Kelubi (Eleiodoxa conferta) merupakan salah satu tanaman buah yang termasuk ke dalam family Arecaceae. Kelubi hidup liar di hutan serta rawa-rawa. Buah ini mirip dengan salak. Tumbuhan kelubi tersebar di Lampung, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur.
Tanaman kelubi menyerupai tanaman nipah dengan ketinggian maksimal hingga 5 meter. Daun pelepah keluar dari batang perdu dan mempunyai daun berwarna hijau yang lurus dengan susunan saling berhadapan sepanjang 1.5 meter dan lebar 3-5 cm.
Panjang pelepah daun sekitar 3-4 meter dan pelepah ini akan mati apabila ketika pelepah telah mengeluarkan bunga dan buah. Pelepah daun ditutupi oleh duri dengan panjang antara 5-7 cm. Akar tanaman ini berupa akar serabut, dan antar batang tanaman ini tumbuh rapat.
Tanaman ini terdapat banyak di kawasan lembab hutan berpayau di tepi sungai atau rawa. Di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Indonesia (khususnya Sumatera), Thailand, dan Borneo di kawasan payau air tawar serta tumbuh dalam bentuk berkelompok.
Baca juga : Buah Merah, Tumbuhan Endemik Papua yang Punya Khasiat Luar Biasa
Buah kelubi disebut juga dengan asam paya, asam kelubi atau salak hutan. Pohon dan buahnya memang sekilas mirip sekali dengan salak tetapi kelubi berbeda dengan salak. Meskipun mirip dengan salak, buah kelubi lebih kecil daripada buah salak.
Diameter buah kelubi 3-5 cm dengan satu tandan besar berisi 300 sampai 400 buah. Tandan besar tersusun dari tandan-tandan kecil yang berisi sekitar 25 sampai 40 buah. Kulitnya bersisik seperti salak dan berwarna kuning gading saat masih muda dan berubah cokelat saat matang.
Tekstur kulit buah kelubi keras dan lebih tebal dari pada salak. Kulit kelubi bersisik dengan warna kuning gading dan berubah cokelat saat sudah matang. Buah asam kelubi memiliki rasa yang sangat asam dan menyegarkan. Biasanya, buah ini dikonsumsi saat masih mentah dan memiliki daging buah yang lembut, berbeda dengan salak yang rasanya manis.
Buah salak memiliki tekstur yang unik dengan kulit yang kasar dan berduri, sementara daging buahnya renyah dan sering digambarkan sebagai kombinasi antara apel dan pir. Salak memiliki bentuk yang lebih oval atau bulat dengan kulit berwarna cokelat atau kecokelatan yang dilapisi sisik-sisik yang khas.
Kandungan nutrisi juga sedikit berbeda antara asam kelubi dan salak. Asam kelubi mengandung vitamin C, serat, dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sementara itu, salak mengandung vitamin C, serat, zat besi, dan kalium.
Saking miripnya dengan salak, kelubi sempat masuk genus Salacca, kemudian direvisi ke genus Eleiodoxa karena mempunyai bunga yang berbeda dengan salak. Dalam pertumbuhannya, pohon kelubi memiliki cara pertumbuhan yang cukup unik.
Baca juga : Lahung, Durian Eksotis Endemik Kalimantan yang Terancam Punah
Yaitu, setelah buah kelubi dipetik, maka pohon kelubi harus ditebang. Tujuannya agar pohon kelubi bisa tumbuh (tumbuh tunas baru) yang kemudian dapat berbuah lagi. Hal ini terjadi dikarenakan apabila tanaman kelubi tidak ditebang, maka tunas pohon kelubi tidak akan tumbuh lagi.
Tanaman ini seluruh bagiannya dapat digunakan. Kambiumnya dapat dimakan, buahnya juga dapat juga dimakan meskipun rasanya masam dan buah yang digunakan sebagai pengganti asam atau dibuat manisan, daunnya dapat dijadikan atap rumah.
Buah kelubi memiliki manfaat kesehatan yang beragam. Buah ini kaya akan vitamin C, yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melindungi dari penyakit dan infeksi, serta mempercepat penyembuhan luka.
Selain itu, buah kelubi juga mengandung serat yang tinggi, yang dapat membantu menjaga pencernaan yang sehat, mengurangi risiko sembelit, dan mempertahankan berat badan yang seimbang. Buah kelubi juga mempunyai kandungan antioksidan.
Antioksidan adalah zat yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan dapat membantu melawan radikal bebas yang berpotensi merusak. Selain manfaat tersebut, beberapa penelitian juga mengindikasikan bahwa buah kelubi memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi.
Olahan kelubi memiliki variasi yang menarik di berbagai daerah. Di Malaysia, buah kelubi sering digunakan dalam hidangan seperti rujak, yaitu salad buah-buahan dengan campuran saus asam yang segar. Selain itu, buah kelubi juga digunakan dalam minuman tradisional seperti air buah kelubi, yang merupakan minuman asam yang menyegarkan.
Baca juga : Sali, Buah Langka dengan Segudang Manfaat
Di Indonesia, terutama di daerah Sumatera dan Kalimantan, kelubi digunakan dalam masakan khas seperti sayur asam kelubi. Sayur asam kelubi adalah sup pedas dengan campuran berbagai bahan seperti ikan, sayuran, dan rempah-rempah, dengan tambahan rasa asam yang khas dari buah kelubi.
Belum ada upaya serius dari masyarakat setempat atau pihak lain untuk mengelola buah ini sebagai salah satu potensi ekonomi lokal. Masyarakat sekitar sebenarnya dapat mengolah kembali buah kelubi ini, tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga sebagai potensi ekonomi yang dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan perekonomian daerah. (Ramlee)