Euphorbia (Euphorbia milii E.) merupakan salah satu tanaman hias yang kerap dijumpai sebagai dekorasi di halaman rumah. Tanaman satu ini juga sering disebut sebagai tanaman mahkota berduri. Tanaman hias ini mudah dikenali karena memiliki bunga dengan warna yang cantik, namun batangnya dipenuhi duri.
Nama euphorbia diambil dari salah seorang dokter kerajaan Juba Mauritania di Afrika Utara yang bernama Euphorbus. Dokter Euphorbus lah yang memindahkan bunga ini dari gurun pasir menjadi bunga penghias yang cantik di kerajaannya.
Tanaman euphorbia hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran, banyak yang memiliki daun mirip seperti kaktus dan guratan warna-warni merah, putih, dan masih banyak lagi. Hampir semua spesies euphorbia adalah sukulen, dan spesies yang bukan sukulen digambarkan sebagai semak berkayu atau tanaman herba.
Ciri khas euphorbia adalah batangnya yang diselimuti duri. Ada yang berduri tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok. Bagi orang Thailand, duri-duri itu “dianggap” mampu mengusir roh-roh jahat, di beberapa daerah euphorbia dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Selain itu batang euphorbia juga bergetah.
Baca juga : Sukulen, Tanaman Penghias Ruangan juga Bermanfaat untuk Kesehatan
Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap) lengket dari batangnya, yang diketahui bisa menyebabkan iritasi pada manusia, anjing, dan kucing. Meskipun ada jenis tanaman ini yang bisa mengiritasi namun euphorbia dikenal karena bentuknya yang beragam, dari yang berduri seperti kaktus hingga yang berbentuk semak kecil.
Euphorbia yang tumbuh sehat ditandai dengan daunnya yang agak tebal, dengan permukaan halus, dan tulang daun yang menonjol. Bentuk daun ada yang berujung lancip, oval, ada juga yang membulat, dan ada pula yang berbentuk hati dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar.
Bunganya kecil berwarna kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi. Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif.
Beberapa kultivar dari euphorbia memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman euphorbia yang sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak sempurna.
Bunga euphorbia yang sempurna selalu berkelipatan 8. Euphorbia dikenal juga sebagai bunga delapan dewa. Sementara itu perakaran euphorbia merupakan akar serabut dangkal yang tumbuh menyebar. Di Indonesia, Euphorbia menjadi populer karena daya tarik bunganya yang unik serta ketahanannya terhadap cuaca tropis.
Tanaman euphorbia berasal dari daerah Madagaskar yang beriklim tropis. Selanjutnya menyebar ke Asia dan Afrika. Dulu, tanaman asal Madagaskar ini bunganya kecil-kecil dan warnanya terbatas. Kemudian dilakukan rekayasa genetika oleh para ahli tanaman di Thailand.
Baca juga : Kastuba, Tanaman Hias Berkhasiat Obat
Barulah dihasilkan beberapa Euphorbia hibrida dengan bunga yang lebih besar dan warna yang beragam, bahkan bergradasi. Dari Euphorbia red dragon yang bunganya merah seperti kulit naga dan kesegaran bunga bertahan 2 – 3 bulan, sampai Euphorbia red pearl dengan bunga merah menyala.
Sebagian dari jenis euphorbia tumbuh menyemak, tetapi ada juga jenis-jenis yang tumbuh tinggi dan besar. Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh membesar akan mengeras. Bentuk batangnya ada yang bulat, ada pula yang bersudut.
Euphorbia juga ada yang berupa species, ada juga yang varietas (biasa disebut jenis hibrida atau hasil persilangan). Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga euphorbia juga adalah jenis tanaman yang peka terhadap cahaya pada malam hari. Adanya cahaya malam hari menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat atau memacu tumbuhnya tunas samping.
Euphorbia dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4 – 40 °Celsius. Di habitat aslinya, tanaman ini tumbuh di lahan terbuka dengan paparan sinar matahari penuh, setidaknya 6 hingga 8 jam setiap hari. Dan cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaungi. Namun, tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan.
Meskipun toleran terhadap kondisi ternaung, tetapi pertumbuhan euphorbia akan lebih optimal bila ditanam di lahan terbuka. Kondisi ternaung akan memengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas.
Euphorbia sangat sensitif terhadap tanah yang basah, jadi menanamnya di lokasi yang memiliki drainase yang baik adalah suatu keharusan. Biasanya, campuran berpasir dengan pH netral adalah pilihan yang tepat. Tanaman euphorbia umumnya hanya membutuhkan penyiraman yang konsisten ketika sedang aktif tumbuh.
Baca juga : Tanaman Putri Malu, si Cantik Berduri yang Kaya Manfaat
Euphorbia merupakan tanaman yang sangat adaptif. Bahkan di dataran tinggi sekalipun bunga ini dapat tumbuh dengan baik.Di dataran rendah pertumbuhannya akan lebih cepat. Dengan kondisi udara yang hangat serta sinar matahari yang cukup, akan membuat tanaman ini berbunga dengan cepat.
Namun, bila kondisi lingkungan tidak bersih atau banyak polusi, euphorbia akan malas bahkan tidak akan mau berbunga. Tanaman mahkota duri ini cukup mudah beradaptasi terhadap berbagai suhu. Kebutuhan kelembapan bervariasi dari satu spesies ke spesies lain.
Kelembapan udara yang terlalu tinggi akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman, sehingga tanaman peka terhadap serangan penyakit. Namun, euphorbia masih bisa ditanam di dataran tinggi asal pencahayaannya cukup dan curah hujan rendah.
Perbanyakan Euphorbia dapat ditempuh dengan vegetatif maupun generatif. Perkembangbiakan dengan jalan vegetatif relatif mudah. Anda hanya perlu memotong batang Euphorbia untuk dijadikan stek batang. Tidak hanya itu, perkembangbiakan Euphorbia secara vegetatif dapat dilakukan dengan sambung batang.
Perbanyakan dengan cara ini mampu menghasilkan Euphorbia lebih cepat berbunga dan tak berbeda dengan induknya. Sedangkan perkembangbiakan generatif dapat dilakukan dengan biji. Sayangnya, perkembangbiakan generatif lama dan memiliki tingkat keberhasilan rendah. Oleh karena itu, biasanya dilakukan perkembangbiakan dengan vegetatif. (Ramlee)