Cica-kopi melayu (Pomatorhinus montanus) merupakan burung endemik di Indonesia. Cucak kopi memang tidak sepopuler dengan jenis burung cucak lainnya. Persebarannya hanya berada di sekitaran Pulau Bangka, Kalimantan, Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.

Kicauan burung Cica-kopi Melayu mempunyai volume yang cukup besar dan tidak terlalu melengking. Suara yang dikeluarkannya sebenarnya bervariasi atau terdiri dari beberapa ragam kicauan. Hanya saja burung Cica-kopi Melayu lebih suka mengeluarkan satu atau dua jenis kicauan yang dibunyikan secara berulang-ulang.

Cica-kopi melayu di habita alaminya

Nada kicauannya terdengar seperti: “tur..du…du…wiittt..wiittt” atau “puu….puu…riuuww” atau “piow… pu… pu”. Mungkin kicauannya yang sering dianggap monoton tetapi bila dilatih dengan serius dapat memperkaya warna kicauannya agar mampu membunyikan lebih dari satu suara.

Baca juga : Yuhina Kalimantan, Burung Berkicau Endemik Pulau Kalimantan yang Mirip Cucak Jenggot

Namun cucak kopi melayu juga memiliki kelebihan yakni suara siulannya, sehingga sering digunakan untuk suara masteran. Meski monoton, tetapi jika burung cucak kopi melayu dilatih bisa berkicau dengan kicauan yang bervariasi dari tekanan lagunya.

Cica-kopi melayu di depan sarangnya

Suaranya bisa dibilang mirip-mirip burung dari jenis poksai. Mungkin karena kemiripan suaranya itulah, cica-kopi melayu di alam liar sering terlihat bersama-sama dengan burung dari jenis poksai. Cica-kopi melayu terdiri atas empat subspesies (ras).

Sebagian di antaranya memiliki habitat di luar Sumatera. Keempat ras itu adalah Pomatorhinus montanus occidentalis, yang tersebar di Semenanjung Malaysia dan Sumatera, Pomatorhinus montanus bornensis, yang tersebar di Kalimantan dan Kepulauan Bangka.

Pomatorhinus montanus montanus, yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan Pomatorhinus montanus ottolanderi, yang tersebar di Jawa Timur dan Bali. Pomatorhinus montanus bornensis dan Pomatorhinus montanus occidentalis memiliki tubuh yang lebih kecil dan warnanya lebih terang dari ras lainnya.

Bahkan, sebagian ahli perburungan menemukan sejumlah bukti bahwa perilaku dan kemungkinan juga suara panggilan dari masing-masing ras ini berbeda secara signifikan. Burung cica-kopi melayu berukuran sedang (20 cm) sering ditemukan di daerah bersemak dan rerumputan di perbukitan lembab, juga hutan dataran rendah.

Pomatorhinus montanus occidentalis

Ada juga yang dijumpai di dalam pembukaan hutan sekunder dan hutan bambu rimbun, untuk mencari makanan berupa siput, laba-laba, serangga, biji-bijian, dan buah-buahan. Kebiasaannya hidup sendirian, berpasangan atau dalam kelompok kecil, sering berbaur dengan jenis lain. Mencari makanan didekat permukaan tanah.

Baca juga : Jinjing Batu, Burung Bersayap Hitam Pemakan Serangga Kerabat Burung Kapasan

Cica-kopi melayu biasanya berbaur dengan jenis lain, terutama burung Poksai kuda (rufous-fronted laughingthrush), dan tinggal di lapisan bawah dan tengah hutan. Hidup dalam kelompok ini memberikan keuntungan bagi burung ini dalam mencari makanan dan melindungi diri dari predator.

Pomatorhinus montanus bornensis

Mereka saling berinteraksi dalam kelompok, berbagi informasi tentang sumber makanan dan memberikan peringatan jika ada bahaya yang mendekat. Sehingga ada yang mengatakan, dimana ada cica-kopi, disitu pasti ada poksai kuda.

Tidak heran memang, karena kedua jenis burung ini sama-sama dari keluarga Timaliidae. Cica-kopi Melayu termasuk burung penetap, sehingga tidak akan terbang terlalu jauh dari habitatnya. Meskipun burung ini sering berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, namun perpindahannya tidak akan jauh.

Penampilannya Cica kopi Melayu cantik, dengan ekor panjang, alis putih mencolok, iris mata kuning , dan paruhnya panjang melengkung ke bawah. warna kuning atau warna tanduk. Dagu, tengorokan, dada dan perut atas putih, mahkota berwarna hitam keabuan, punggung coklat berangan, sayap dan ekor berwarna coklat.

Sisi lambung dan penutup ekor bawah merah karat dan kaki abu-abu. Soal suara, burung ini juga bisa dijadikan alternatif sebagai burung kicauan di rumah. Suaranya keras. Habitat burung ini adalah hutan dataran rendah, perbukitan, tersebar sampai ketinggian 1.200 m dpl (Jawa di atas 1.200 m).

Pomatorhinus montanus montanus

Burung cica kopi Melayu biasa mencari makan diatas atau dekat permukaan tanah, merupakan jenis burung pemakan buah-buahan, kumbang, laba-laba, belalang, ulat kupu, tempayak, dan tonggere, Jadi burung ini termasuk spesies omnivora.

Baca juga : Samyong, Burung Kecil Bersuara Lantang Endemik Nusa Tenggara yang Susah Dipelihara

Pada saat musim berbiak tiba yang terjadi hampir setiap bulan sepanjang tahun biasanya burung Cica-kopi Melayu membangun sarangnya di atas pohon. Biasanya memanfaatkan rumput kering, ranting, dan lumut sebagai bahan baku utamanya.

Pomatorhinus montanus ottolanderi

Telurnya berwarna putih dan berjumlah 3 – 5 butir setiap kali bertelur. Sarangnya berbentuk bola besar terbuat dari rumput, daun pakis, ranting, berhiaskan lumut, pada pohon atau semak. Sebagai burung endemik yang daerah persebarannya terbatas biasanya sewaktu terbang tidak akan pergi terlalu jauh dan akan kembali lagi ke sarangnya saat sore tiba. (Ramlee)

By Ramlee

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *