Domba (Ovis aries) merupakan mamalia ruminansia yang dijinakkan dan dipelihara sebagai hewan ternak. Domba berambut tebal dapat dijadikan sebagai hewan ternak. Domba yang diternak biasanya dipelihara untuk dimanfaatkan daging, susu, kulit, dan wolnya.

Meskipun istilah domba dapat diterapkan pada spesies lain dalam genus Ovis, dalam penggunaan sehari-hari istilah ini hampir selalu mengacu pada domba peliharaan. Seperti semua ruminansia, domba adalah anggota ordo Artiodaktil, hewan berkuku genap.
Domba dan kambing berkerabat dekat karena keduanya termasuk kedalam subfamili Caprinae. Namun, domba dan kambing adalah spesies yang terpisah, sehingga hibrida (perkawinan silang diantara keduanya) jarang terjadi dan selalu tidak subur.

Persilangan antara domba betina dan pejantan (kambing jantan) disebut hibrida domba-kambing, yang dikenal sebagai kamba (kambing-domba). Perbedaan visual antara domba dan kambing antara lain janggut kambing dan bibir atas domba yang terbelah.
Baca juga : Domba Garut, Sumber Daya Genetik Ternak Unggul Asli Indonesia yang Telah Diakui Dunia
Ekor domba juga menggantung ke bawah, meskipun pendek atau merapat, sedangkan ekor kambing yang pendek terangkat ke atas. Perbedaan jantan dari kedua spesies ini adalah kambing pejantan memperoleh bau yang unik dan kuat selama kebiasaannya, sedangkan domba jantan tidak.

Domba kemungkinan besar adalah keturunan mouflon liar di Eropa dan Asia, dengan Iran sebagai pusat domestikasi secara geografis. Mouflon merupakan domba liar yang berasal dari wilayah kaspia.
Satwa mouflon liar ini tampak menonjol dengan tanduk besarnya yang akan terus tumbuh sepanjang hidupnya. Mouflon mempunyai bulu pendek dan berwarna cokelat kemerahan, terdapat garis gelap di sepanjang punggungnya.

Sementara itu, di bagian samping tubuhnya, warnanya jauh lebih terang. Baik mouflon jantan maupun yang betina sama-sama mempunyai tanduk. Tetapi tanduk mouflon betina ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan jantan.
Domba adalah salah satu hewan paling awal yang didomestikasi (domestikasi adalah proses mengubah hewan liar agar dapat hidup di lingkungan manusia) untuk tujuan pertanian dan kebutuhan manusia. Domba dipelihara dengan tujuan untuk diambil bulunya, dagingnya, dan susunya.

Wol domba merupakan serat hewani yang paling banyak digunakan, dan biasanya dipanen dengan cara dicukur. Kini, domba selain diambil wolnya juga untuk diambil dagingnya dan beberapa kebutuhan lainnya.
Baca juga : Kambing Gembrong, Plasma Nutfah Asli Indonesia yang Terancam Punah
Peternakan domba dipraktikkan di sebagian besar dunia, dan merupakan hal mendasar bagi banyak peradaban. Di era modern, Australia, Selandia Baru, negara-negara Amerika Selatan bagian selatan dan tengah, serta Kepulauan Inggris paling erat kaitannya dengan produksi domba.

Terdapat dua jenis domba yang biasa diternakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu domba lokal dan domba hasil persilangan. Domba lokal merupakan domba khas Indonesia yang banyak dipelihara sebagai hewan ternak oleh masyarakat Indonesia.
Karakteristik dari domba lokal, yaitu memiliki postur tubuh kecil, lambat dewasa, berambut kasar, dan hasil dagingnya relatif sedikit. Terdapat dua jenis domba lokal yang ada di Indonesia, yaitu domba lokal ekor tipis dan domba lokal ekor tebal.

Domba hasil persilangan di Indonesia ada tiga jenis, yaitu domba garut, domba merino, dan domba texel. Domba merino merupakan domba yang terkenal dengan kualitas wolnya yang bagus. Bobot tubuh dari domba merino jantan dapat mencapai 70 kilogram, sedangkan bobot betinanya mencapai 40 kilogram.
Domba garut merupakan domba hasil persilangan antara domba lokal dengan domba merino. Persilangan ini menghasilkan domba dengan postur tubuh gagah dan tanduk besar yang melengkung ke bawah. Domba garut biasanya diternakkan untuk dijadikan domba aduan.

Domba texel berasal dari belanda yang kini banyak diternakan di daerah Wonosobo, Jawa Tengah. Domba texel memiliki rambut yang tebal keriting dan berwarna putih, telinga mengarah ke samping , warna hidung dan kuku hitam.
Baca juga : Kambing Etawa Mempunyai Prospek yang Sangat Menjanjikan
Domba adalah hewan herbivora. Domba lebih suka merumput di rumput dan tanaman yang mempunyai serat pendek lainnya. Domba menghindari bagian tanaman berkayu yang lebih tinggi yang biasanya lebih mudah dikonsumsi oleh kambing.

Domba menggunakan bibir dan lidahnya untuk memilih bagian tanaman yang lebih mudah dicerna atau bergizi tinggi. Domba merumput dengan baik di padang rumput monokultur di mana sebagian besar kambing akan mengalami gizi buruk jika mengkomsumsi rumput. Domba mengikuti pola aktivitas diurnal, makan dari fajar hingga senja, berhenti secara sporadis untuk beristirahat dan mengunyah makanannya.
Domba adalah hewan kawanan dan sangat suka hidup berkelompok. Hirarki dominasi domba dan kecenderungan alaminya untuk mengikuti pemimpinnya ke padang rumput baru merupakan faktor penting dalam menjadikan domba sebagai salah satu spesies ternak pertama yang didomestikasi. (Ramlee)