Ikan louhan merupakan ikan hias yang populer karena keindahan dan sifatnya yang unik. Ikan ini memiliki ciri-ciri khas, seperti kepala besar, bibir menonjol, warna-warna cerah dan bervariasi di seluruh tubuhnya. Juga terdapat bintik-bintik hitam atau putih yang teratur di atas tubuhnya.
Ikan louhan juga dipercaya sebagai salah satu ikan hias yang dapat membawa keberuntungan bagi sang pemilik. Berdasarkan namanya, ikan louhan memang memiliki arti dewa pelindung. Sebagian masyarakat Taiwan mempercayai bahwa penjolan yang ada pada dahi ikan louhan dapat membawa keberuntungan bagi yang memeliharanya.
Meski perawatannya tidak terlalu susah, namun ikan yang termasuk ke dalam keluarga cichlidae ini bisa menjadi sangat agresif jika digabung dengan ikan lainnya. Sebenarnya, keunikan ikan louhan tidak hanya terletak di bentuk jenong dahinya saja.
Melainkan ada pula hal lain yang sangat menarik perhatian bagi para pecinta ikan hias, terutama yang mengenal jenis ikan louhan. Salah satunya adalah corak warna sisiknya dan kemudahan dalam mengembangbiakkan jenis ikan hias mahal tersebut.
Baca juga : Louhan, Ikan Unik yang Dipercaya Pembawa Keberuntungan
Dari sisi warna sisiknya, ada beberapa jenis ikan louhan yang menarik dan cenderung bisa berubah-ubah dan muncul corak yang baru seiring dengan perkembangan ikan hias tersebut. Jika memelihara ikan louhan dari kecil, maka bisa diamati perubahan warna sisiknya yang semakin bagus dan menarik.
Ikan louhan tidak tercipta secara alami, melainkan menjadi spesies buatan. Ikan louhan berasal dari Thailand, Malaysia, dan Taiwan pada awal tahun 1990an yang diketahui berasal dari perkembangbiakan berbagai varietas keluarga cichlid.
Melansir True Aquarium, jenis keluarga cichlid yang pertama kali dilakukan kawin silang untuk menghasilkan ikan louhan berasal dari keturunan Blood Parrot, Red Devil, dan Tri Mac Cichlid. Bahkan, sebelumnya ikan louhan dapat dikatakan sebagai produk buangan dari peternak yang tidak menginginkannya.
Rasanya tidak ada yang tidak kenal dengan ikan louhan. Bisnis ikan louhan sempat populer pada awal 2000-an. Saat itu, ikan hias air tawar unik ini dibandrol dengan harga yang cukup fantastis. Namun popularitas ikan louhan hanya berlangsung sekitar dua tahun saja sebelum akhirnya semakin tenggelam.
Kondisi tersebut membuat para pecinta ikan louhan membentuk Perhimpunan Pecinta Louhan Indonesia (P2LI) pada tahun 2004. P2LI pun berupaya untuk mengembalikan masa kejayaan ikan louhan dengan rutin menggelar kontes sejak tahun 2014.
Upaya P2LI untuk kembali menggalakkan animo masyarakat akan ikan louhan perlahan menuai hasil. Hingga akhirnya ikan louhan kembali bangkit pada tahun 2018 dengan ditandai keikutsertaan ratusan kontestan dari berbagai jenis dalam kompetisi yang diadakan di Season City Jakarta. Yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Baca juga : Dwarf Cichlid, Jenis Ikan Hias Air Tawar Mungil yang Mempesona
Kontes ikan hias louhan merupakan salah satu media promosi dan publikasi yang efektif untuk meningkatkan peminat ikan louhan. Kontes yang digelar secara periodik bisa menjadi ruang menjalin tali silaturahmi, menambah wawasan tentang ikan hias louhan, memperluas jaringan pasar, serta meningkatkan kualitas ikan louhan di pasar.
Penghobi ikan louhan juga harus tahu seputar penilaian juri pada kontes ikan louhan. Agar bisa mempersiapkan ikan louhan kesayangan jauh-jauh hari sebelum mengikutkannya kontes. Dengan begitu, saat kontes, ikan louhan itu bisa tampil dengan prima dan siap bersaing dengan louhan unggul lainnya.
Berdasarkan standart penilaian dari P2LI, secara umum ada 7 poin yang jadi penilaian juri dalam memilih louhan juara. Di antaranya kepala, muka, bentuk badan, marking, mutiara (corak), marking, warna, dan overall impression (kesan keseluruhan).
Untuk persentase dari masing-masing poin penilaian bergantung pada kategori atau kelas yang diikuti. Misalnya, kategori atau kelas bonsai, persentase penilaian paling besar ada pada bentuk badan. Bentuk badan harus seperti bentuk koin sempurna, bulat seperti koin.
Sedangkan untuk penilaian kepala dinilai dari bentuk dan ukuran. Bentuk kepala harus mendekati bentuk bola sempurna. Ukuran kepala, semakin besar semakin bagus. Akan tetapi, kepala yang besar juga harus diikuti dengan proporsi badan yang seimbang. Artinya kalau kepalanya besar sekali, badannya tidak boleh terlalu kecil.
Selanjutnya untuk penilaian warna meliputi kecerahan, komposisi warna, dan total warna dari ujung mulut hingga pangkal ekor. Yang paling tinggi nilainya adalah ikan lauhan yang memiliki gradasi warna. Misalnya, warna merah yang seolah mendekati warna oranye, atau kekuning-kuningan yang agak samar.
Baca juga : Ikan Lemon, si Kuning Galak dari Afrika yang Mudah Dipelihara
Kemudian untuk penilaian mutiara atau corak, dinilai dari kilau, sebaran, dan tipe corak itu sendiri. Untuk penilaian overall impression (kesan keseluruhan), meliputi first impresion yakni menarik perhatian pada pandangan pertama atau enak dilihat dan proposional. Lalu mental dan keaktifan ikan, yakni ikan yang tidak takut didekati, tidak terlalu agresif, atraktif, dan mempunyai gaya renang yang menawan. Juga kesehatan ikan ikut menentukan penilaian.
Untuk mengikuti kontes, bisa dimulailah dengan melakukan seleksi secara teliti terhadap ikan-ikan louhan yang akan diikutsertakan. Pilihlah ikan yang memiliki bentuk tubuh proporsional, warna yang cerah dan kontras, serta karakteristik yang menonjol. Perhatikan setiap detail, mulai dari bentuk sirip hingga pola warna pada tubuhnya, karena setiap aspek ini akan menjadi penentu dalam penilaian para juri.
Namun, persiapan yang matang tidak hanya terbatas pada pemilihan ikan yang tepat. Ikan louhan juga perlu dilatih untuk berpose dengan indah dan menampilkan gerakan yang menarik di hadapan para juri. Dengan perawatan yang baik dan konsisten, ikan akan memiliki daya tahan yang kuat dan penampilan prima saat memasuki ajang kontes. (Ramlee)