciamik.

Awan hitam di sesi kelas Madya mulai menghantui panitia dan peserta

Sebanyak 60 burung harus bertarung sepanjang empat babak berdurasi 20 menit untuk membuktikan dirinyalah yang terbaik. Seperti halnya di kelas Pemula persaingan perebutan posisi kejuaraan, berjalan seru dan menegangkan. Satu sama lain berebut perhatian juri dengan mendendangkan suara merdu yang dimiliki.

Beberapa gaco ikut bertarung kembali di kelas Madya ini. Sepanjang babak pertama ini memang tidak terlihat ada yang menonjol. Ada 5 burung yang tembus mendapatkan empat warna. Persainga juauh lebih seru terjadi di babak kedua setelah tercatat ada 10 burung yang sukses capai empat warna.

Hujan turun ketika babak pertama baru saja dimulai di kelas Utama

Para pemain pun riuh menyemangati gacoannya masing-masing berlaga. Dan semakin riuh lagi saat terlihat tanpa diprediksi Sang Perindu yang juara di kelas Pemula mencoba naik kelas di Madya mampu tampil bagus di babak kedua ini dan mendapatkan bendera empat warna setelah sebelumnya hanya mendapatkan tiga warna.

Sang Perindu yang ada di gantangan nomor 39 lagi-lagi mencuri perhatian juri setelah dengan mudahnya memperoleh 4 warna pada babak ke-3. Melihat performanya yang begitu baik, bukan tidak mungkin bakal mendapatkan lima warna.

Peserta berkumpul di sisi Utara gantangan mepet dengan arena lomba

Memasuki babak keempat belum ada yang memastikan juara di kelas Madya ini. Hingga akhirnya bendera lima warna memastikan siapa juara di kelas Madya. Tepuk tangan meriah langsung pecah ketika babak terakhir usai.

Di kelas Madya Sang Perindu orbitan H. Feri yang digantang pada nomor 39 berhasil menumbangkan lawan-lawannya setelah pada babak terakhir berhasil mendapatkan lima warna. Dengan demikian Sang Perindu berhasil mencatatkan juara di kelas Pemula dan Madya.

Beruntung mendapatkan doorprize dari panitia

Diikuti oleh Escudo ring Casper 453 milik Rosyid dari Sukosari Lumajang pada gantangan 4 sebagai peraih juara kedua dengan raihan empat warna empat kali. Sedang Tape Manis 453 rawatan H. Ichwanto Bondowoso ring TM 453 yang digantang pada nomor 3 sebagai juara ketiga setelah hanya kalah tipis dengan peraih runner-up.

Hampir seluruh peserta berseloroh kepada H. Feri pemilik burung Sang Perindu dikasih doa apa kok begitu digdaya. “Dikasih do’a Pak Haji kok tiada lawan.” Dijawab sambil tertawa oleh sang pemilik, “Do’a sholawat.” pungkas pemilik Ranger BF.

“Ini sebenarnya memang burung pemula, kebetulan coba-coba saja di Madya karena ternyata bagus, kata H. Feri mengomentari Sang perindu. “Bukan bermaksud burung senior tak ikutkan di kelas Pemula, tetapi memang suaranya layak naik di Utama, taunya ya pass lomba itu.”

Jelang sesi kelas Utama, langit semakin terlihat menghitam. Akhirnya hujan benar-benar turun menyapa siapa saja ketika babak pertama bersiap. Ini membuat para suporter berkumpul di sisi Utara gantangan. Kelas Utama tetap berlangsung selain karena kesepakatan bersama juga, juri masih dengan jelas mendengarkan suara burung.

Kegembiraan seorang pemula saat bisa mengikuti lomba

Atap gantangan yang terbuat dari asbes mampu meredam suara jatuhnya hujan. Para pemain pun duduk dengan cemas menyaksikan gacoannya berlaga. Hanya burung-burung bermental kuat yang tetap tidak terpengaruh dengan situasi seperti itu.

Babak pertama berlangsun menyajikan pertarungan sengit dan menegangkan untuk memperebutan posisi kejuaraan. Agenda kali ini bukan saja ajang silaturrahmi antar puter pelung mania, juga bukan saja sekedar unjuk kebolehan mengorbitkan jawara, tetapi juga seolah menjadi ajang adu gengsi antar peternak.

Jolo Rante sukses di kelas Utama

Peserta kemabli riuh melihat persaingan ketat antara burung di gantangan 27 “dan gantangan 29. Setelah keduanya berhasil mengamankan koncer lima warna. Pada babak kedua persaingan ternyata tidak berlanjut dan hanya gantangan 27 yang dibiarkan menjadi dengan raihan lima warna kembali.

Selain kedua burung ini, yang lain seolah mengalami antiklimak, akibat tampias air hujan yang mampu menjangkau burung-burung di gantangan dan membuat burung lebih banyak berdiam menikmati tetesan air hujan.

Para juara di kelas Madya

Di babak 3, hujan bertambah lebat, namun penjurian tetap bisa dilangsungkan. Di ababak ini tidak tampak lagi bendera lima warna. Dengan demikian praktis burung di gantangan 27 mempunyai koleksi nilai yang tidak bisa dikejar oleh lawan-lawannya.

Pada babak terakhir, gantangan 27 dan 29 kembali terlibat persaingan keras di tengah guyuran hujan, meskipun sebenarnya sudah tidak mempengaruhi apapun tetapi pemilik burung sama-sama tegang di sisi gantangan hingga menit akhir.

Sang Perindu sukses ganda di kelas Pemula dan Madya

Untuk podium pertama kelas Utama, diraih Jolo Rante amunisi H. Feri Jember, burung puter pelung ternakan Ranger 003 yang digantang pada nomor 27, yang kembali sukses mendapatkan bendera lima warna kembali dengan raihan total nilai 87 ½ tertinggi dibanding lawan terdekatnya.

Disusul oleh Semeru ring Hanaya 477 andalan Sya-sa BF Bangkalan pada nomor gantangan 29. Sya-sa BF mendapatkan total nilai 87 ¼. Dan tempat ketiga diraih Rangga Lawe milik Sapnyap Sap Probolinggo ring Kamaliya 04 yang digantang pada nomor 14.

“Alhamdulillah gelaran Gerbong Maut berjalan lancar, walaupun di kelas Utama ada gangguan hujan namun tidak menjadi hambatan. Bagi peserta suasana lebih ada bersahabat dengan jamuan tape selamat datang bagi seluruh peserta biar semakin akrab,” tutur H. Ichwanto.

Diakhir acara, panitia mengucapkan banyak terima kasih atas support yang diberikan semua pihak. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mendukung acara Piala Gerbong Mmaut dan meminta ma’af jika ada kekurangan,” ungkap H. Ichwanto pemilik Tape Manis BF ini. (Ramlee/FR)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *