Kentang (Solanum tuberosum) merupakan tanaman pangan terbesar keempat yang paling banyak dibudidayakan di seluruh dunia, setelah beras, gandum, dan jagung. Bahan yang satu ini dapat diolah dalam berbagai variasi masakan sebagai sumber karbohidrat untuk asupan harian.

Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan. Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini. Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan tepatnya dari daerah Pegunungan Andes.

Tanaman kentang telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh suku-suku asli di wilayah seperti Peru dan Bolivia sejak ribuan tahun yang lalu. Seiring dengan penjelajahan dan kolonisasi Eropa, kentang diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Budidaya kentang di dataran tinggi

Kentang muncul pertama kali dalam catatan sejarah Eropa sejak tahun 1565. Dibawa oleh seorang biarawan Spanyol dari perjalanannya ke Peru. Tanaman kentang ini lalu diberikan kepada Sir Walter Raleigh. Seorang berkebangsaan Irlandia yang kemudian menanamnya sebagai tanaman langka di kebunnya. Dari sini baru menyebar ke seluruh Benua Eropa.

Baca juga : Singkong, Sumber Pangan Bergizi Berserat Tinggi yang Memiliki Segudang Manfaat untuk Kesehatan

Sebagai halnya produk baru, cukup lama juga masyarakat Eropa menerima umbi bermata ini sebagai bahan makanan potensial. Penyebabnya adalah bentuk dan warnanya dianggap kurang menarik. Malah suatu ketika kentang pernah dianggap sebagai umbi aneh pembawa petaka.

Bunga tanaman kentang

Ketika Eropa mengalami gagal panen gandum, wabah kelaparan melanda, baru pada abad ke-19 kentang mulai dilirik. Sisanya adalah sejarah. Awalnya diremehkan lama-lama diterima. Kentang pun jadi makanan pokok. Yang sangat mengungutungkan darinya adalah mudah dibudidayakan, harganya pun murah. Sementara di Indonesia sendiri kentang masuk catatan sejarah sekitar tahun 1750. Dibawa Belanda dan ditanam di daerah pegunungan.

Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi. Tanaman kentang menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan yang terbentuk di bawah tanah. Tanaman ini termasuk anggota keluarga Solanaceae.

Tanaman ini lebih menyukai tanah yang sedikit asam, berdrainase baik dan subur. Tanaman kentang menghasilkan bunga merah, putih, merah muda, ungu atau biru pada akhir musim tanam (3-4 bulan setelah tanam). Tinggi tanaman dapat mencapai 20 inci (50 cm).

Kentang memiliki jaringan akar yang relatif pendek dengan sebagian besar akarnya berada di tanah setinggi 60 cm. Setiap tanaman kentang yang sehat dapat menghasilkan 3 hingga 25 kentang. Tanaman kentang tidak membutuhkan lebah atau penyerbuk lainnya untuk menghasilkan kentang.

Umbi kentang menjadi komoditas bahan pokok yang mengglobal

Namun, tanaman ini masih membutuhkan penyerbuk sehingga bunga dapat menghasilkan “biji sejati”. Setelah berbunga, tanaman kentang menghasilkan buah hijau kecil yang mengandung biji sejati. Menanam kentang dari biji sejati memungkinkan, tetapi menghasilkan kentang yang berbeda dengan karakteristik yang berbeda.

Baca juga : Garut, Tanaman yang Umbinya Bisa Digunakan sebagai Sumber Pangan Alternatif yang Menyehatkan

Keseragaman kentang adalah salah satu prioritas utama petani kentang, dan itulah sebabnya kebanyakan dari mereka lebih suka menanam bibit kentang, yang menghasilkan turunan dari varietas induk. Keseragaman kentang adalah salah satu prioritas utama petani kentang, dan itulah sebabnya kebanyakan dari mereka lebih suka menanam bibit kentang, yang menghasilkan turunan dari varietas induk.

Panen kentang di Wonosobo

Bibit kentang sebenarnya adalah kentang biasa seperti yang kita makan. Tetapi bibit tertentu yang dipilih karena memiliki sifat yang diinginkan. Bibit ini juga diperiksa terhadap ketahanan dari berbagai penyakit. Seperti yang terjadi dengan tomat, paprika dan tanaman lainnya, tanaman kentang adalah tanaman menahun asli.

Namun, kita membudidayakan kentang sebagai tanaman musiman, karena panen kentang membutuhkan penggalian, pencabutan, dan dengan menghancurkan tanamannya. Ada baiknya mengetahui syarat tumbuh tanaman kentang.

Hal ini diperlukan agar tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik dan mendapat hasil panen tinggi. Tanaman kentang dapat hidup di daerah dataran tinggi sekitar 1000 – 2000 mdpl. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman kentang adalah 1200 – 1500 mm/tahun.

Curah hujan yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada umbi kentang dan menyebabkan tanaman kentang tidak tumbuh. Tanaman kentang membutuhkan kelembapan udara sekitar 80 – 90%. Suhu ideal untuk tanaman kentang adalah 15 – 20 °C.

Budidaya kentang menggunakan bibit dari umbi kentang

Tanaman kentang lebih menyukai tanah gembur dengan tingkat pH sekitar 5 – 6,5. Tanaman kentang membutuhkan paparan sinar matahari cukup. Sinar matahari yang cukup dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi panen. Umur panen kentang idealnya antara 80 – 120 hari.

Baca juga : Gembili, Bahan Pangan Alternatif Pengganti Nasi Bagi Penderita Diabetes

Banyak yang dapat dibuat dari kentang. Beragam olahan yang tidak pernah membosankan. Selain mengandung banyak vitamin, sedikit kalori, kentang tidak mengandung banyak lemak. Hidrat arang adalah sumber energi terpenting bagi tubuh. Hidrat arang di dalam kentang merupakan bentuk hidrat arang kompleks dan oleh karena itu penting bagi susunan diet. Kurang lebih 50% dari masakan dari pasokan energi untuk kebutuhan tubuh setiap hari datang dari hidrat arang.

Olahan kentang bakar yang menggugah selera

Umbi kentang terdiri dari 70-80% kadar air, 14-18% hidrat arang, 2% protein, 1% mineral dan 0,1% lemak. Selain itu juga kentang mengandung vitamin B vitamin C, kalsium, potasium, besi, dan iodin. Boleh dikatakan bahwa kandungan gizi kentang sempurna. Umbi dengan berat rata-rata 100 gram menghasilkan 86 kalori = 40 gram roti.

Kandungan vitamin c-nya yang tinggi pada kentang segar dapat menjadi alternatif sumber vitamin c untuk mereka yang tidak banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran. Jika disimpan terlalu lama, kandungan vitamin c-nya akan banyak berkurang. Kadar vitamin C terbanyak pada kentang terletak di bagian kulitnya. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *