Perhelatan Lomba Besar Seni Suara Alam Burung Derkuku memperebutkan Piala KGPAA Paku Alam Yogyakarta, usai tergelar pada Minggu, 23 Juli 2023. Kehadiran dekoe mania dari seluruh penjuru negeri yang memadati lapangan Kagungan Dalem Alun-Alun Selatan Yogyakarta seakan menjadi bukti begitu meriahnya gelaran, sehingga rasanya tidak mungkin untuk dilewatkan.
Gelaran yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Pelestari Derkuku Seluruh Indonesia (PPDSI) DIY bersama Dinas Pariwisata DIY dan Kadipaten Pakualaman melalui dana keistimewaan berlangsung sukses. Dihadiri tidak kurang dari 222 burung yang terbagi dalam tiga kelas kompetisi.
Dengan rinciannya, untuk kelas Pemula ada 114 burung. Sementara di kelas Junior diikuti oleh 72 burung. Sedang untuk kelas Senior tercatat ada 33 burung yang akan unjuk kualitas anggungnya guna memperebutkan Piala Paku Alam VII kali ini.
Informasi dari meja panitia, peserta berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Seperti DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Dekoe mania dari negeri jiran Malaysia turut mensupport gelaran PPDSI Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.
Lomba besar seni suara alam burung derkuku Piala KGPAA (Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati) Paku Alam merupakan salah satu lomba derkuku paling bergengsi di tanah air. Bisa juga disebut Pra Piala Raja. Event tahunan ini sudah jadi ajang kebanggaan bagi keluarga besar PPDSI dan dekoe mania di Nusantara.
“Event ini bisa juga kita sebut Pra Piala Raja. Ini juga sebuah kebanggaan bagi kami masyarakat Yogyakarta,” jelas Prashadi Tedjowiwoho Ketua PPDSI DIY. “Dan tentunya kebanggaan serta ajang bergengsi bagi seluruh penggemar derkuku di tanah air.”
“Piala Paku Alam salah satu ajang lomba yang sangat ditunggu-tunggu oleh para mania derkuku. Khususnya para pelomba seni suara alam burung derkuku. Lebih dari dua ratus burung yang mengikuti gelaran Paku Alam tahun ini. Mari kita ramaikan hobi anggungan kita khususnya hobi derkuku,” ajak Prashadi.
Turut hadir dalam event ini Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Perwakilan Puro Pakualam KRT. Projo Anggoro, GBPH Yudaningrat, dan Ketua Umum PPDSI M. Makrus beserta jajarannya. GBPH H Prabukusumo SPsi sebagai salah satu pelindung PPDSI pun menyempatkan pula hadir.
“Alhamdulillah, burung derkuku sebagai salah satu burung anggungan populer selain perkutut, dan puter, masih tetap eksis dan kian banyak penggemarnya,” ucap Gusti Prabu. Menurut Gusti Prabu, dengan semakin berkembangnya hobi derkuku dengan ditandai semakin maraknya gelaran lombanya akan bisa memberi banyak manfaat. Salah satu bagi dunia pariwisata, seperti di Yogyakarta sendiri yang merupakan salah satu tujuan wisata budaya di Indonesia.
KGPAA Paku Alam X berharap lomba atau kejuaraan seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin, teratur, dan berkesinambungan. Pelaksanaannya mengacu pada peraturan yang berlaku dan didukung oleh tim pelaksana yang baik, seperti dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Pengageng Urusan Kapanitran Kadipaten Pakualaman, KRT Prodjo Anggono.
Jalannya lomba sangat tertib lancar karena memang lokasinya yang di Alun-alun Kidul sangat kondusif sekali untuk diadakan lomba derkuku. Masyarakat umum, bahkan wisatawan dari manca negara yang kebetulan sedang berjalan-jalan di kawasan tersebut terlihat antusias menonton rangkaian pelaksanaan lomba derkuku.
Banyak pengunjung Alun-alun Kidul yang ikut menikmati akan keasyikan dan kesahduhan dari lomba derkuku karena memang lomba diadakan di hari Minggu, dimana Alun-alun Kidul yang merupakan salah satu pusat hiburan dan rekreasi di Yogyakarta sangat ramai akan pengunjung dari warga Yogyakarta sendiri dan dari luar daerah.
Beberapa pengunjung juga sempat takjub karena ternyata ada lomba burung derkuku bahkan sangat bergengsi. Selama ini yang mereka tahu lomba anggungan itu adalah lomba perkutut baik yang gacoran maupun yang irama.
Seperti gelaran Piala Paku Alam sebelumnya dan juga karena Yogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan di Indonesia, lomba diawali dengan sajian seni tari. Kemudian dilanjut dengan kirab. Para juri yang bertugas juga mengikuti kirab tersebut.
Dlanjutkan dengan prosesi penyerahan piala bergilir KGPAA Paku Alam Cup dari Bregada Prajurit Rejokusumo, Kotagede kepada KRT Prodjo Anggono. Lalu dari KRT Prodjo diserahkan kepada Singgih R dan diteruskan kepada Makrus (PPDSI).
Sementara itu dari dalam lapangan diinformasikan bahwa pertarungan perebutan posisi kejuaraan berlangsung sangat ketat di tengah cuaca cerah. Peserta yang berada di dalam arena dituntut untuk terus memperlihatkan performa terbaiknya dihadapan para pengadil.
Beberapa nama besar derkuku turun untuk merebut gelar bergengsi Piala Paku Alam. Seperti yang diperlihatkan oleh Narasoma yang mampu memperlihatkan keunggulan selama penjurian berlangsung. Turun pada kelas Senior, derkuku yang dikerek pada nomor 98 mengawali dengan raihan bendera enam warna pada babak pertama.
Memasuki babak kedua, sedikit menurun dengan tertancapnya bendera 5 warna. Hasil tersebut tetap tidak berubah sampai babak ketiga dengan raihan bendera sama. Namun di babak keempat Narasoma kembali menampilkan performa terbaiknya dengan meraih bendera enam warna.
Dengan demikian Narasoma andalan B2W BF ring B2W 1418 ditetapkan sebagai peraih podium pertama. Narosoma berhasil tampil juara dengan raihan nilai 88 yang unggul jauh dari pesaing terdekatnya yang juga berbendera B2W BF dari Godean.
Disusul kemudian Brotoseno orbitan B2W BF. Prestasi derkuku ternakan B2W 3255 yang dikerek pada nomor 85 berkat raihan bendera enam warna pada babak kedua dan lima warna di tiga babak berikutnya. Dan ditempat ketiga, ada Aryo Blitar milik M. Makrus Blitar ring MKS 1003 yang dikerek pada nomor 99.
Di kelas Junior muncul Prabu Anom amunisi H. Prabu Kusumo Yogyakarta di tiang nomor 176. Keberhasilan derkuku ternakan B2W meraih podium pertama berkat raihan bendera lima rata sejak babak pertama sampai babak akhir.
Disusul kemudian Wisanggeni besutan Eko SMD Yogyakarta. Derkuku ternakan SMD yang ada di tiang 189 itu harus mengakui keunggulan sang juara dengan beda nilai yang sangat tipis. Ditempat ketiga ada Anugrah milik Vidi Ali Mahmud Kediri bergelang JBKRM 756.
Di kelas Pemula, juara pertama berhasil diraih Aku Rindu debutan H. Sudarto dari Kebumen. Burung dengan ring SS 64 di tiang 125 itu sukses meraih podium pertama berkat raihan bendera lima warna pada babak pertama, ketiga, dan keempat. Serta bendera empat warna babak kedua.
Menyusul pada urutan kedua Bintang Shorea ring Subali 389 amunisi Shorea BF Boyolali. Burung yang dikerek pada nomor 131 ini berhasil menerobos podium kedua setelah saling kejar mengejar nilai dengan sang juara. Dan hasilnya harus ditentukan di meja juri perekap karena berhasil mendapatkan nilai 87 ½ sama.
Dan tempat ketiga ada Putra Banjar kebanggaan Badrus dari Banjarnegara ring Jui 141. Prestasi burung derkuku yang menempati tiang kerekan 56 ini berkat raihan bendera dua warna pada babak pertama, bendera empat warna pada babak kedua dan keempat. Serta bendera lima warna pada babak ketiga.
Sementara itu, kegiatan kali ini dimeriahkan oleh kehadiran aneka doorprize. Terlihat juga sepeda gunung dan sangkar elegan. Suhartoyo, salah seorang panitia mengaku memberikan hadiah untuk peserta yang beruntung tersebut sebagai bentuk apresiasi bagi peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.
“Kami ingin memberikan apresiasi pada peserta agar mereka tetap semangat dan terus menggelorakan hobi derkuku,” ungkap Suhartoyo, salah satu panitia. Inilah cara panitia dalam dalam memberikan penghargaan dan kebahagiaan bagi peserta yang hadir dalam agenda kegiatan tersebut.
“Saya sadar bahwa mereka datang kesini melalui perjuangan panjang, selain harus meninggalkan keluarga, mereka juga harus mempersiapkan jawara miliknya untuk meraih juara. Maka tidak berlebihan jika kami memberikan sedikit doorprize yang bisa kami bagi.”
Dengan usainya pengumuman pememang maka usia sudah rangkaian acara Piala Paku Alam. Panitia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terlaksananya event besar PPDSI DIY tersebut. Juga para sponsor serta semua peserta yang hadir.
“Dengan kerjasama yang baik tentunya, sehingga gelaran lomba LDI putaran ke-2 bisa terselenggara dengan lancar dan sukses. Kami selaku panitia mengucapkan selamat kepada para pemenang semoga dekoe mania semakin jaya,” ucap Suhartoyo.
“Tidak lupa kami juga mohon maaf jika ada kekurangan dalam penyelenggaraan event Piala Paku Alam VII kali ini. Semoga kedepan menjadi lebih baik dan sempurna. Salam hangat dari team panitia PA Cup Jogja. Dekoe mania jaya,” tutup Suhartoyo. (Ramlee/Alip)