Tanaman dolar (Ficus pumila) merupakan salah satu jenis tanaman hias merambat dalam keluarga Moraceae yang berasal dari China, Jepang, dan Vietnam. Dan telah dinaturalisasi di berbagai wilayah di seluruh dunia. Nama latin tanaman ini berasal dari kata “pumilus” yang artinya kerdil.
Nama ini mengacu pada daun tanaman ini yang sangat kecil. Di negara-negara berbahasa Ingris, dikenal dengan nama Creeping fig atau Climbing fig. Karena tanaman ini hidupnya memang merambat atau merayap . Habitat aslinya merupakan tempat beriklim tropis yang sama seperti Indonesia sehingga tidak heran kalau tanaman dolar juga populer dan mudah ditemukan di sejumlah hunian di tanah air.
Tumbuhan ini tergabung ke dalam keluarga Moraceae, sehingga masih berkerabat dengan beringin, ara, tin, dan murbei. Tanaman ini merambat pada berbagai objek seperti dinding, batu dan pohon lain untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
Tanaman dolar rambat tidak mentolerir embun beku. Meskipun tanaman ini dapat bertahan hidup sampai pada suhu 1 derajat Celsius. Karena itu, populasi tumbuhan ini biasanya lebih banyak ditemukan pada negara-negara di benua Asia.
Baca juga : Bambu Air, Tanaman Hias yang Menawan Pembawa Keberuntungan
Dan di daerah beriklim sedang, tanaman ini hanya dapat ditanam sebagai tanaman hias rumahan atau tidak ditemukan di habitat terbuka. Di daerah tropis, tanaman ini dapat tumbuh liar dan menjadi tanaman invasif jika pertumbuhannya tidak dikendalikan.
Saat ini ada lima jenis Ficus pumila yang tercatat dalam jurnal ilmiah, diantaranya Ficus pumila var. awkeotsang (ukuran daunnya lebih besar), Ficus pumila var. quercifolia (daunnya seperti daun pohon ek), dan Ficus pumila ‘Curly’ (daunnya keriting dan keriput). Kemudian ada Ficus pumila ‘Variegata’ dan Ficus pumila ‘Snowflake’ yang daunnya mempunyai warna beragam.
Daun tanaman ini juga terlihat selalu hijau, sehingga mampu menciptakan suasana asri. Daunnya berbentuk hati dan lonjong dengan bagian ujungnya yang sedikit meruncing. Berbentuk hati, asimetris, dengan urat berlawanan. Mulanya bentuk daun lebih kecil dan tipis, namun semakin menebal dan besar saat tua.
Akarnya tergolong dalam akar serabut yang tersebar pada bagian batangnya dan warnanya cokelat. Batangnya yang berwarna cokelat bisa tumbuh merambat hingga sejauh 5 meter. Daun tanaman dolar ini sifatnya daun tunggal dengan posisi tumbuh yang selang-seling.
Tumbuhan ini bisa dikenali dari pertumbuhannya yang merayap atau memanjat, dengan tinggi mencapai 2,5–4 meter. Jika tidak dipangkas, tinggi flora ini bahkan bisa mencapai 9–12 meter. Perkembangbiakkannya memang tergolong cepat.
Tumbuhan satu ini dilengkapi dengan jenis akar udara. Bagian itu dapat mengeras seperti tambang atau tongkat berkat lateks bening yang terkandung di dalamnya. Tanaman ini juga berbuah dengan bentuk lonjong.
Baca juga : Kastuba, Tanaman Hias Berkhasiat Obat
Panjang buahnya bisa mencapai 5 cm. Berwarna hijua pucat saat masih muda dan berubah kekuningan lalu ungu saat telah matang. Buah ini tidak bisa dimakan. Khusus untuk jenis Ficus pumila var. awkeotsang, buahnya memiliki banyak biji.
Bentuk bijinya kecil yang mengandung zat yang ketika dihancurkan dan dicapur dengan air, berubah menjadi semacam agar-agar atau jeli. Ficus pumila membutuhkan bantuan tawon ara Blastophaga pumilae untuk penyerbukan.
Di tanah air, tanaman berordo Rosales itu dibudidayakan secara luas. Dolar rambat dimanfaatkan sebagai ornamen tembok atau pagar, serta dikenal sebagai tanaman hias minim perawatan. Tanaman ini pada umumnya dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang diletakkan di bagian luar rumah.
Beberapa orang sengaja membiarkannya tanaman ini tumbuh merambat di permukaan dinding eksterior. Selain membuat rumah terlihat lebih hijau, tanaman dolar juga mampu melindungi dinding dari sengatan sinar matahari.
Cat dinding eksterior pun akan awet dan dinding tidak mudah mengalami retak. Jikalau lingkungan mendukung, pertumbuhan daun ini dapat bersifat invasif. Akar atau sulur sekundernya bisa menyebabkan kerusakan struktural, terutama pada bangunan yang rapuh.
Tanaman dolar juga bisa dimanfaatkan menjadi obat diare dan ambeien. Bagian yang digunakan adalah batangnya. Batang tanaman dolar hanya perlu direbus dan diminum dua kali sehari. Selain itu, daun dolar juga mengandung flavonoid dan polyphenol yang mampu menangkal radikal bebas.
Baca juga : Paku Tanduk Rusa, Tanaman Paku Berdaun Unik Incaran Kolektor Tanaman Hias
Di balik manfaatnya sebagai tanaman hias, dolar rambat nyatanya mengandung toksin yang cukup berbahaya. Ini mungkin tidak menyebabkan kematian, melainkan peradangan serius. Salah satu risiko kesehatan apabila terkena getah tumbuhan ini, ialah phytophotodermatitis. Penyakit radang kulit itu bisa menimbulkan bercak lepuh, pembengkakan dan rasa terbakar.
Gejala phytophotodermatitis sendiri baru akan mulai terasa 24 jam setelah terpapar. Namun puncak rasa sakitnya akan terasa mulai dari 48–72 jam kemudian, tergantung kondisi tubuh. Meski begitu, pengobatan penyakit ini dapat dilakukan sendiri di rumah dengan krim steroid topikal.
Sedangkan aspirin dan ibuprofen berguna untuk mengurasi rasa sakit serta bengkak. Apabila rasa sakit belum juga mereda, maka segera konsultasikan diri ke dokter. Penyakit ini mungkin tidak terlalu berbahaya, namun dapat memicu terjadinya infeksi jika didiamkan. (Ramlee)