PPDSI Surakarta, kembali menggelar acara, pada Minggu 13 Oktober 2024. Gelaran Latbernil Bird Farm Solo Raya 5 dengan tajuk Nasa Bird Farm. Kegiataan dipusatkan di Lapangan Gawanan Colomadu – Karanganyar.
Lapangan milik komunitas perkutut yang dipilih kegiatan tersebut, sepertinya sudah akrab dengan para dekoe mania Solo Raya. Mereka tidak perlu lagi harus mencari dimana lokasi berada. Begitu juga dengan kegiatan tersebut, para dekoe mania sangat antusias dan tidak perlu lagi untuk diingatkan.
Agenda lomba kali ini membuka tiga kelas yakni kelas Pemula, Junior, dan Senior. Masing-masing kelas tersedia satu blok tiang kerekan. “Kali ini kita buka tiga kelas seperti yang sudah dipahami oleh peserta, yakni kelas Pemula, Junior, dan Senior,” jelas Jatmiko Ketua Panitia Pelaksana.
Nyaris seluruh tiang kerekan yang disediakan oleh panitia, dipenuhi oleh peserta. “Alhamdulillah semua kelas yang kami buka, nyaris penuh. H. Nur Ali Sasongko pemilik Nasa BF mensuport penuh Latbernil kali ini,” ungkap Jatmiko.
“Dengan bersemangat H. Nur Ali juga meminta panitia untuk membuatkan kaos buat seluruh panitia dan juri yang bertugas, biar semangat begitu kata beliau.” Selain itu Nasa BF juga menyediakan 7 ekor burung sebagai doorprize, 3 ekor burung untuk dilelang dan hasil lelang sepenuhnya diserahkan panitia.
Juga ada 1 pcs sepatu, 3 krodong Nasa BF, 3 kaos Nasa BF dan tidak lupa trophy kejuaraan sebanyak 3 set @10 untuk Pemula, Junior, dan Senior. Burung yang dikeluarkan dari kandang Nasa BF bukanlah burung sortiran seperti anggapan para penghobi selama ini.
Burung-burung tersebut berasal dari indukan-indukan Nasa BF sendiri. Yang jelas bukan asal ternak dengan indukan tidak jelas trah maupun prestasinya. “Biar hobi derkuku disini tetap bahkan lebih semarak lagi. Sekaligus berharap penghobinya pendatang baru juga ikut meramaikan,” tutur H. Nur Ali.
Senada dengan harapan Nasa BF, Agung Cahyanto selaku Ketua PPDSI Surakarta menuturkan jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh PPDSI Surakarta. “Kami upayakan untuk mengadakan acara setiap bulan dengan tujuan untuk memberikan semangat kepada dekoe mania Solo Raya agar bisa terus menekuni hobi,” ujar Agung.
“Dengan kegiatan ini kami berharap hobi derkuku di Solo Raya bisa tetap eksis,” jelas pemilik Sadewa BF ini. Lebih lanjut disampaikan bahwa even ini memang masih jauh dari harapan, tetapi melihat perkembangannya setiap event sebenarnya sudah sangat bagus.
Hanya saja keinginan untuk bisa menjadikan hobi derkuku sebagai pilihan oleh masyarakat setempat terasa masih belum maksimal. Masih banyak yang harus dibenahi, yang nantinya dapat mengajak para penghobi burung, untuk turut serta larut dalam setiap kegiatan yang ada.
Berbagai cara sudah ditempuh dan dilakukan oleh Agung dan para pengurus agar derkuku benar-benar bisa lebih baik dan berkembang. Salah satu jalan yang diambil adalah dengan rutin menggelar kegiatan Latbernil Bird Farm Solo Raya. Meski target peserta yang diinginkan belum menyentuh angka yang diharapkan. Namun setidaknya usaha terus dilakukan.
“Hari ini kami mengadakan kegiatan seperti biasanya, yakni Latbernil Bird Farm Solo Raya,” tegas Agung. “Ini merupakan agenda ke-5 yang kali ini bertajuk Nasa BF, disela-sela padatnya jadwal kegiatan PPDSI Surakarta di bulan Oktober ini.”
“Karena nantinya, kita juga akan menggelar Liga Derkuku Indonesia Bengawan Solo Cup pada 20 Oktober 2024 nanti. Jadi gelaran ini dimasudkan juga agar mereka bisa kumpul sekalian melatih burung derkuku miliknya, sehingga tidak perlu jauh-jauh keluar daerah.”
Setidaknya dengan kegiatan tersebut, dekoe mania yang berada di sekitar Solo bisa dengan leluasa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengetes, menguji, dan melakukan langkah demi memaksimalkan performa sang orbitan. Biar bisa berprestasi di event-event yang ada.
Cuaca cerah dan cenderung panas, mengawal acara dari awal hingga akhir. Empat babak penjurian yang diberikan kepada juri untuk melakukan penilaian secara langsung berjalan tanpa kendala. Namun sebelumnya ada kejadian yang membuat para dekoe mania yang ada di lokasi sempat was-was.
Berawal dari keisengan Andang LC salah seorang peserta. Andang meminjam mic panitia dan mengumumkan sesuatu yang sempat membuat terkejut semua yang hadir. “Perhatian-perhatian untuk sangkar dengan nomor gantangan 125, mohon krodongnnya segera diturunkan bila tidak diturunkan akan didiskualifikasi.”
Sontak pemilik sangkar yang dimaksud segera menurunkan sangkarnya dan ternyata milik Budi Anugrah. Yang terjadi kemudian burung yang biasanya gacor cuman mbekur-mbekur saja dan bekerja kurang maksimal.
Kontan ada yang nyeletuk “Lah itu krodong ada jimatnya, krodongnya dilepas yo wis bar. Kan jimate ada di krodong.” Ternyata maksud dari Andang LC tersebut sebenarnya hanya bermaksud untuk ngeprank saja. “Tadi Cuma ngeprank tapi kok bener ya,” kata Andang sambil tersenyum cekikikan.
Penentuan posisi kejuaraan pun segera diumumkan, seusai babak keempat berakhir. Untuk podium pertama di kelas Senior berhasil menjadi milik Bimo amunisi Sunaryanto, produk JNG 201 yang dikerek pada tiang kerekan nomor 33.
Disusul kemudian Wayang di tempat kedua andalan King Kevin, ring Wayang 063 pada nomor kerekan 46, setelah meraih bendera lima warna empat kali. Sejatinya perolehan nilai Wayang sama dengan Bimo, namun berdasarkan hasil rekap Bimo unggul di gaya irama. Tempat ketiga dimenangkan Kuda Hitam orbitan Wagiman, produk ternak GSM 823 yang dikerek pada nomor 44.
Di kelas Junior pertarungan berlangsung ketat, penentuan juara hingga babak terakhir melibatkan 3 burung. Dan podium pertama berhasil diraih Sumilir amunisi Sunaryanto, ring Arya 455 yang dikerek pada nomor 21 dengan raihan bendera empat warna pada babak pertama dan kedua lalu sisanya meraih bendera lima warna.
Dilanjutkan kemudian di urutan kedua ada Sekar Taji besutan H. Nur Ali bergelang TKL 2508, pada kerekan nomor 22. Dan ditempat ketiga dimenangkan Setyoko ring Arya 88 orbitan Sunaryanto yang menempati nomor kerekan 19.
Untuk kelas Pemula, juara pertama berhasil menjadi milik Pasukan Elite, amunisi Andang ring PN 713, di tiang nomor 104. Tempat kedua direbut Adinda andalan Jatmiko ring Dinda 17 yang di tiang nomor 66. Melengkapi tiga besar ada Strom ring PSG 577 milik Agus Sukoharjo di tiang 56.
“Andai burung saya mau bunyi di babak akhir, mungkin ceritanya akan lain dan saya bisa meraih podium pertama. Namun itulah seni berlomba, kadang mau bunyi dan tidak jarang enggan tampil,” jelas Jatmiko. “Sebenarnya targetnya juara nich, tapi ya itu tadi ternyata belum rejeki karena di babak keempat kehabisan waktu buat naik empat warna.”
Di akhir acara panitia memberikan piagam penghargaan berpigora warna emas sehingga tampak elegan kepada H. Nur Ali Sasongko atas kontribusi besarnya terhadap gelaran Latbernil PPDSI Surakarta kali ini. Panitia juga mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan kerjasama peserta.
Sehingga acara bisa berjalan sesuai harapan dan rencana. Permintaan maaf juga disampaikan jika selama acara berlangsung dari awal hingga akhir, ada hal-hal yang kurang berkenan. “Ketemu lagi di latbernil-latbernil berikutnya,” tutup Jatmiko. (Ramlee/Jat)