Labu Siam (Sechium edule) atau Jipang (Jawa) merupakan tumbuhan sayur yang berasal dari suku labu-labuan (Cucurbitaceae). Labu siam termasuk jenis sayur yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Biasanya, sayuran ini dijadikan lalapan atau diolah menjadi berbagai bahan tambahan untuk masakan.
Tanaman ini berasal dari Meksiko dan telah dibudidayakan sejak zaman pra-Kolombia. Tanaman ini mudah ditemukan di hutan-hutan jati, hutan campuran, tepi-tepi jalan, atau sawah dan kebun. Tanaman labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian 50 meter sampai 500 meter di atas permukaan laut.
Tanaman dari suku labu-labuan ini dikenal dengan nama asing chayote. Dalam penamaan lokal, labu siam disebut labu jipang di Aceh, gambas atau waluh siam di Jawa (Sunda), waluh jipang di Jawa Tengah, manisah di Jawa Timur, dan ketimun Jepang di Manado.
Labu siam memiliki batang yang lunak, beralur, cabangnya banyak, serta memiliki sulur batang untuk membelit pada benda lain. Akarnya berwarna putih kecoklatan, tunggang, bercabang banyak, rambut-rambut akar terdapat dekat permukaan tanah.
Baca juga : Beligo (Blonceng), Kerabat Labu yang Lezat dan Banyak Manfaat
Tumbuhan labu siam tumbuh merambat, sehingga untuk menghasilkan buah yang bagus, biasanya dibuatkan para-para untuk rambatan guna dapat menahan buah yang tumbuh menggantung dari tangkainya. Selain ditanam dengan para-para , ada juga yang membiarkan tanaman labu ini tumbuh merambat di tanah.
Meskipun tanaman ini bisa juga berbuah namun mempunyai resiko yang tidak menguntungkan. Karena tanaman jadi lebih lembab, sehingga mudah terserang jamur dan buah menjadi tidak terlihat (sulit memprediksi jumlah dan kapan waktu panen). Selain itu buah yang menyentuh tanah biasanya lebih mudah busuk dan berwarna lebih pucat. Karena itu haruslah ada para-para atau rangka untuk meletakkan sulur-sulur tanaman yang merambat.
Bagian daunnya tunggal, berukuran panjang 4-25 cm dengan lebar antara 3-20 cm, memiliki tulang daun, tepi bertoreh dengan ujung yang meruncing, permukaan kasar, berwarna hijau, dengan tangkai daun berbentuk bulat. Daun labu siam memiliki bentuk mirip segitiga dengan permukaan berbulu.
Pucuk labu mudah dikenali karena bentuknya yang bersulur-sulur panjang. Pucuk labu merupakan produk sampingan selain buah labu siam yang bisa dijual. Tumbuhan labu siam ini bagian yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya.
Pucuk labu biasa dimasak menjadi hidangan sayur bobor dengan campuran labu siam. Pucuk labu juga sering dijadikan lalapan rebus, urap, dan pecel. Bila ingin ditumis juga cukup dengan bumbu sederhana yaitu merah bawang putih, dan cabai yang dihaluskan.
Bunga labu siam tergolong bunga majemuk dengan kelopak bertajuk lima dan keluar dari ketiak daun. Bunga ini yang akan menjadi bakal buah. Ketika berbuah, buahnya menggantung ditangkai. Buah berbentuk lonjong dengan ukuran ujung berbeda.
Baca juga : Labu Kuning, Sumber Pangan Fungsional Asal Benua Amerika yang Manis Rasanya
Labu siam memiliki bentuk buah seperti bola lampu, permukaan kulit berbulu yang agak tajam tapi jarang-jarang dengan daging buah yang mengandung banyak air dan lunak. Besar buahnya bisa sekitar 2 kepalan tangan. Permukaan buah berlekuk berwarna hijau, semakin matang warna bagian luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bijinya terdapat di dalam buah, berbentuk pipih, berkeping dua, dan berwarna putih.
Tanaman yang satu ini cenderung mudah untuk ditanam dan cepat tumbuh serta cocok di iklim tropis ataupun subtropis, dataran tinggi ataupun dataran rendah. Untuk itulah mengapa tanaman labu siam ini bisa ditemukan di berbagai negara di belahan dunia. Nah untuk itu, yang ingin membudidayakannya tidak perlu khawatir dengan kecocokan iklim ataupun tanah untuk tanaman yang satu ini.
Namun, daerah pegunungan adalah tempat yang di sukai oleh tanaman labu siam karena berhawa dingin dan lembab. Tanah untuk menanam tumbuhan ini harus banyak mengandung air, subur, gembur dengan pH tanah sekitar 5 hingga 6. Waktu penanaman labu siam yang tepat yaitu pada akhir musim penghujan sekitar bulan Maret atau April.
Tanaman labu siam mulai berbunga pada umur 3–5 bulan setelah ditanam. Buah labu siam dapat dipanen setelah berumur 3 bulan, kemudian panen berikutnya dilakukan satu minggu sekali. Tanaman labu siam biasanya produktif selama 3–4 tahun. Setelah itu dilakukan peremajaan dengan menanam tanaman baru, untuk menjaga produktivitas. Satu titik lubang tanaman dapat menghasilkan sebanyak 500 buah.
Labu siam terkenal dengan rasanya yang enak dan cenderung manis. Serta bentuknya yang kecil dan mudah untuk diolah. Namun tidak hanya itu, layaknya sayuran pada umumnya labu siam juga menyimpan banyak nutrisi dan vitamin di dalamnya.
Buah labu siam memiliki kadar vitamin C yang tinggi, rendah kalori, rendah sodium, tidak mengandung kolesterol, dan merupakan sumber serat yang baik. Kandungan seratnya sekitar 1,7 gram per 100 gram daging buah. Berbagai kandungan nutrisi dan senyawa aktif tersebut baik untuk menyembuhkan gangguan sariawan, panas dalam serta menurunkan demam pada anak-anak karena mengandung banyak air.
Baca juga : Gambas, Tanaman Sayur Unik yang Mempunyai Beragam Manfaat
Selain buahnya, daun labu siam juga dapat dikonsumsi. Daun labu siam adalah paket nutrisi lengkap yang mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin K, dan serat. Vitamin A sangat penting untuk kesehatan mata, vitamin C memperkuat sistem kekebalan tubuh, sementara vitamin K berperan krusial dalam proses pembekuan darah. Selain itu, serat dalam daun ini mendukung pencernaan yang sehat dan membantu manajemen berat badan.
Daun tanaman ini mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Mengonsumsi daun tanaman ini juga dapat menurunkan hipertensi, arterioscleosis, batu ginjal, dan melancarkan sistem pernafasan serta melancarkan peredaran darah yang tersumbat.
Namun, ada efek samping yang mungkin dialamai orang yang makan labu siam, karena dapat memicu alergi, meskipun kasusnya sedikit, bagi yang alergi labu siam tidak boleh mengkonsumsinya. Hal ini bisa berpengaruh pada kesehatan sistem di tubuh. Meski jarang terjadi, seseorang dapat mengalami episode ketidaknyamanan gastrointestinal, atau kondisi kelainan pada sistem pencernaan yang melibatkan organ dan jalur peredaran dalam proses mencerna makanan di dalam tubuh. (Ramlee)